🍁 03. About Her

715 83 8
                                    

Akhir September, 1615.

Hari masih sangat pagi ketika Yoona termenung seorang diri di teras hanok. Pikirannya semakin kalut dan ia terus mempertanyakan keberadaan dirinya di tempat itu. Semua serba misteri dan penuh kejutan.

Setelah kemarin Yoona mengetahui kejutan lainnya, bahwa Han Jiyoon ternyata sangat mirip dengannya atau mungkin dia yang sangat mirip dengan Han Jiyoon atau yang lebih ekstrim dia adalah reinkarnasi Han Jiyoon, Yoona kembali mengurung diri di kamar. Niat awal ingin mencari solusi dan cara agar bisa kembali, semuanya itu lenyap ketika mengetahui fakta itu.

Sungguh Yoona masih belum tau kenapa dirinya masih disini. Ingin sekali ia bertanya pada orang, tapi mana mungkin ada orang yang percaya? Dirinya saja tidak percaya dengan kejadian ini, meskipun nyata.

Orang-orang yang berlalu lalang melewati rumah beberapa kali menyapanya. Yoona hanya tersenyum sopan dan enggan untuk menyapa balik.

Ketika tatapannya lurus ke arah jalan dengan pikirannya yang sedang buntu, seseorang menghalangi pandangannya. Seorang pria dengan perawakannya yang tinggi itu tersenyum lebar menatapnya. Yoona mengerutkan kening. Ia tidak kenal pria itu.

"Wahhh kau benar-benar melupakanku?" Pria itu berbicara dengan nada pura-pura kecewa dan menampilkan wajah sok sedih, lalu duduk di samping Yoona.

Yoona acuh saja karena memang tidak kenal pria itu.

"Apa aku perlu memperkenalkan diri padamu?" Yoona tidak menanggapi. Pria itu melanjutkan, "Sangat aneh tiba-tiba aku memperkenalkan diri, padahal kita sudah tumbuh bersama selama 20 tahun lebih."

Kali ini Yoona membelalakkan mata dan otomatis menatap pria di sampingnya. "20 tahun?" Yoona kaget ternyata pria ini cukup dekat dengan Jiyoon. Itu artinya pria itu menjadi bagian penting di hidup Jiyoon.

Sebenarnya Yoona ingin berpura-pura menjadi Jiyoon, tapi kalau orang-orang sekitar saja dia tidak tahu, bagaimana bisa dia pura-pura jadi orang lain.

Pria itu mengangguk mantap dengan masih tersenyum, menunjukkan deretan giginya yang rapi. "Kwon Yeon. Sahabat dan pelindungmu." kata pria bernama Yeon itu bangga, lalu menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

Yoona terperangah. Ia ragu apakah harus menerima jabatan tangan itu atau tidak.

Karena terlalu lama berpikir, Yeon langsung menarik tangan Yoona untuk diajaknya bersalaman. "Begini baru benar. Kita sudah sangat dekat. Jika kau melupakan banyak hal di hidupmu, tanyakan semuanya padaku."

Senyuman pria itu membuat Yoona sedikit merasa lega. Setidaknya semua orang menganggap Yoona adalah Han Jiyoon. Termasuk pria ini.

***

"Bagaimana? Apakah kau sudah merasa baik-baik saja?" Seorang pria paruh baya yang memperkenalkan dirinya sebagai Kwon Hwa, ayah Yeon itu bertanya dengan hati-hati pada Yoona.

Yoona hanya mengangguk pelan tanpa berani menatap orang sekitar.

"Luka di tubuhnya sudah semakin membaik dan pulih." Itu Dain yang menjawab. Mereka berempat (termasuk Yeon) kini sedang menikmati makan siang di sebuah bangku depan Hanok.

Tadi pagi Yeon datang bersama ayahnya membawa banyak sayuran segar untuk dimasak Dain. Ternyata mereka semua sudah sangat dekat. Seperti kata Yeon, mungkin Jiyoon dan pria itu memang sudah hidup bersama selama lebih dari 20 tahun. Itu bukan waktu yang sebentar.

"Syukurlah. Tapi bagaimana dengan ingatanmu?" Yoona yang sedang menyuapkan nasi menghentikan aktivitasnya itu. Ia melirik ragu pada Hwa yang sedang menatapnya intens. Yoona jadi gugup ditatap seperti itu.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang