🍁 76. Longing

487 71 49
                                    

Pertengahan Agustus, 1621.

Ratu membulatkan mata saat mendengar kabar dari Dayang Yoon beberapa saat lalu. Penasihat Bae yang berada di ruangan yang sama dengannya tak kalah terkejut. Hanya saja pria paruh baya itu bisa lebih mengontrol raut wajahnya.

"Kau yakin dengan kabar itu?" Penasihat Bae bertanya memastikan.

"Ye, Daegam. Saya juga melihat Tabib Yang dan perawatnya menyiapkan tonik untuk memperkuat kandungan." Dayang Yoon melaporkan sambil menundukkan kepala.

Ratu mendengus tidak percaya. Ia mengepalkan tangannya kuat sambil tertawa miris. Sementara Penasihat Bae menatap putrinya itu sekilas, kemudian meminta Dayang Yoon untuk keluar.

"Kupikir dia akan mati." Ratu menekan setiap katanya dengan geram.

"Ini benar-benar diluar dugaan kita." Penasihat Bae berkata pelan.

Ratu kemudian teringat sesuatu. "Abeoji, kabar ini bukan berarti membuat Yoo Bin terbebas dari hukuman bukan? Dia akan mendapatkan hukumannya sesegera mungkin?"

Penasihat Bae menatap Ratu dengan tajam. "Jangan khawatir. Yoo Bin sudah mengakui barang-barang itu miliknya. Dia tidak bisa menarik ucapannya kembali."

"Lalu bagaimana dengan para pejabat?"

"Mereka pasti akan meminta hal yang sama pada Jeonha. Mereka tidak akan membiarkan Yoo Bin hidup dengan nyaman lagi di istana."

Ratu menghembuskan napas lega. Ia menatap ayahnya dengan lekat. "Meskipun dia sedang mengandung, aku tidak ingin hukuman ringan untuknya. Apapun yang terjadi.. aku ingin dia lenyap dari bumi ini."

Ratu masih ingat bagaimana tatapan Selir Yoo yang tidak menunjukkan ketakutan sama sekali. Bahkan dengan beraninya Selir Yoo menatap mata sang Ratu dengan percaya diri. Mata wanita itu menunjukkan ancaman untuknya dan Ratu semakin marah.

"Jungjeon Mama, Jeonha datang mengunjungi Anda."

Suara pemberitahuan dari luar membuat Ratu dan Penasihat Bae saling menatap. Tak lama dari itu Raja masuk ke ruangannya dengan tatapan yang tajam dan menusuk.

Ratu dan Penasihat Bae lantas berdiri dan membungkuk hormat. Sementara Raja menatap ayah mertuanya itu.

"Daegam, ternyata kau disini." suara Raja yang berat terdengar di telinga mereka.

Penasihat Bae tersenyum tipis. "Ye, Jeonha." kemudian menatap Raja. "Saya dengar Yoo Bin Mama sedang mengandung. Anda.. pasti merasa dilema."

Raja mengerutkan alis tidak suka. Ia menatap Ratu sekilas. "Itulah kenapa aku datang ke tempat ini."

Ratu menatap dengan pandangan bertanya.

Raja melangkahkan kaki mendekati Ratu. "Kau sadar apa kesalahanmu?"

"Jeonha.."

"Kau membawa Yoo Bin ke depan Kantor Penyelidikan disaat dia sedang ditahan di Istana Chupda. Kau menyiksanya tanpa tujuan yang jelas." Raja berucap tajam tanpa mengalihkan tatapannya dari Ratu.

Ratu menahan napas. Tapi kemudian menatap Raja dengan lekat. "Saya memiliki hak untuk melakukan itu padanya!"

Raja memicingkan mata. "Kau pikir hakmu adalah menindas dan menyiksa orang lain tanpa alasan?" Pria itu semakin menatap tajam ke arah Ratu. "Disitulah letak kesalahanmu."

Penasihat Bae mendekati keduanya lalu menatap Raja. "Jeonha, jika Anda merasa marah karena Yoo Bin Mama yang terluka saat sedang mengandung, mohon dimaklumi. Jungjeon Mama tidak mengetahui ini sama sekali."

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang