🍁 44. All With You

769 94 78
                                    

Awal Juli, 1619.

Beberapa hari kemudian..

Harum kayu cendana begitu tercium di indra penciuman seorang Lim Yoona saat kedua matanya terbuka dengan pelan. Anggota tubuhnya yang lain masih cukup sulit untuk digerakkan. Tapi kelopak mata dan hidungnya bisa berfungsi dengan baik. Yoona mencoba menggerakkan sedikit kakinya dan ia bisa merasakan sakit di bagian tersebut.

Salah seorang perawat istana yang berada di ruangan itu mengalihkan tatapannya pada Yoona saat mendengar suara seseorang yang tengah meringis kesakitan. Perawat itu membulatkan matanya dan segera menghampiri Yoona.

"Agasshi.. Anda sudah bangun?" Perawat tersebut bertanya dengan nada terharu.

Yoona tak menjawab. Ia hanya menggerakkan kelopak matanya sebagai jawaban. Matanya sedikit menelusuri area sekitar. Entah dimana ia berada. Tapi tempatnya berbaring sangat asing. Itu adalah sebuah ruangan cukup besar yang dilengkapi dengan beberapa perabotan mewah. Dimana dia? Setaunya tempat terakhir yang dia ingat bukan disini. Justru ia berada di tempat kumuh yang kotor dan tidak terawat.

Perawat yang melihat gerak gerik serta kebingungan Yoona langsung tersenyum. "Agasshi.. Anda sudah berada di tempat aman. Tabib Yang memintaku menjaga dan merawat Anda atas perintah langsung dari Jeonha. Ini pertama kalinya Anda bangun setelah 3 hari tidak sadarkan diri, Agasshi. Syukurlah Anda bangun lebih cepat dari perkiraan."

Yoona membulatkan mata saat mendengar penjelasan itu. Ia ingin menanyakan lebih banyak, tapi tenggorokannya cukup kering dan sulit mengeluarkan suara. Raja mengetahui kondisinya? Bagaimana bisa?

Ingatan Yoona terputar pada kejadian lampau beberapa hari terakhir. Ketika dirinya disekap dan disiksa. Yoona kira hidupnya akan berakhir pada saat itu. Tapi ia tidak mengira akan berada di tempat ini dan masih bisa bernapas.

Mendengar Raja mengetahui kondisinya, Yoona jadi penasaran, dimana Raja Wonjong berada? Dan tempat seperti apa yang dia tempati sekarang?

***

Seorang perawat perempuan membantu Yoona untuk meminum tonik ginseng merahnya. Rasa pahit dan sedikit pedas menyentuh lidah saat tonik itu masuk ke rongga mulut. Sementara di samping perawat itu, Tabib Yang sedang memantau keduanya.

Saat mendengar Yoona telah sadar dari salah seorang perawatnya yang ditugaskan untuk menjaga dan merawat gadis itu, Tabib Yang langsung datang dan memeriksa kondisinya. Syukurlah keadaannya sudah lebih membaik. Lebam di beberapa bagian tubuhnya masih terlihat, tapi akan semakin membaik seiring berjalannya waktu, begitupun dengan daya tahan tubuhnya. Tonik ginseng merah ini akan membantu pemulihan Yoona lebih cepat.

"Jiyoon-ssi, selama beberapa waktu ke depan, perawat ini akan membantumu dalam proses pemulihan." Tabib Yang mengatakannya saat Yoona telah selesai meminum tonik ginseng yang diberikan oleh sang perawat.

Yoona hendak menjawab, tapi suara pintu yang tiba-tiba terbuka mengalihkan perhatian ketiganya. Di ambang pintu ruangan, Yeon sedang menatap Yoona dengan terengah-engah. Mungkin pria itu langsung berlari saat mendengar Yoona telah sadar.

Tabib Yang sedikit menghiraukan keberadaan Yeon, kemudian menatap Yoona. "Istirahatlah, agar kau semakin membaik."

Setelahnya Tabib Yang dan perawat itu pergi dari ruangan itu, meninggalkan Yoona dan Yeon berdua.

Yoona terperangah melihat ekspresi Yeon. Pria itu berjalan menghampirinya, tatapannya begitu dalam dengan napas yang tidak teratur.

"Yeon.." suara Yoona yang sedikit serak terdengar pelan.

Yeon tidak menjawab. Dengan cepat, pria itu memeluk Yoona dengan sangat erat. Rasa khawatir, takut, gelisah yang ia rasakan selama 2 minggu terakhir ini akhirnya sedikit menghilang saat melihat Yoona yang sadarkan diri. Yoona sendiri hanya terdiam saat Yeon melakukan itu padanya. Pikirannya masih belum bisa mencerna ini semua.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang