🍁 73. Confinement

348 59 28
                                    

Awal Agustus, 1621.

Sudah lebih dari 3 hari sejak Selir Yoo dituduh sebagai pengkhianat serta bukti-bukti yang ditemukan di kediaman pasangan Jung. Tapi belum ada keputusan apapun dari Raja. Hal itu membuat para pejabat geram, terutama pejabat di fraksi Noran.

Tak hanya mereka, istana juga dilanda keresahan. Pendukung Selir Yoo di fraksi Soran berbalik arah. Mereka enggan memberikan dukungan apapun lagi. Kini hanya tersisa Menteri Nam dan Jongdae yang masih setia mempercayainya.

Sementara itu, Raja tidak berbicara apapun. Ia menutup seluruh akses terkait petisi yang diberikan oleh para pejabat. Sebisa mungkin ia mengulur waktu sampai Yeon berhasil menemukan keberadaan ibu angkat Selir Yoo. Raja juga meminta pada Selir Yoo agar menahan diri meski banyak pihak yang menekannya.

Kasim Choi masuk ke ruangan kerja Raja diikuti Sekretaris Hong di belakangnya. "Jeonha.." keduanya membungkuk hormat.

Raja yang saat itu membelakangi mereka dan hanya menatap keluar jendela, berbalik ke belakang. Ia melihat raut wajah Kasim Choi dan Sekretaris Hong yang tampak tidak nyaman dan cemas.

"Jeonha.. Sepertinya kita tidak bisa hanya diam terus. Keresahan tidak hanya terjadi di istana, Jeonha." Kasim Choi menundukkan kepala dengan tangan saling meremas.

"Apa maksudmu?"

Sekretaris Hong berdehem. "Masyarakat luar sudah mengetahui bahwa Yoo Bin Mama dituduh sebagai pengkhianat. Mereka cemas dan tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan protes jika belum ada keputusan apapun dari Anda."

Raja menghembuskan napas resah. Ia menatap Kasim Choi dengan lekat. "Apakah sudah ada kabar dari Yeon ataupun Woojin?"

Kasim Choi menggelengkan kepala dengan lemah. "Mohon maaf, Jeonha."

Raja duduk di kursinya. Ia mengepalkan kedua tangannya di atas meja. "Pastikan Yoo Bin tidak keluar istananya dan tidak mendengar informasi ini."

Kasim Choi dan Sekretaris Hong saling menatap satu sama lain.

"Baik, Jeonha. Tapi.." Kasim Choi menjeda ucapannya dan menatap Raja dengan hati-hati. "Bagaimana cara menangani keresahan yang terjadi di masyarakat?"

Raja tampak berpikir sejenak. Ia menatap ke arah satu titik di hadapannya tanpa melihat ke arah Kasim Choi ataupun Sekretaris Hong. "Biarkan saja."

"Ye?" Kedua orang dihadapan Raja sedikit terkejut.

"Biarkan jika mereka memang ingin seperti itu. Pastikan saja bahwa tidak ada yang terluka atau saling menyakiti."

Kasim Choi dan Sekretaris Hong hanya bisa menghela napas dan mengangguk. "Baik, Jeonha."

Setelah keduanya keluar dari ruangan, Raja diam sejenak. Ia menutup matanya dengan pelan untuk menstabilkan pikiran dan perasaannya. Ia harap titik terang terkait ini semua segera ditemukan.

***

Suasana di sebuah ruangan tampak tidak nyaman satu sama lain. Atmosfer keresahan dan kecemasan begitu terasa di masing-masing orang. Mereka tidak ingin hanya diam saja dan berpangku tangan.

"Kita tidak bisa membiarkan ini begitu saja." salah satu diantara mereka, yang tak lain adalah Ratu membuka percakapan yang sedari hanya keheningan yang terasa.

Ibu Suri dan Penasihat Bae menatap Ratu. Mereka berpikir hal yang sama.

"Suasana di istana sudah tidak nyaman. Bukan tidak mungkin para pejabat akan memberontak, begitupun pegawai pemerintah dan pegawai istana lainnya." Penasihat Bae menambahkan, lalu menatap Ibu Suri. "Daebi Mama, jika Jeonha tidak segera mengambil sikap, kepercayaan pada Jeonha akan menurun. Dan stabilitas pemerintahan akan semakin goyah."

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang