🍁 43. The Arrest

654 89 29
                                    

Awal Juli, 1619.

Yeon berlari ke dalam Istana Hwawon saat mendengar Jiyoon telah ditemukan. Sebelumnya dia sempat datang ke sebuah gunung di barat daya, tapi saat sampai di sana dia mendapat informasi bahwa gudang di puncak gunung telah ditemukan dan para pelakunya juga dilumpuhkan. Termasuk seorang gadis yang disekap oleh mereka pun sudah diamankan. Karena itulah ia langsung berlari ke tempat ini mengikuti Woojin yang datang bersamanya.

Namun saat Yeon ingin masuk ke rumah utama di dalam area Istana Hwawon, dua orang penjaga mencegahnya untuk masuk.

"Kalian tidak bisa masuk sembarangan ke ruangan ini." salah satu penjaga berkata tegas.

"Aku hanya ingin melihat keadaan seorang gadis yang baru tiba beberapa waktu lalu." Yeon memaksa ingin masuk.

"Tidak bisa. Jeonha melarang siapapun untuk masuk ke ruangan."

Yeon mengernyitkan dahi. Raja melarang siapapun. Kenapa?

Yeon hendak berbicara lagi, tapi ditahan oleh Woojin. "Jangan memaksa masuk. Ini perintah seorang Raja." katanya menatap Yeon dengan tajam. Lalu memaksa pria itu untuk menjauhi tempat tersebut.

"Aku hanya ingin memastikan Jiyoon dalam keadaan baik-baik saja." Yeon memberikan penegasan.

Woojin menghela napas. "Tidak perlu memikirkan apapun. Jiyoon-ssi akan sangat baik-baik saja. Jeonha akan merawat gadis itu dengan baik."

Yeon terdiam. Dia sebenarnya ingin menanyakan lebih lanjut tentang ini. Dari beberapa hari lalu, ia penasaran akan hal ini. Sejak kapan? Bagaimana bisa? Pertanyaan-pertanyaan itu terus terngiang di kepalanya.

"Aku tau kau teman dekat Jiyoon-ssi dan kau khawatir padanya. Tapi percayalah, Jeonha akan melakukan apapun agar gadis itu selamat."

Penjelasan Woojin membuat Yeon mengernyitkan dahi. "Sudah berapa lama?"

Woojin berpikir sejenak. "Sejak Jiyoon-ssi masuk istana. Atau mungkin jauh sebelum itu."

Yeon tertegun. Sudah selama itu dan ia tidak pernah tau tentang ini sama sekali? Entah apa yang dirasakannya saat ini. Ia sangat menyayangi Jiyoon melebihi dirinya sendiri. Tak pernah terpikirkan sedikitpun untuk Yeon ingin meninggalkannya. Ia selalu ingin melindungi Jiyoon. Namun saat mendengar ternyata ada orang yang juga ingin melindungi Jiyoon melebihi dirinya, Yeon berpikir apakah mungkin dia masih menjadi orang pertama yang selalu dibutuhkan gadis itu?

***

Hening begitu terasa saat seorang tabib memeriksa kondisi tubuh Yoona yang terluka di beberapa bagian. Luka yang cukup parah dan tidak adanya asupan yang masuk, membuat gadis itu kehilangan semua energinya. Penyekapan dan penyiksaan itu meninggalkan luka dan trauma yang cukup dalam. Tapi syukurlah Yoona bisa melewati masa daruratnya malam tadi.

"Bagaimana Tabib Yang?" Raja yang semalaman ini tidak meninggalkan Yoona sedikitpun terus bertanya khawatir.

Melihat banyaknya luka pada tubuh gadis itu, Raja berjanji akan menghukum orang-orang yang bersalah dalam kasus ini sesuai hukum yang berlaku.

Tabib Yang melepaskan tangannya yang sedari tadi memeriksa lengan Yoona, lalu membungkuk hormat pada Raja. Tabib itu adalah tabib khusus Raja yang biasa menangani kesehatan sang Raja di istana. Itulah kenapa ia sempat cemas dan kaget saat dirinya dipanggil ke luar istana malam tadi. Tabib itu berpikir jika Raja yang terluka parah. Tapi ternyata seorang gadis lah yang berbaring tak sadarkan diri.

"Jeonha, ada banyak sekali luka dalam di tubuh gadis ini. Tapi syukurlah dia sudah bisa melewati masa-masa darurat. Kondisinya lebih membaik dibanding malam tadi." Tabib Yang menjelaskan dengan sebaik mungkin.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang