🍁 59. The Judgment

477 74 40
                                    

Pertengahan November, 1619.

Waktu terus berjalan begitu cepat. Seperti yang dijanjikan Selir Han kepada Ratu di satu minggu yang lalu. Ia akan menutupi semuanya dan hanya menjadikan Boah sebagai pelaku utamanya. Semua bukti yang dicari oleh Selir Han selama dua hari itu diserahkan kepada tim penyelidikan. Dan selama lebih dari sepekan ini, mereka meninjau ulang bukti-bukti yang dibawa oleh Selir Han.

Sebetulnya Selir Han merasa tidak enak hati. Menutupi kebenaran bukanlah sesuatu yang mudah. Ada beban moril dan tanggung jawab yang besar. Tapi setidaknya, dia sudah bisa melindungi orang-orang di sekitarnya. Jungeun telah dibebaskan sejak seminggu lalu dan keluarga Boah setidaknya aman asalkan dia dan orang-orang sekitarnya tetap menjaga rahasia ini.

Sementara hari ini,  setelah melalui berbagai proses yang cukup panjang akhirnya Raja mengeluarkan keputusan mengenai hukuman yang akan diberikannya kepada Kim Boah. Selir Han sendiri penasaran, hukuman macam apa yang akan diterima oleh Boah.

"Sukwon Mamaa.." Jungeun berteriak dari luar ruangannya sambil berlari dengan tergopoh-gopoh.

Dayang Bong yang baru saja selesai menata sarapan di meja kecil untuk Selir Han, mendelik tajam pada Jungeun yang baru saja sampai.

"Bisakah kau menjaga etikamu?" Dayang Bong berkata dengan nada rendah tapi menusuk.

"Mo.. Mohon maaf, Sukwon Mama. Tapi saya ingin mengabarkan sesuatu." Jungeun duduk di depan Selir Han, lalu menyerahkan sebuah kertas.

Selir Han menatap Jungeun dengan pandangan bertanya. "Ada apa, Jungeun?"

"Ini surat dari Kim Boah, Mama. Dia ingin menyampaikan sesuatu pada Anda, tapi tidak sempat."

Selir Han meraih lipatan kertas itu. Ketika ia hendak membukanya, Jungeun memberikan informasi lain.

"Dan juga.. Jeonha sudah memberikan keputusan terkait hukuman untuk Boah."

"Benarkah? Jeonha sudah mengumumkannya?" Dayang Bong bertanya penasaran.

"Ye Mamanim." Jungeun menatap Selir Han. "Kim Boah akan dieksekusi mati siang ini dengan hukuman gantung."

Selir Han menahan napas mendengar perkataan Jungeun. "Siang ini juga?"

"Ye Mama."

Dayang Bong hanya bisa terdiam. Ia menatap Selir Han dengan perasaan yang campur aduk. Dayang Bong juga bisa merasakan kesedihan dari Selir Han.

Selir Han sendiri memilih untuk tidak menjawab. Ia membuka kertas yang diberikan oleh Jungeun tadi. Tulisannya begitu rapi dengan aksara Cina kuno. Sekilas Selir Han bisa melihat bahwa Boah cukup pandai dalam menulis.

'Sukwon Mama..

Mohon maafkan saya yang menulis surat ini di detik-detik terakhir. Saya ingin menyampaikan banyak hal pada Anda, hanya saja waktu membatasi saya untuk berbicara secara langsung. Mohon izinkan saya untuk menyampaikannya dalam tulisan ini.

Saat pertama kali bertemu di gubuk itu, Anda pernah mengatakan bahwa saya mengenal Anda cukup baik. Sejujurnya saya ingin mengatakan kebenaran. Selama setahun Anda berada di Kantor Pakaian Kerajaan, tidak pernah seharipun saya mengabaikan Anda. Saya selalu memantau kegiatan Anda setiap waktunya. Saya juga tau Anda sering bertemu dengan Jeonha secara diam-diam. Mohon maafkan saya yang lancang seperti ini. Perintah dari Jungjeon Mama membuat saya tidak bisa menolak semua itu. Tapi Anda tidak perlu khawatir, tidak semua informasi terkait Anda saya laporkan kepadanya. Hanya beberapa hal umum saja, tidak dengan hal-hal yang bersifat pribadi.

Sukwon Mama, selama setahun saya memantau Anda, saya memahami satu hal. Anda adalah orang yang baik, cerdas dan tulus. Tidak heran jika Jeonha menaruh perhatian lebih pada Anda, karena Anda memang layak mendapatkan itu semua. Mohon maafkan saya yang baru menyampaikan ini. Tapi saya hanya ingin berpesan bahwa Anda harus berhati-hati, terutama pada Jungjeon Mama. Seperti yang pernah saya sampaikan bahwa beliau dan keluarganya sangat berbahaya. Sementara kini Anda adalah sasaran mereka.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang