68

3.3K 299 46
                                    

BUAT KALIAN PARA PEMBACA KU AKU MOHON MAAF SEBESAR BESARNYA KARNA JARANG UP DI CERITA LAINNYA, GIGI AKU BARU AJA MENDINGAN SAKITNYA JADI BELUM BISA UP SEPERTI BIASA!! INI AJA AKU PAKSA BUAT UP BIAR KALIAN GAK LUMUTAN, JUJUR SAKIT GIGI BUAT AKU GAK KONSEN BUAT MIKIR ALUR CERITANYA!!
.
.
.


Sore harinya yanli turun kebawah untuk membuat makanan entah apa yang merasuki wanita itu tiba tiba berniat memasak. Saat tengah berkutat dengan masakannya bibi sarah yang hendak keluar rumah melihat keponakannya dengan perasaan bingung.
"Yanli" panggil bibi sarah mendekat.
"Ah bibi, ada apa?" Tanya yanli tersenyum.
"Tumben sekali mau memasak?" Goda bibi sarah.
"Yanli sedang butuh kesibukan bik, jadi tidak masalah bukan?" Ujar yanli tersenyum menatap bibinya.
"Tidak masalah bagi bibi, bibi malah senang melihatmu berubah seperti ini" ujar bibi sarah tulus.
"Em, oh ya bibi mau kemana sore sore begini?" Tanya yanli sembari mencuci tangannya.
"Bibi mau bertemu teman sebentar, jaga rumah sayang dan suruh kakakmu makan nanti. Papa mu juga sedang keluar katanya tadi mau membeli sesuatu" jelas bibi sarah.
"Okeeee"

Setelah kepergian bibi mya yanli menata semua masakannya kemudian bergegas mandi. Sementara di kamar wei ying sejak pagi memikirkan reaksi adiknya yang menatap tidak suka padanya  menjadi berfikir negatif tetapi berusaha di tepis dan menyibukkan diri dengan membuat sketsa. Ia ingin sekali memasak tetapi mengingat pesan suaminya yang tidak boleh lelah akhirnya wei ying lebih memilik membuat sketsa.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, terlihat mobil lanzhan yang baru memasuki garasi rumah mertuanya yang baru saja pulang kerja. Dengan langkah semangat ia masuk kedalam tetapi saat menaiki tangga lanzhan berpapasan dengan yanli yang hendak turun.
"Lanzhan" panggil yanli saat pria itu melewatinya tanpa menegur sedikitpun.
"Ada apa?" Singkat lanzhan menjaga jarak.
"Kau baru pulang kerja? Kamu pasti lapar bukan, tadi aku memasak. Ayo makan dulu" tawar yanli berusaha menyentuh tangan pria itu tetapi lanzhan langsung menghindar.
"Tidak, nanti saja bersama wei ying jadi kau makanlah dulu" ujar lanzhan meninggalkan yanli yang mematung.

Yanli menatap punggung lebar pria itu dengan tatapan sendu, melihat sikap lanzhan yang seolah menjauhinya membuat hati yanli sedikit sakit tetapi berusaha di tepis karna mungkin pria itu seperti ini karna sikapnya dulu yang sempat menolak perjodohan mereka.
'Aku akan memperbaiki semuanya lanzhan, dulu kau yang berjuang bukan lalu biarkan sekarang aku yang berjuang' batin yanli.
'Aku tau kau masih mencintaiku, menikah dengan kakak bukanlah kemauanmu' batin yanli seraya tersenyum.

Sementara disisi lain lanzhan masuk kekamar istrinya mendapati pemuda itu tengah sibuk menggambar sesuatu, dengan langkah pelan lanzhan mendekati istrinya kemudian tanpa ragu mencium pipi wei ying membuat sang empu terkejut.
"Lanzhan" tegur wei ying menatap suaminya.
"Ada apa? Kau ini suami baru pulang kerja bukannya di sambut malah sibuk sendiri" ujar lanzhan memeluk tubuh istrinya, menghirup bau harus leher wei ying yang menenangkan.
"Maafkan aku, apa kamu lapar?" Tanya wei ying.
"Hmm, aku lapar ingin memakanmu" bisik lanzhan membuat bulu kuduk wei ying bangun.

"Lanzhan jangan berbisik di telingaku" gugup wei ying berusaha melepaskan diri dari pelukan suaminya.
"Bolehkan aku melakukannya? Aku akan pelan agar tidak menyakitimu sayang" ujar lanzhan mencium lehar istrinya.

Wei ying sebenarnya sedikit takut mengingat kejadian waktu itu tetapi berusaha di tahan karna tidak ingin menolak keinginan suami, kemudian dengan ragu mengganggukkan kepalanya. Lanzhan yang mendapatkan lampu hijau langsung membawa tubuh istrinya keranjang kemudian menatap mata istrinya dengan penuh cinta. Pertama tama lanzhan mencium semua wajah istrinya kemudian mencium bibir merah itu dengan pelan, tangannya tidak tinggal diam dan turun menyikapi pakaian istrinya membelai perut serta niple wei ying sedikit memelintirnya membuat wei ying mendesah. Lanzhan mencium istrinya dengan penuh penghayatan, bertukar ludah hingga menciptakan suara kecapan, tanganya turun ke pantat berisi istrinya tanpa ragu meremasnya pelan.

