🍁 61. The Expecting

681 76 73
                                    

Akhir Desember, 1619.

Pergantian tahun baru sebentar lagi tiba. Orang-orang mulai sibuk melakukan banyak aktivitas untuk merayakan akhir tahun ini. Sama seperti di era modern, tahun baru di era Joseon juga dianggap momen penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Upacara dan ritual resmi dilakukan untuk menyambut tahun yang baru. Begitupun permainan dan pertunjukan seni dirayakan di pusat ibukota dan beberapa provinsi lainnya.

Tak hanya itu, di dalam istana juga perayaan tahun baru itu tetap dilaksanakan. Para pelayan mulai mempersiapkan segalanya untuk acara besok malam. Begitupun dengan para anggota keluarga kerajaan yang sudah memilih pakaian apa yang akan dikenakan mereka nanti. Hal itu juga berlaku untuk Selir Han.

Jungeun berlari dari Kantor Pakaian Kerajaan untuk membawakan dangui hanbok serta jubah yang akan dikenakan oleh Selir Han. Ia membawa itu dengan langkah terburu-buru memasuki istana Selir Han.

"Mama! Saya sudah membawa jubah untuk Anda!" Jungeun masuk ke ruangan lalu meletakkan kotaknya di hadapan Selir Han.

Selir Han menoleh sejenak. Kemudian ia menyimpan kain yang sedang dipegangnya. "Ini untuk besok?"

"Ye, Mama."

Tak lama dari itu Dayang Bong masuk ke ruangan sambil membawa nampan berisi kudapan siang bersama beberapa dayang lainnya. Sementara Selir Han membuka kotak tersebut dan melihat hasil rancangan dangui hanboknya.

"Mama! Pakaiannya cocok sekali untuk Anda!" Jungeun berseru heboh sambil menepuk tangannya. Dayang Bong ikut duduk di hadapan Selir Han dan memperhatikan. Sementara dayang lain sudah keluar dari sana.

"Benarkah?" Selir Han tertawa melihat reaksi Jungeun. Bagian dangui nya yang berwarna kuning keemasan diletakkannya di sekitar dada.

"Mama, besok akan menjadi acara resmi pertama yang akan Anda hadiri." Dayang Bong mengatakan itu sambil tersenyum memperhatikan Selir Han.

"Pertama?" Selir Han berpikir sejenak. "Bukankah ini kedua kalinya? Yang pertama itu saat upacara ritual gerhana matahari, bukan?"

"Benar, Mama. Tapi untuk acara besok akan dihadiri juga oleh duta besar dari Dinasti Ming yang kebetulan sedang berkunjung ke Joseon."

Selir Han bergumam sambil menganggukkan kepala.

"Besok kita harus pastikan bahwa Sukwon Mama akan tampil cantik. Jangan sampai kalah dari Jungjeon Mama." Jungeun bersungut-sungut saat menyinggung Ratu.

Selir Han hanya menggelengkan kepala. Sementara Dayang Bong melihat kain yang tadi sedang dijahit oleh Selir Han.

"Tapi Mama, Anda masih cukup peduli dengan putranya. Padahal Jungjeon Mama sudah bersikap tidak baik pada Anda."

Selir Han melirik kain di dekatnya. Memang benar dia sedang membuat pakaian untuk calon Putra Mahkota. Bulan depan anak itu sudah menginjak 1 tahun dan dia ingin memberikan hadiah.

Selir Han tersenyum tipis. "Anak itu tidak ada hubungannya dengan perilaku orang tua mereka."

"Tapi..." Jungeun terdiam sejenak, ia seperti memikirkan suatu hal. "Bukankah seharusnya Anda sudah datang bulan?"

"Ye?" Dayang Bong yang merespon itu. Ia tampak bingung sambil menatap Selir Han dan Jungeun bergantian. Tiba-tiba saja Jungeun membahas hal lain.

"Mamanim, bukankah Sukwon Mama selalu datang bulan tepat waktu?" Jungeun menatap Dayang Bong. Sebagai pelayan Selir Han, mereka bahkan tau jadwal datang bulannya.

Selir Han tampak tertegun. Ia tidak sadar. Kemudian ia mengangkat salah satu tangannya dan tampak menghitung dengan jari. "Benar juga. Aku baru sadar sudah telat 3 minggu." gumamnya pelan tapi masih bisa didengar oleh kedua dayangnya.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang