Pertengahan April, 1623.
Seketika suasana di aula Istana Utama menjadi hening. Mereka yang ada disana, terutama Bae Inbeom dan Ibu Suri cukup terkejut dengan kedatangan seseorang yang tiba-tiba. Mungkin sebagian tidak mengetahui siapa itu Hwa, tapi sebagian yang lain tentunya mengetahui sejarah kelam 30 tahun lalu.
Ibu Suri langsung menatap putranya dengan pandangan yang sulit diartikan. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin pengawal Raja Hwanjong datang bersama putranya sendiri?
“Sepertinya Anda cukup terkejut dengan kedatanganku, Daebi Mama.” Suara Hwa yang berat kembali terdengar di ruangan besar itu. Hal itu semakin meyakinkan Ibu Suri bahwa pria tersebut memang salah satu musuhnya di masa lalu.
Kemudian Hwa langsung menatap Bae Inbeom yang terdiam kaku. Tangan Bae Inbeom mengepal kuat dengan kuku jari yang memutih. Ia menahan diri agar tidak menyerang pria di hadapannya itu.
“Jeonha.. Sepertinya Anda sudah menentukan pilihan akan berpihak pada siapa.” Bae Inbeom berbicara dengan suara pelan namun intimidatif. Ia mendekati salah satu prajurit yang menangkap Ibu Suri dan menarik pedang milik prajurit itu.
Gerakan tiba-tiba dari Bae Inbeom membuat orang-orang di sekelilingnya bergerak waspada. Namun berbeda halnya dengan Hwa dan Raja Wonjong. Tatapan mereka tidak teralihkan sedikitpun. Justru mereka sudah bisa menebak seperti apa pergerakan dari Bae Inbeom.
“Jadi kau benar-benar kembali untuk membalaskan dendam Rajamu itu?” Bae Inbeom mendekati Hwa dengan langkah pelan. Pedangnya berayun di bagian kanan tangannya. “Benarkah seperti itu?”
Hwa tidak menjawab. Ia hanya menatap tajam ke arah pria keji itu.
Tidak lama setelahnya, tawa Bae Inbeom terdengar menggelegar di aula tersebut. Matanya memicing dengan sorot meremehkan. “Kenapa kau tidak datang sejak dulu? Kenapa kau datang setelah..” Bae Inbeom menatap Raja sekilas. “Setelah aku mengetahui putri Raja Hwanjong ternyata masih hidup.”
“Apa kau pikir bisa mengalahkanku jika aku datang lebih awal?” Hwa berujar dengan suara datar.
Bae Inbeom berdecih dengan ekspresi yang sama. “Pasti kau juga tau bahwa aku yang membunuh putri Raja Hwanjong 8 tahun lalu bukan?” Bae Inbeom menggelengkan kepala. “Aku tidak menyangka dia masih bernyawa dan menjalani kehidupan sebagai selir.”
Raja yang baru mengetahui fakta itu membulatkan mata. Ia baru tau bahwa Bae Inbeom pernah membunuh Selir Yoo beberapa tahun lalu. Itu artinya aksi pembunuhan tersebut dilakukan saat Raja Seonjo meninggal di tahun yang sama. Selama ini sangat sedikit informasi yang dia dapatnya tentang Selir Yoo. Hingga kini Hwa bahkan hanya membantunya untuk melumpuhkan Bae Inbeom, tapi tidak membiarkannya tau dimana keberadaan wanita itu setelah kejadian satu bulan lalu.
Raja hendak menghampiri Bae Inbeom dan mengacungkan pedang miliknya, tapi dilarang oleh Pengawal Heo. Pria itu menahan tangan sang Raja dan meminta Raja untuk tidak melakukan itu.
Bae Inbeom yang menyadari gerak gerik Raja seketika menatap pria itu. “Anda baru tau kalau saya pernah membunuh wanita kesayangan Anda itu?” Bae Inbeom tertawa pelan. “Asal Anda tau, tidak hanya sekali dua kali saya melakukannya. Berulang kali saya ingin melenyapkan wanita itu.”
“TUTUP MULUTMU BAE INBEOM!” Raja yang geram membentak pria paruh baya itu.
“Seharusnya dulu saya mendengarkan putriku untuk membunuhnya tanpa berpikir. Sehingga kejadian ini tidak pernah terjadi.”
Tersulut dengan perkataan Bae Inbeom yang semakin menjadi-jadi, akhirnya Hwa memilih untuk melayangkan pedang ke arah pria itu. Namun dengan gesit Bae Inbeom melakukan hal yang sama. Ia menangkis, menusuk dan mengacungkan ke arah yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓
Fanfiction[HISTORICAL-TRANSMIGRATION-MELODRAMA] Lim Yoona merupakan seorang fashion designer hanbok yang sedang naik daun di kalangan fashionista dan pecinta pakaian tradisional Korea. Ia telah mengeluarkan banyak karya yang menakjubkan, salah satunya busana...