"Emhhhhh....ahhh....uhhhhhhhhh"

Lanzhan menurunkan celana yang di gunakan wei ying kemudian membelai panis mingil istrinya mengerakkannya maju mundur membuat wei ying mengelijah keenakan.

"Ahhhhh...lan..zhann...emhhhhhh"

Semakin lama gerakan tangan lanzhan semakin kencang hingga cairan putih wei ying keluar melumuri tangannya, puas dengan penis istrinya setalah itu lanzhan masukkan dua jarinya kedalam hole wei ying untuk membuat jalan panisnya.

"Akhhhh...lanzhan....emhhhh..ahhhh"

Gerakan menggunting di lakukan oleh jari lanzhan di dalam hole istrinya diikuti dengan ciuman nya yang semakin bringas membuat wei ying sedikit kewalahan. Merasa jalan panisnya sudah siap lanzhan melepaskan semua pakaiannya membuat wajah wei ying memerah menatap panis besar suaminya.
'Sangat besar dan itu pas di milikku' batin wei ying meneguk ludahnya.

Lanzhan menyadari tatapan istrinya dengan sengaja menarik tangan wei ying untuk menyentuh miliknya membuat pemuda itu tersentak kaget. Dengan segera wei ying menarik tangannya saking malunya, lanzhan terkekah kemudian saat hendak memasukkan miliknya kedalam suara ketukan pintu mengagetkan mereka.

Tok tok

"Kakak ayo keluar, aku sudah masak untuk semua orang" teriak yanli dengan terus mengetuk kamar kakaknya.

Lanzhan berdecak kesal, melihat wei ying yang hendak bangun dengan segara di hentikan oleh lanzhan.
"Kau makanlah lebih dulu, wei ying sedang mandi" jawab lanzhan ikut berteriak.
"Lanzhan ap_ emhhh"

Setelah mengatakan itu lanzhan kembali mencium bibir istrinya membuat wei ying memberontak, dengan perlahan ia memasukkan miliknya kedalam lubang sempit istrinya membuat wei ying memekik.
"Akhhhh...lan..zhan...peri..hh emhhhh..ahhhh"

"Emm...shhhh...ta..hann..sayang..emhh"

Jleppp

Seluruh milik lanzhan masuk membuat wei ying mendesah keras, dengan pelan lanzhan mulai memaju mundurkan miliknya.

"Ahhhh...ahhhhh...lan..zhan...uhhhh"

"Emhhh...san..gat...enakk..wei...ying..ahhhh"

Plop
Plop
Plop

Bunyi penyatuan mereka menggema, gerakan pinggul lanzhan semakin cepat membuat tubuh wei ying tersentak sentak tak berdaya.
"Ahhhh..we..ying...ak..uu..ahhhh...menci..taimu...ahhhh"

Deg

Jantung wei ying berdetak kencang mendengarkan pengakuan suaminya, air matanya mengalir begitu saja seolah tak percaya dengan ucapan yang di lontarkan oleh lanzhan.

"Emhhh...hahhh...pel...ann...akhhhh"

Clop
Clop
Clop

Keringat mengucur deras di dahi dan tubuh mereka, lanzhan mencium kening wei ying tanpa menghentikan gerakannya.   Merasa akan melakukan pelepasan lanzhan semakin memperdalam miliknya dengan semakin kencang menggerakan pinggulnya.

"AKHHH...PE..LANNN...UMHHHH...AHHH"

"EMHHH...TER..LALUHHH...DA..L..AMMM...AHHH"

"AKU..KELU..ARR...SA..YANGGG.....AHHH"

CROTTTTTTTT

Setelah pelepasannya berakhir lanzhan menatap wajah istrinya yang memerah kemudian mencium kening itu dengan lama.

"Aku sangat mencintaimu wei ying, sangat" bisik lanzhan memeluk tubuh istrinya erat.

Wei ying terisak mendegarkan pengakuan suaminya, benar benar tidak menyangka akan mendapatkan pengakuan yang sengat di nantikan ini. Setelah lama saling berpelukan lanzhan menggendong istrinya kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara di balik pintu ada sosok yang berlinang air mata mendengarkan pergulatan kedua orang di dalam sana. Ia memang tidak terlalu mendengarkan tetapi samar samar telinganya mendengar sangat jelas bahwa orang yang ada di dalam kamar itu tengah melakukan hal yang berbau sex.

'Aku akan merebut lanzhan dari mu kak, semuanya harus kembali pada tempatnya' batin sosok itu pergi meninggalkan kamar itu.

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang