🍁 77. Punishment and Tragedy

555 71 78
                                    

CHAPTER INI MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN DAN PERKELAHIAN. MOHON BIJAK DALAM MEMBACA.

Special 3500+ kata hohooo~

***

Awal September, 1621.

Para pejabat pemerintah mulai berbondong-bondong memasuki aula Istana Utama saat waktu menunjukkan siang hari. Mereka mendapat kabar dari Sekretaris Hong bahwa Raja akan segera mengumumkan terkait keputusannya untuk menghukum Selir Yoo.

Ternyata benar apa yang dikatakan Selir Yoo. Meski wanita itu sedang mengandung, tapi hal itu tidak menjadi pengecualian baginya bisa terbebas dari hukuman walau sebentar. Para pejabat di fraksi Noran terus menekan Raja, sementara fraksi Soran tidak ada yang mau mengambil resiko untuk mendukungnya. Hanya Menteri Nam dan Jongdae yang bersedia. Tapi suara mereka tetap akan kalah dengan ratusan pejabat yang mendukung Selir Yoo untuk dihukum.

Selain itu, Raja yang memberikan hukuman bagi Ratu membuat ketegangan semakin terasa. Fraksi Noran merasa jika Raja menimbulkan konflik baru karena berani menghukum Ratu tapi tidak ingin menghukum Selir Yoo. Karena pertimbangan itulah Raja mengambil keputusan ini.

Sekretaris Hong membawa sebuah gulungan kertas yang diletakkan di atas papan. Kertas itu merupakan dokumen keputusan yang dibuat oleh Raja. Sekretaris Hong memberikan dokumen itu pada Raja yang sudah duduk di singgasananya. Sementara puluhan pejabat sudah berbaris rapi disana.

Raut wajah Raja tidak terbaca sama sekali. Sorot matanya juga tidak menunjukkan emosi apapun. Raja membuka dokumen itu dengan pelan. Ia menarik napas tanpa kentara untuk menormalkan perasaannya sendiri.

“Hari ini.. di aula Istana Utama. Aku akan menjatuhkan hukuman untuk Yoo Bin yang telah memiliki barang-barang yang tidak seharusnya. Hal itu secara tidak langsung mengancam stabilitas dan suksesi pemerintahan.” Raja diam sejenak. “Yoo Bin telah ditetapkan sebagai tersangka akibat dari perbuatannya tersebut.”

Di tengah-tengah pengumuman itu, para pejabat saling melirik satu sama lain dan berbisik pelan.

“Oleh karena itu, kejahatannya tidak dapat diampuni.” Raja menatap satu titik di depan. “Tapi mempertimbangkan Yoo Bin yang tengah mengandung, nyawanya akan diampuni. Dalam hal ini, posisi dan gelar yang diperolehnya akan tetap sama, tapi semua miliknya yang lain akan diambil.”

Menteri Nam dan Jongdae menghembuskan napas pasrah mendengar kata demi kata yang terucap dari Raja. Kini mereka tidak bisa berbuat apapun.

“Yoo Bin dan Wangja.. Mereka akan dikeluarkan dari istana dan ditempatkan di Jeongseon.”

Kemudian Raja menutup gulungan kertas itu dan meletakkan di meja yang ada di hadapannya.

“Sekarang.. berhenti meminta apapun lagi dariku.”

Setelahnya Raja meninggalkan aula Istana Utama dan kembali ke kediamannya. Seluruh pejabat disana terdiam. Tidak ada yang berbicara atau berkomentar sedikitpun. Sepertinya keputusan Raja ini membuat mereka bungkam.

***

Ratu membulatkan mata saat Penasihat Bae menyampaikan keputusan Raja. Kini, Ratu sudah dikeluarkan dari Istana Chupda setelah 10 hari dihukum disana. Ia tidak puas dengan keputusan Raja tersebut.

“Hanya dikeluarkan dari istana? Itu hukumannya?”

“Benar. Sangat disayangkan dia tidak dihukum mati. Tapi keputusan ini adalah paling masuk akal mengingat Yoo Bin sedang mengandung.”

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang