Akhir Desember, 1619.
Malam pergantian tahun akhirnya telah tiba. Kini halaman Istana Utama telah dihiasi oleh banyak ornamen musim dingin yang memiliki corak khas. Beberapa tenda di setiap sisi telah dipasang dan meja kursi sudah disusun dengan rapi. Para pemusik dan penari Istana juga sudah bersiap untuk memberikan hiburan bagi para tamu saat acara berlangsung. Sementara para pejabat pemerintah, pejabat istana dan tamu undangan, sebagian besar sudah memadati area tempat duduk.
Selir Han memasuki area Istana Utama menuju panggung di bagian depan yang cukup luas. Ia mengenakan dangui hanbok yang indah dengan chima nya yang terjulur menyapu tanah. Di bagian panggung tersebut sudah ada 4 kursi dan meja terpisah yang khusus disediakan untuk anggota keluarga kerajaan inti, seperti Raja, Ratu, Ibu Suri dan Selir Han.
Selir Han tidak langsung duduk di tempatnya. Ia menghampiri para pejabat di fraksi Soran yang berada di sisi kiri dekat panggung dan berbincang sejenak dengan mereka, seperti Menteri Nam, Menteri Choi dan Jongdae. Sementara Dayang Bong, Jungeun dan beberapa dayang lainnya berada di belakangnya. Sengaja Selir Han datang lebih awal dibanding anggota keluarga kerajaan yang lain, karena ia ingin lebih dekat dengan para pejabat yang memberikan dukungan untuknya.
Saat sedang berbincang banyak hal, pemimpin acara mengumumkan kedatangan Raja. Selir Han mengernyit heran karena biasanya Raja akan datang menjelang acara dimulai, tapi ini kenapa lebih cepat?
Semua orang tampak membungkuk hormat saat Raja Wonjong masuk ke area Istana Utama dengan gagahnya bersama para pelayan. Ia menggunakan pakaian kenegaraannya yang tampak lebih rapi dan mewah.
Raja memicingkan mata saat ia hendak menaiki tangga. Ia melihat Selir Han yang masih berbaur dengan para pejabat. Lantas tanpa pikir panjang, Raja menghampiri perempuan itu.
Selir Han dan orang-orang yang ada disekitarnya tampak kaget saat Raja menghampiri tempat mereka.
“Jeonha..” Selir Han membungkukkan badan, begitupun dengan orang-orang disana.
Raja tersenyum. “Ternyata kau benar-benar disini. Aku sempat mengunjungi istanamu dulu tadi.” secara terang-terangan Raja mengatakan itu di depan para pejabat dan yang lainnya.
“Jeonha, kami ingin mengucapkan selamat untuk kehamilan pertama Sukwon Mama.” Menteri Nam mengucapkan itu dengan tulus, diikuti yang lain. Mereka juga mendoakan kebaikan dan keberuntungan untuk kehamilan Selir Han.
Raja mengalihkan tatapan pada para menteri di hadapannya dan tersenyum. Ia membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus juga. Lalu kembali mengalihkan tatapannya ke arah Selir Han yang sedang mengernyitkan dahi.
“Kenapa?” Raja berbisik di samping Selir Han.
“Jeonha, kenapa Anda tidak naik ke atas dan lebih memilih menunggu disini?”
Raja berdehem lalu mendekatkan diri ke Selir Han. “Kau ada disini. Aku akan ke atas kalau kau kesana juga.”
“Yee?” Selir Han membulatkan matanya tak habis pikir.
Tiba-tiba Kasim Choi datang ke tempat mereka dan melaporkan sesuatu. “Jeonha, Duta Besar dari Dinasti Ming dan Dinasti Tokugawa telah sampai di acara ini. Mereka bermaksud untuk menemui Anda lebih dulu.”
“Baiklah, aku akan menyambut mereka lebih dulu disini.”
“Ye Jeonha.”
Selir Han yang ada di samping Raja tampak berpikir sejenak. Ia mencoba mengingat pelajaran sejarahnya di era modern. Selir Han tau bahwa malam ini Duta Besar dari Dinasti Ming akan berkunjung, tapi ia tidak tau kalau ternyata ada Duta Besar dari Dinasti Tokugawa juga. Seingatnya, Dinasti Ming berasal dari Tiongkok sementara Tokugawa dari Jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓
Fanfiction[HISTORICAL-TRANSMIGRATION-MELODRAMA] Lim Yoona merupakan seorang fashion designer hanbok yang sedang naik daun di kalangan fashionista dan pecinta pakaian tradisional Korea. Ia telah mengeluarkan banyak karya yang menakjubkan, salah satunya busana...