Awal Desember, 1617.
Seorang petugas lokal memberikan beberapa kertas pada Kasim Choi setelah dipaksa berkali-kali untuk menyerahkannya. Kasim Choi menyerahkan kertas tersebut kepada Raja Wonjong untuk diperiksa.
Hari ini Raja Wonjong dan Kasim Choi melakukan inspeksi rahasia yang telah direncanakan ke Kantor Kesejahteraan Sosial di Hanyang. Setelah berdiskusi dengan salah satu pejabat terpercaya terkait masalah ketidakmerataan pembagian dana dan pangan untuk rakyat Joseon, akhirnya Raja Wonjong memilih untuk melihat ke lapangan secara langsung.
Benar dugaan Raja, bahwa ada kecurangan dan penyelundupan bahan pangan selama kurun waktu 2 tahun ini. Instruksi dari para menteri pada bawahannya sudah benar, namun kecurangan ini dilakukan oleh pejabat regional. Pejabat ini biasanya bertanggung jawab untuk mengawasi keadaan wilayah atau melaporkan masalah kelaparan dan krisis pangan. Raja Wonjong menduga bisa saja ini terjadi bukan hanya di wilayah Hanyang.
"Periksa masalah ini di semua kantor wilayah di Joseon. Jangan sampai ada yang terlewat." perintah Raja Wonjong pada Kasim Choi. Mereka sudah keluar dari Kantor Kesejahteraan Sosial beberapa waktu lalu.
"Baik akan saya laksanakan. Lalu bagaimana dengan Pejabat Regional kantor ini?" tanya Kasim Choi.
"Serahkan pejabat itu ke Kantor Pengawasan beserta bukti-buktinya. Suruh orang kepercayaan kita untuk mengawasinya secara langsung."
"Baik Jeonha."
Mereka berjalan ke arah utara. Langit sudah gelap ketika mereka keluar dari Kantor Kesejahteraan Sosial tersebut. Ada banyak hal yang perlu dicari buktinya agar investigasi tidak berjalan dengan bias.
Kasim Choi mengarahkan Raja Wonjong untuk berjalan ke arah kiri, namun Raja memilih untuk berbelok ke arah kanan. Meskipun mereka hanya berdua dan hanya menggunakan pakaian seperti rakyat pada umumnya, tetapi beberapa pengawal mengawasi keduanya. Tak hanya Raja Wonjong dan Kasim Choi saja yang menyamar, tetapi orang yang mengawal Raja pun melakukan hal yang sama. Ini dilakukan agar identitas asli mereka tidak terbongkar oleh siapapun.
"Jeonha, arah kanan sepertinya banyak sekali orang yang berlalu lalang." Kasim Choi memperingatkan dengan halus.
"Tidak perlu khawatir, ini sudah malam. Lagipula aku dengar ada perayaan disini." Raja Wonjong menjawab santai.
"Jeonha, jangan bilang Anda ingin berkunjung ke pesta rakyat itu." Kasim Choi mendadak khawatir.
"Memangnya kenapa?"
"Disana sangat ramai. Tidak menutup kemungkinan ada beberapa pejabat yang mengenali Anda." Kasim Choi mengutarakan kecemasannya.
Raja Wonjong tidak menjawab keresahan Kasim Choi dan lebih memilih untuk melihat pesta rakyat itu. Kasim Choi sendiri tidak memiliki pilihan selain mengikuti langkah Raja di belakang.
Dari kejauhan Raja Wonjong bisa melihat kemeriahan perayaan itu. Banyak orang berkumpul disana, para pedagang juga menawarkan barang-barangnya ke semua pengunjung yang datang. Raja mencoba melihatnya lebih dekat bagaimana aktivitas orang-orang.
Saat Raja berada di tengah-tengah kumpulan orang, tiba-tiba suara kembang api menyala terang di langit malam. Menciptakan kehebohan dan sorakan gembira. Namun ada satu hal yang membuatnya terpaku. Bukan kembang api. Bukan seruan orang. Bukan juga terkait indahnya perayaan itu.
Ini tentang seorang gadis. Entahlah. Ini terkesan aneh. Tapi di tengah sorotan kembang api yang meledak di awal musim dingin, ia melihat seorang gadis yang tengah tersenyum lebar. Gadis dengan hanbok cantik berwarna ungu cerah dan rambut nya yang dikepang indah ke belakang. Gadis itu bahkan tak menurunkan senyumnya sedikitpun. Bahkan ketika sang gadis mengalihkan tatapannya ke arah mata sang Raja, senyum itu tidak sirna. Mata gadis itu bersinar terang seolah kebahagiaan tidak pernah hilang darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓
Fanfiction[HISTORICAL-TRANSMIGRATION-MELODRAMA] Lim Yoona merupakan seorang fashion designer hanbok yang sedang naik daun di kalangan fashionista dan pecinta pakaian tradisional Korea. Ia telah mengeluarkan banyak karya yang menakjubkan, salah satunya busana...