73

3.4K 257 16
                                    

Jangan lupa vote!!
.
.
.

Hari ini lanzhan mengajak istrinya pergi kepuncak bersama dengan meymey, serta sahabatnya yangyang. Entah apa yang ada di pikiran lanzhan tiba tiba mengingat orang kepercayaan istrinya, mungkin ingin menjadi pak comblang untuk sahabatnya.
"Jadi kita pergi bersama sahabatmu?" Tanya wei ying didalam mobil dengan cemberut.
"Iya, ada apa? Kalau tidak suka nanti biar ku usir dia" ujar lanzhan mengelus perut istrinya dengan mata menatap kedepan.
"Tidak apa, lagipula meymey sendirian kalau dia pergi" ujar wei ying.

Mereka menjemput meymey dan juga yangyang biar perginya menggunakan satu mobil saja.
"Lanzhan" sapa yangyang saat masuk kedalam kedalam mobil.
"Duduklah yang benar, dan jangan mengganggu istriku" ujar lanzhan.

Setelah menjemput meymey dan juga yangyang mereka berdua bergegas menuju puncak milik keluarga Lan. Disana ada villa besar yang di bangun oleh kakak lanzhan semasa muda dulu jadi mereka bisa saja menginap beberapa waktu. Saat sampai di sana lanzhan turun dan membantu istrinya turun dengan hati hati, prilaku lanzhan tidak luput dari pandangan yangyang dan pria itu akui kalau sahabat nya itu sangat berbeda jika menyangkut soal istrinya.
'Wei ying benar benar merubah sikap lanzhan yang pemarah itu menjadi kucing lugu' batin yangyang berdecak kagum.
'Walaupun suami wei ying sering marah marah, tetapi dia sangat perhatian membuatku iri saja' batin meymey.

Yangyang dan juga meymey berdecak kagum melihat tingkah romantis lanzhan dan wei ying. Saking asiknya menatap pasangan di depannya mereka berdua saling bertabrakan.
"Kau!! Kalau jalan pakai mata" ujar yangyang menatap meymey.
"Di mana mana jalan itu pakai kaki! Dasar bodoh" ujar meymey tidak mau kalah.
"Dasar wanita aneh" seru yangyang mendorong pelan pundak meymey.
"Hey dasar pria gila! Beraninya mendorong wanita saja. Mau ku pukul wajahmu hah!" seru meymey mencengkram kerah baju yangyang.

Lanzhan dan wei ying melihat pertengkaran dua sejoli itu terkekeh pelan, dengan merangkul pingang istrinya lanzhab berucap.
"Jika kalian terus bertengkar aku tidak akan segan menikahkan kalian disini" ujar lanzhan.

"Siapa yang mau menikah dengannya" ujar yangyang dan meymey serempak.

"Serempak sekali, sepertinya kalian berjodoh" goda wei ying terkekeh.

"TIDAK!" seru mereka bersamaan.

Setelah perdebatan itu mereka semua masuk kedalam villa menyimpan barang barang bawaan dari rumah, lanzhan membawa istrinya berjalan kaki untuk melihat pemandangan diluar villa tanpa mengajak dua sejoli tadi karna ingin berduaan dengan istrinya. Mereka berjalan menyusuri kebun teh dengan bergandengan tangan, sesekali menyapa para pekerja disana dengan ramah, Udara di sana sangat sejuk membuat wei ying tenang dan nyaman.
"Apa kamu senang?" Tanya lanzhan menatap wajah istrinya.
"Em, sangat senang. Aku tidak pernah menyangka akan merasakan cinta dari orang lain selain orang tauku" ujar wei ying berkaca kaca.
"Aku tidak pernah membayangkan akan memiliki keluarga yang bahagia denganmu karna kamu yang dulu sangat mencintai ya_"
"Jangan mengingat hal yang sudah berlalu sayang, hari ini dan seterusnya yang perlu kamu rasakan hanyalah kebahagian yang akan ku tebus karna dulu sempat menyakitimu" ujar lanzhan mencium kening istrinya.
"Terimakasih sudah mencintaiku" lirih wei ying dengan air mata mengalir.
"Tidak ada kata terimakasih dan maaf sayang. Sekarang bagiku kamu dan anak kita adalah kebahagianku" ujar lanzhan mengelus perut istrinya dan langsung mendapatkan tendangan kuat dari anaknya seolah setuju dengan apa yang ayahnya katakan.
"Bahkan baby membenarkan ucapanku, pasti dia akan menjadi jagoan terhebat untuk keluarga kecil kita" ujar lanzhan tersenyum tulus.

Wei ying menatap wajah lanzhan sembari tersenyum, kebahagianya sudah lengkap sekarang. Tidak pernah terpikirkan oleh wei ying akan mendapatkan kebahagiaan yang berkali kali lipat seperti sekarang.
"Lanzhan" panggil wei ying
"Ada apa sayang" jawab lanzhan menggenggam tangan istrinya.
"Jika nanti aku pergi lebih dulu meninggalkan kalian, jangan pernah menyakiti dirimu. Jadilah lanzhan yang tegar seperti sekarang" ujar wei ying entah kenapa perkataan itu keluar begitu saja.

"Apa yang kau katakan wei ying" seru lanzhan seolah tidak suka.
"Aku hanya berpesan jangan marah" ujar wei ying berusaha menenangkan suaminya.
"Aku tidak suka! Dan jangan pernah mengatakan itu! AKU TIDAK SUKA! Kau tidak boleh pergi meninggalkanku" ujar lanzhan memeluk tubuh istrinya sembari menanggis.

Entah kenapa perasaan lanzhan menajdi tidak tenang mendengarkan perkataan istrinya, lanzhan tidak akan bisa hidup sendirian tanpa wei ying sekalipun dia memaksa.
"Jangan pernah mengatakan itu sayang, kumohon" ujar lanzhan terisak.
"Lanzhan, jangan menanggis aku tidak akan mengulanginya lagi. Jangan menanggis" ucap wei ying mengelus rambut tebal suaminya.

Sementara di tempat lain yangyang dan meymey tengah mencak mencak karna di tinggal pasangan suami istri itu.
"Kenapa lanzhan tidak mengajakku bersamanya dan malah meninggalkanku dengan wanita aneh sepertimu" ketus yangyang duduk memakan cemilannya dengan rakus.
"Cih, siapa juga yang mau di sini bersama pria gila sepertimu!" Sinis meymey merampas cemilan yang di makan yangyang.
"Kemarikan cemilanku!! Aku yanag membelinya kenapa kau kurang ajar sekali" seru yangyang berusaha merampas cemilannya.

Brug

"Seharusnya kau sebagai pria harus mengalah dengan wanita sepertiku!" Ujar meymey menendang tulang kering yangyang.

"AKHHHH, sialan! Dasar wanita aneh" seru yangyang meringis kesakitan.

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang