Wei ying beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil sebuah buku yang ada di mejanya, namun saat mengambil buku tersebut ada sebuah kartu nama yang terselip disana. Wei ying memperhatikan kartu nama tersebut dan mulai membacanya.
"Astaga, aku lupa menghubungi nomor sehun"gumam wei ying seraya mengambil ponsel miliknya dan mulai mengirim pesan singkat kepada sehun.Isi pesan:
'Sehun, ini aku wei ying'
'Oh iya wei, aku menunggumu menghubungiku dari kemarin'
'Iya maaf, aku lupa dan baru ingat kalau kau kemarin memberiku kartu nama'
'Baiklah tidak masalah'
'Apa kau tidak pergi berkerja hari ini?'tambah sehun.
'Aku rasa tidak, hari ini aku bekerja dirumah'
'Enak sekali, apa owner boutique di tempatmu bekerja tidak akan marah?'
'Tidak!'
'Apa kita bisa bertemu hari ini? Aku ingin mengajakmu makan malam berdua, itu pun kalau kau tidak keberatan'Wei ying baru saja membaca pesan terakhir dari sehun yang mengajaknya Dinner, wei ying cukup kaget dan membaca pesan itu berulang kali saking tidak percayanya.
"Apa aku tidak salah baca? Sehun mengajakku Dinner?" Gumam wei ying dan melihat satu pesan masuk lagi dari sehun.Isi pesan:
'Kau tidak mau ya? Maaf ya kalau itu membuatmu tidak nyaman'
'Tidak kok, aku mau. Aku sangat mau'
'Benarkah? Apa kau tidak terpaksa?'
'Sama sekali tidak'
'Baiklah nanti malam aku akan menjemputmu'
'Baik'Wei ying tersenyum seolah tidak percaya bahwa sehun mengajaknya Dinner, pantas saja ia tidak percaya karna baru kali ini wei ying di ajak oleh seorang laki laki untuk diner berdua diluar. Namun senyum nya tiba tiba berubah seketika saat dirinya mengingat akan di nikahkan dengan lanzhan 2 minggu lagi. Menikah dengan lanzhan adalah musibah baginya yang harus di usut permasalahannya. Atau cara penangkarannya bagaimana agar tidak terkena musibah susulan!. Membayangkan bangun tidur melihat wajahnya saja bagaikan melihat Tsunami.
Wei ying meletakkan ponsel miliknya diatas meja, dan ia melanjutkan membuka buku yang sempat ia ambil, ia memperhatikan hasil coretan pensil yang menghiasi kertas putih itu, coretan design.Cita cita wei ying sangatlah sederhana, ia menikah dengan seseorang yang mencintainya dengan mengenakan setelan jas hasil buatannya.
'Sangat sempurna' batin wei ying memperhatikan Jas pengantin yang ia buat sendiri untuk dirinya."Aku tidak mau menggunakan design Jas ini untuk pernikahanku dengan brengsek itu" gumam wei ying.
"Tapi aku ingin sekali menggunakannya, aku sudah lama menantikan hal semacam ini"ujar wei ying menghelang nafas panjang.Kemudian wei ying meraih ponsel miliknya mencoba menghubungi seseorang yang tak lain adalah orang kepercayaan wei ying yang selama ini membantunya untuk memantau para penjahit di Boutique miliknya.
"Halo tuan wei" suara seseorang di seberang sana.
"Iya kak Reba, em aku meminta tolong kepadamu"ucap wei ying.
"Minta tolong apa?" Tanya Reba
"Aku punya design Jas pengantin baru. Bisakah kak Reba menjahitkannya? Soalnya mau di pakai 2 minggu lagi" jelas wei ying.
"Oh tentu saja bisa" saut Reba.
"Baiklah kak, besok aku akan ketempat produksi untuk memberikan gambar design dan juga bahannya" ujar wei ying dan mengakhiri panggilan.Tak lama kemudian Yanli datang menghampiri kamar wei ying, ia sudah berpakaian rapi dan terlihat begitu cantik dan anggun.
"Kakak" panggil yanli sembari duduk di samping wei ying.
"Kau mau kemana?" Tanya wei ying
"Aku mau pergi bersama kai" ucap Yanli dengan memperhatikan gambar design Jas pengantin yang tengah di pegang oleh kakaknya.
"Ini pasti design Jas pengantin untuk acara pernikahan kak wei besok kan?" Tanya yanli.
"Iya, dari dulu kakak ingin sekali menggunakan design kakak sendiri apabila menikah" jelas wei ying dengan tatapan kosong, rasanya pernikahan yang akan di jalani tidak akan semembahagiakan seperti keinginannya."Semoga pernikahan kak wei dan lanzhan berjalan dengan lancar, aku pamit dulu, yanli sangat menyayangi kakak" ujar yanli sembari mencium pipi wei ying dan meninggalkan kakaknya.