🍁 26. The Royal Tailor

431 71 24
                                    

Awal Juni, 1618.

Yoona menghela napasnya berulang kali tanpa henti. Entah apa yang dia pikirkan sekarang. Sedari tadi tangannya tidak berhenti mencabut serat-serat kain yang bermunculan di permukaan. Tapi meski begitu wajahnya terlihat lebih lesu dan tidak bersemangat.

Penjahit Oh yang berada di samping Yoona hanya bisa menggelengkan kepala. Awalnya wanita paruh baya itu terlihat fokus menyulam dengan tangannya yang terampil itu. Tapi semakin lama ia tidak bisa fokus karena helaan napas gadis itu membuat konsentrasinya buyar.

"Jiyoon-a, apa yang sedang kau pikirkan?" Penjahit Oh menaruh kain yang sedang ia sulam lalu menatap Yoona di hadapannya.

Saat ini mereka sedang duduk di sebuah paviliun belakang Kantor Pakaian Kerajaan. Ini sudah siang dan jam istirahat tiba. Kebanyakan pegawai sedang mengisi perutnya di area tempat makan, letaknya tidak jauh dari Kantor Pakaian Kerajaan. Sementara Yoona lebih memilih untuk mengikuti Penjahit Oh ke tempat ini.

Yoona menghela napas lagi. "Tidak apa-apa, Mamanim."

Penjahit Oh memicingkan mata. "Kau memikirkan kejadian beberapa hari lalu di Istana Ibu Suri?"

Yoona tidak menjawab. Ia hanya diam sambil menatap Penjahit Oh.

"Sudah kuduga."

Yoona sebenarnya enggan memikirkan tentang ini. Ia berusaha untuk bersikap normal dan melupakan apa yang sudah terjadi. Tapi sudah lebih dari 3 hari, tidak ada kabar apapun terkait rancangannya yang ia presentasikan di depan Ibu Suri. Belum lagi ekspresi Ibu Suri yang sulit dibaca. Itulah kenapa Yoona masih berada di Kantor Pakaian Kerajaan padahal tugasnya membuat hanbok untuk Ibu Suri sudah selesai. Salah satu alasannya karena belum ada keputusan yang jelas. Ia dibuat penasaran.

"Tidak mungkin aku tidak memikirkannya, Mamanim." Yoona menggembungkan pipinya dengan raut muka sedikit cemberut, sementara tangannya masih fokus mencabut serat-serat kain.

"Aku tau.. Tapi cepat atau lambat, Daebi Mama akan memberikan keputusan."

Yoona menatap Penjahit Oh. "Apa rancanganku sangat jelek?"

"Kata siapa? Itu rancangan terindah yang pernah aku lihat. Bahkan kau memberikan hal baru untuk rancangannya." Penjahit Oh berkata sambil merujuk ke rok chima berlayer yang Yoona buat.

"Tapi kenapa Daebi Mama selama itu memberikan keputusan?"

"Sabarlah. Daebi Mama memang seperti itu. Justru suatu keajaiban dia bisa mempercayaimu." Penjahit Oh tersenyum menenangkan.

"Jadi benar rumor itu?"

"Rumor bagaimana?"

"Aku pernah dengar, Daebi Mama bukan orang yang mudah percaya pada orang."

Penjahit Oh berpikir sebentar lalu mengangguk. "Sejauh yang ku kenal, bisa dibilang begitu."

"Katanya aku beruntung, Mamanim."

Penjahit Oh tertawa. "Kau memang gadis yang beruntung, Jiyoon-a. Manfaatkan setiap keberuntunganmu itu."

Yoona hendak berbicara lagi, tapi tertahan. Dari area depan Kantor Pakaian Kerajaan ia melihat salah satu laki-laki penjahit istana berlari ke arah mereka. Dia adalah Ok Sungsik, seorang pria yang usianya di pertengahan 30 dan merupakan asisten pribadi Penjahit Jung yang bertugas mengawasi pekerjaan area laki-laki. Penjahit Oh juga mengalihkan tatapannya ke arah orang itu.

"Ada apa? Kau mencari siapa?" Penjahit Oh langsung menanyakan tujuan Penjahit Ok yang tengah mengatur napasnya.

"Mamanim, Jiyoon-ssi, lekas pergilah ke area depan kantor. Ada sesuatu!"

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang