Pertengahan Oktober, 1619.
Suasana tampak hening dan menegangkan saat seorang tabib istana memeriksa kondisi Ratu saat ini. Raja yang berada di ruangan yang sama menunggu kabar dari tabib tersebut. Sementara Dayang Yoon berdiri dengan cemas di ujung ruangan. Tangannya gemetar hebat dan keringat dingin keluar dari pelipisnya. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Ratu.
Setelah menunggu cukup lama, tabib istana itu memanggil seorang perawat dan membisikkan sesuatu. Perawat itu kemudian mengangguk lalu keluar dari ruangan.
Tabib itu menghadap Raja dan membungkukkan badan dengan hormat. "Jeonha, syukurlah Jungjeon Mama telah melewati masa daruratnya."
Raja menghela napas lega, begitu juga dengan Dayang Yoon yang berada di belakangnya.
"Sebenarnya ada apa? Kenapa Jungjeon bisa seperti ini?" Raja bertanya dengan khawatir dan heran. Pasalnya yang lain baik-baik saja, tapi kenapa hanya Ratu yang mengalami ini?
"Jeonha, ada kemungkinan Jungjeon Mama di racun."
Pernyataan tabib istana itu membuat Raja membulatkan mata. "Bagaimana bisa hanya Jungjeon yang diracun? Sementara yang lain baik-baik saja. Lagipula aku yang menyiapkan jamuan ini secara khusus."
Tabib istana itu membungkukkan badan dengan hormat, nyaris bersujud. "Mohon maafkan saya Jeonha. Tapi itu hanya dugaan sementara yang saya dapat."
"Aku tidak membutuhkan dugaan. Aku butuh bukti yang jelas dan benar." Raja berkata dengan tegas.
"Jeonha, mohon maaf, jika memungkinkan saya ingin memastikan hidangan yang dimakan ataupun yang diminum oleh Jungjeon Mama saat jamuan itu dilakukan." Tabib itu meminta dengan nada memohon.
Raja menatap Ratu yang tengah terbaring lemah. Wajahnya sangat pucat dan matanya tertutup rapat. Raja mengalihkan tatapannya ke arah tabib istana itu.
"Lakukanlah."
"Baik Jeonha. Saya akan melaksanakannya."
Setelahnya tabib itu keluar dari ruangan, meninggalkan Raja dan Ratu serta Dayang Yoon di ruangan tersebut. Tak lama kemudian, seseorang masuk ke ruangan itu. Dia adalah Penasihat Bae yang tampak khawatir sekaligus terkejut saat mendengar kondisi Ratu.
Raja berdiri saat Penasihat Bae masuk ke ruangan. Mereka saling menyapa satu sama lain dan berbincang sejenak. Raja memberikan waktu berdua untuk Penasihat Bae dan Ratu. Ia keluar dari ruangan dan menuju paviliun dekat Istana Raja. Sementara waktu memang Ratu akan dirawat di salah satu ruangan di istana pribadinya.
Kasim Choi membungkuk hormat saat melihat Raja keluar istana. "Jeonha.."
"Kasim Choi, katakan pada Tim Penyidik Utama untuk mengusut kasus ini. Jangan biarkan sedikitpun terlewati."
"Ye Jeonha."
Dari tempatnya berdiri, Raja bisa melihat Selir Han yang tampak berdiri dengan cemas di sisi paviliun. Semua pelayan sudah membubarkan diri dan bekas jamuan tadi sudah dirapikan kembali.
"Bagaimana keadaan Eomma Mama?"
"Daebi Mama sedang beristirahat di istananya, Jeonha. Beliau tampak terkejut dengan semua ini."
Raja mengangguk. Pasti ibunya itu terkejut. Apalagi kejadian itu terlihat langsung di depan matanya.
Raja berjalan menuju tempat berdirinya Selir Han. Pelayannya hendak mengikuti dari belakang tapi dicegah oleh Raja. Sementara Selir Han menatap Raja dengan rasa khawatir dan takut. Mata perempuan itu tampak berkaca-kaca.
"Jeonha.." Selir Han membungkukkan badan diikuti dayangnya yang lain di belakang.
Raja tersenyum tipis dan memegang kedua lengan Selir Han. "Kau pasti terkejut."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓
Fanfic[HISTORICAL-TRANSMIGRATION-MELODRAMA] Lim Yoona merupakan seorang fashion designer hanbok yang sedang naik daun di kalangan fashionista dan pecinta pakaian tradisional Korea. Ia telah mengeluarkan banyak karya yang menakjubkan, salah satunya busana...