24

3.1K 260 8
                                    

Wanita itu tak lain ialah yanli yang kini tengah terlihat bergandengan tangan dengan mesra bersama Kai kekasihnya. Kedua mata yanli begitu terkesiap dan terpukau melihat rumah lanzhan yang begitu mewaah dan besar seakan tak percaya bahwa yang di datangi saat ini adalah rumah kakak iparnya.
'Apa benar ini rumahnya' batin yanli dengan melihat dekorasi rumah yang begitu menawan.

"Sayang, apa benar ini rumah lanzhan?" Tanya kai penasaran
"Iya ini memang rumahnya, kenapa sangat mewah sekali? Bahkan ini lebih mewah dibandingkan dengan rumahmu" ujar yanli membuat kai terdiam kesal karna kekasihnya membanding bandingkan dirinya dengan orang lain.
"Ternyata dia orang kaya" ucap kai.
"Iya, aku kira dia orang miskin" saut yanli
"Apa kau menyesal karna menolaknya?" Tanya kai dan yanli hanya membalasnya dengan senyuman.
"Mana mungkin, aku sama sekali tidak menyesal karna aku sangat mencintaimu" ujar yanli.
"Aku juga sangat mencintaimu" balas kai mengecup kening yanli mesra.

"Yanli" panggil ayah jiyang tiba tiba yang terlihat bersama lanzhan sedang berjalan menghampiri mereka.
"Ayah" sapa yanli
"Om" sapa kai.
"Kenapa kau lama sekali?" Tanya ayah jiyang tanpa membalas sapaan kai.
"Maaf ayah, tadi kami masih pergi membeli hadiah untuk kak wei, sekarang kak wei dimana?" Tanya yanli.
"Ada di kamar, acaranya akan segera di mulai" jelas ayah jiyang . Kedua mata lanzhan tak pernah berhenti memperhatikan yanli dengan perasaan sakit.

'Andai saja yanli mau menikah denganku, mungkin aku akan menjadi laki laki yang paling bahagia hari ini. Lagipula apa istimewanya laki laki di sebelahnya itu' batin lanzhan.

"Lanzhan" panggil nyonya saren
"Ayo acaranya sudah mau mulai, kau pergilah jemput wei ying" tambah nyonya saren dengan girang.
"Ma" ucap lanzhan kesal seakan malas mengikuti perintah mamanya.
"Lanzhan!" Seru nyonya saren membuat lanzhan mau tidak mau harus menjemput culun itu.

Sementara wei ying terlihat begitu cantik dan memukau dengan setelan jas yang melekat di tubuh mungilnya juga dengan sedikit polesan make up seakan menambah keindahan itu sendiri.
Ia tak henti menatap dirinya di cermin seolah tak percaya. Apalagi ia sudah tidak mengenakan kaca mata karna matanya sudah di pasangkan clear softlens minus.
'Ya tuhan, ini seperti bukan aku' gumam wei ying takjub, ia tersenyum malu. Namun senyuman itu tiba tiba hilang karna dirinya mengingat akan menikah dengan monster.

Krekkk

"Kau dimana?" Teriak lanzhan berjalan masuk kedalam kamar hingga sepatu fantovel yang ia kenakan terdengar begitu jelas saat berbenturan dengan lantai.
"Hay culun kau dimana? Cepat keluarlah! Dasar tukang menyusahkan, memangnya kau Ratu yang harus di jemput baru keluar! " seru lanzhan kesal dan menghentikan langkahnya saaf melihat wei ying beranjak dan mendekatinya.
"Jangan berteriak terus, aku tidak tuli!" Seru wei ying seraya mengernyitkan dahinya. Kedua mata lanzhan terpaku melihat penampilan wei ying yang amat memukau, ia seolah tidak percaya jika yang di hadapannya ini adalah culun yang sering ia hina.
"Kenapa kau?" Tanya wei ying yang melihat lanzhan terdiam dengan mulut menganga sambil memperhatikannya.
"Apa kuping mu sudah tidak berguna? Aku sedang bertanya!" Seru wei ying membuat lanzhan sadar dengan ekspresi bodoh.
"Keluarlah! Acaranya sudah hampir di mulai" seru lanzhan dan berlalu meninggalkan wei ying. Saat mereka berdua hendak keluar dari kamar itu tiba tiba nyonya saren menghampiri mereka.
"Lanzhan? Kenapa kau tidak menggandeng tangan istrimu?" Tanya nyonya saren sambil bergerak menyatukan tangan wei ying dan lanzhan.
"Ck, menyusahkan saja!" Gumam lanzhan pelan

"Lanzhan"seru nyonya saren mendengar gumaman anaknya.
"Iyaa maaaaaa" saut lanzhan mengajak wei ying menuju kerumunan tamu yang sudah menunggu mereka berdua.
"Bisakah kau berjalan pelan? Langkah kakimu sudah seperti raksasa saja" ketus wei ying saat ia hendak terjatuh mengikuti langkah lanzhan yang besar.
"Jangan banyak bicara! Dasar menyusahkan" seru lanzhan pelan dan dihadiahi injakan kaki oleh wei ying yang sudah geram.
"Kenapa kau menginjakku!" Ucap lanzhan menahan agar tidak berteriak.
"Karna kau keterlaluan! Aku memang kesulitan untuk melangkah karna kau berjalan seperti raksasa" seru wei ying dengan melototkan kedua matanya.

"Jangan melotot seperti itu! Jika kau terus melotot seperti itu aku tidak akan segan untuk mengganti matamu dengan mata babi!" Ujar lanzhan, rasanya wei ying ingin menginjak mulut laki laki yang akan menjadi suamimya ini.

Saat wei ying dan lanzhan terlihat didepan tamu, tepuk tangan menghiasi seluruh rumah itu. Hingga sorotan semua orang yag awalnya kesembarang arah sekarang hanya berfokus pada wei ying dan lanzhan yang membuat wei ying tidak nyaman.
'Ya tuhan aku benci hari ini' batin wei ying

"Hey culun tersenyumlah! Jangan menunjukkan seolah aku sedang menyiksamu seperti itu" bisik lanzhan membuat wei ying melebarkan senyumanya paksa. Hahahahahah.

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang