🍁 30. On The Hill

699 92 60
                                    

Akhir Juli, 1618.

Cahaya matahari menyinari bumi dengan sangat terang hari ini. Meski waktu masih cukup pagi, tapi puncak musim panas membuat suhu lebih hangat. Pasokan udara segar juga tidak berkurang, khususnya di alam terbuka seperti ini.

Raja Wonjong telah bersiap-siap melakukan aktivitasnya di pagi nan cerah ini. Ia memakai cheollik khas kerajaan dengan geumbak bergambar naga di bagian dada dan punggungnya. Rambutnya yang diikat sangtu menggunakan ikat kepala dengan ukiran naga yang berukuran lebih kecil.

Raja berdiri di tengah lapangan yang cukup besar sambil memegang senapan laras panjang. Senapan itu telah diisi dengan peluru batang kayu yang didalamnya sudah ada bubuk mesiu dan alat penyala. Ia menempatkan senapan itu di bahu agar tetap stabil. Sebelum menembak, Raja memperhatikan papan target dengan hati-hati. Tiupan dan arah angin cukup mempengaruhinya ketika menembak karena itu dapat mendorong peluru ke arah yang berbeda dari perkiraan.

Setelah yakin dan mempertimbangkan tiupan angin serta jarak, Raja menarik pelatuk senapan tersebut dan...

DORRR!!!

Raja berhasil menembakkan peluru itu ke papan target yang sudah ditentukan.

"Jeonha, ini sudah ketiga kalinya Anda berhasil melepaskan tembakan, tepat pada sasarannya." Pengawal Heo, seorang Kepala Pengawal Raja yang usianya sebaya Kasim Choi mengambil senapan laras panjang yang sudah dipakai oleh Raja untuk memastikan tidak ada sisa-sisa panas atau api yang dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan.

"Pengawal Heo, berapa lama kita akan berburu?" Raja menatap pengawalnya itu.

"Sekitar 3 hari, Jeonha. Kita akan berburu di hutan di dekat lokasi ini."

Raja mengangguk sambil memperhitungkan waktu yang dikatakan oleh Pengawal Heo.

Tak lama dari itu, Kasim Choi muncul dan memberitahukan kedatangan seseorang. Jauh di belakang Kasim Choi ada seorang pria muda yang memakai pakaian serba hitam sedang menunggunya. Dia adalah Go Woojin, seorang pria yang pernah mengalahkannya saat bertarung di istana beberapa bulan lalu dan sempat menciptakan kekacauan di lapangan. Pria itu telah lulus ujian militer sebagai Pengawal Pengintai. Dan atas suatu kepentingan, ia merekrut pria muda itu sebagai salah satu orang kepercayaannya.

Pengawal Heo membungkukkan badan saat Raja pergi dari tengah lapangan dan menuju kediamannya yang tak jauh dari sana.

Saat ini, Raja Wonjong tidak berada di istana. Hampir sebulan terakhir ia melakukan kunjungan ke beberapa provinsi di Joseon. Urusannya itu sudah selesai dan ia sudah berada di Hanyang tapi belum memutuskan untuk kembali ke istana. Raja memilih untuk beristirahat di kediaman pribadinya di luar istana sebelum keesokan harinya akan melakukan aktivitas berburu dengan beberapa pejabat lain.

Woojin membungkukkan badannya dengan hormat saat Raja sudah berada di hadapannya. Raja membawa pria itu ke ruangan pribadinya. Raja duduk di sebuah kursi dengan meja berukuran standar, sementara Woojin berdiri dihadapannya dan Kasim Choi berada di sampingnya setelah pria itu menyajikan teh untuk Raja.

"Jadi bagaimana? Semua berjalan aman?" Raja membuka percakapan mereka.

"Semua masih aman dan terkendali, Jeonha."

Raja diam sejenak, lalu kembali menatap Woojin. "Bagaimana kabarnya?"

"Han Jiyoon-ssi baik-baik saja. Tidak ada sesuatu yang buruk terjadi padanya, Jeonha."

Raja merekrut Go Woojin sebagai pengawal yang diam-diam menjaga Jiyoon dari jauh. Bukan apa-apa. Kejadian satu bulan lalu, ketika ia melihat Jiyoon dimata-matai oleh seseorang yang tak dikenalnya membuat Raja sedikit khawatir. Ini terdengar aneh karena Jiyoon yang baru 3 minggu di istana saat itu, sudah ada orang yang memantau kegiatannya. Raja tau itu isyarat bahaya dan untuk mencegah hal-hal buruk, ia mempercayakan keamanan Jiyoon pada pria dihadapannya ini.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang