🍁 79. Destiny and Mission

460 73 65
                                    

Akhir Januari, 1622.

Malam hari di musim dingin ini sudah cukup larut. Hembusan angin malam terasa menusuk ke tulang meski seluruh jendela tertutup rapat. Sementara itu lilin di sisi meja masih berpendar menerangi ruangan yang sebagian besar gelap.

Seseorang masuk ruangan tersebut dengan langkah kaki pelan. Ia menghembuskan napas saat melihat sang Tuan masih berkutat dengan banyaknya kertas padahal ini sudah waktunya istirahat.

“Jeonha..” orang itu yang tak lain adalah Kasim Choi sedikit mendekati meja Raja Wonjong.

Sang Raja tidak mengalihkan tatapannya sedikitpun. Ia terus membaca kertas demi kertas yang dipegangnya.

“Jeonha, ini sudah sangat malam. Saatnya Anda istirahat.”

Raja hanya bergumam tapi matanya tetap fokus ke kertas yang ada di hadapannya.

Kasim Choi menghembuskan napas. “Jeonha..”

“Ini sangat aneh..”

Kasim Choi mengerutkan dahi saat Raja bergumam sendiri. Ia tau apa yang sedang dibaca oleh Raja. Itu adalah catatan mengenai riwayat hidup Selir Yoo, termasuk ketika wanita itu masih tinggal di Honam. Hanya sedikit catatan informasinya sehingga sulit untuk Raja mencari tau lebih lanjut.

Raja menatap Kasim Choi dengan pandangan bertanya-tanya. “Apakah mungkin catatan penduduk itu sesingkat milik Yoo Bin?”

Kasim Choi tampak berpikir sejenak. “Mungkin karena Yoo Bin Mama tidak memiliki orang tua kandung, Jeonha. Dia dibesarkan oleh wanita gisaeng dan hidupnya selama ini hanya di sebuah desa yang jauh dari ibu kota.”

Raja tidak menjawab. Ia termenung mendengar jawaban Kasim Choi. Sebenarnya ada banyak hal tentang Selir Yoo yang masih menjadi misteri. Wanita itu tinggal di desa lebih dari 20 tahun, tapi anehnya ia menguasai bela diri, memanah, berpedang, dan bahkan bisa bahasa Mandarin dan Jepang. Bakat menjahitnya juga luar biasa. Dari mana Selir Yoo mempelajari itu semua? Jika memang benar Selir Yoo hanya dibesarkan oleh seorang gisaeng, Raja ingin tau seperti apa sosok wanita itu. Belum lagi barang milik Selir Yoo yang ditemukan beberapa bulan lalu. Selir Yoo mengatakan itu pemberian ibu angkatnya. Mungkinkah? Karena barang itu sangat langka dan hanya dimiliki oleh anggota keluarga kerajaan saja.

Raja memikirkan kemungkinan lain yang selama ini selalu mengganggu pikirannya. Tapi semakin dipikirkan rasanya tidak mungkin. Jadi Raja mengenyahkan kemungkinan itu.

“Jeonha, mungkin ibu angkat Yoo Bin Mama sudah meninggal.” Kasim Choi mengutarakan dugaannya.

Raja menggelengkan kepala dengan yakin. “Justru aku berpikir ibu angkat Yoo Bin sedang bersembunyi.”

“Bersembunyi? Tapi untuk apa Jeonha?”

“Entahlah. Tapi ada kemungkinan seperti itu.”

Hingga kini Raja masih berusaha mencari bukti bahwa Selir Yoo tidak bersalah atas tuduhan beberapa bulan lalu. Meski 5 bulan sudah terlewati, ia tidak akan menyerah sampai mendapatkan bukti nyata. Sengaja Raja mengirim Selir Yoo dan Pangeran keluar istana agar mereka bisa hidup lebih tenang.

Sejak kejadian Selir Yoo ditahan di Istana Chupda dan disiksa oleh Ratu, ia pikir akan lebih baik jika Selir Yoo tinggal di tempat yang jauh dari lingkungan istana. Sebelum Selir Yoo meninggalkan istana, ia mengirim surat melalui Kasim Choi. Surat itu berisi bahwa Raja akan segera menemukan bukti agar Selir Yoo tidak terbebas dari hukuman. Raja meminta agar Selir Yoo bisa bersabar.

“Kasim Choi..”

“Ye, Jeonha?”

“Carikan buku besar milik Penasihat Bae. Aku ingin tau berapa banyak kekayaan dan pengaruhnya di kalangan pejabat.”

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang