Jangan lupa vote!!
.
.
.Mereka semua duduk di sofa yang ada di ruangan wei ying, xiao kecil sudah mau di gendong oleh oma nya walau tadi sempat kembali menanggis. Terdengar pintu terbuka membuat semua orang menoleh begitupun wei ying, disana berdiri ayah jiyang dan juga bibi sarah.
Melihat wei ying yang sudah membuka matanya bibi sarah langsung mendekat memeluk tubuh ponakannya di ikuti oleh ayah jiyang tetapi langkah ayah jiyang terhenti saat menantunya memotong jalannya membuat semua orang di sana terkejut.
"Lanzhan apa yang kau lakukan nak?" Tanya papa Qiren tidak enak pada besannya.
"Untuk apa kemari ayah mertua? Apakah ayah sudah menyelamatkan wanita pembunuh itu sebelum kemari" ujar lanzhan menatap datar ayah jiyang.Deg
Jantung ayah jiyang seakan tercubit karna ucapan manantunya, ia tidak bisa berkilah karna memang seperti itu adanya. Memang menurut ayah jiyang putrinya sudah sangat bersalah tetapi pria paruh bayah itu tidak bisa membiarkan putrinya terluka.
"Maaf" lirih ayah jiyang menundukkan kepalanya.
"Kalau begitu pergi dari sini, dengan cara anda melindungi pembunuh istriku itu sangat mengecewakan saya sebagai menantumu. Aku tau ayah sangat menyayangi wanita itu tetapi bisakah ayah menutup mata sedikit saja demi keselamatan istri dan anakku? Kita tidak ada yang tau ayah apa yang akan di rencanakan wanita itu di kemudian hari jika di biarkan pergi begitu saja" ujar lanzhan.Ayah jiyang hanya terdiam mendengarkan perkataan menantunya, wei ying yang sejak tadi melihat suami dan ayahnya bersitegang langsung menengahi.
"Lanzhan, semuanya su_"
"Tidak! Tidak ada yang berlalu wei ying! Aku hampir kehilangan hidupku dan aku tidak akan pernah mengulanginya lagi! Jikapun aku harus membunuh wanita itu dan masuk penjara tidak masalah asalkan orang yang ku cintai baik baik saja" seru lanzhan.Semua orang yang ada di sana terkejut dengan ucapan ayah satu anak itu, wei ying segera menggelengkan kepalanya sembari menanggis.
"Tidak hiks jangan lakukan itu hiks" ujar wei ying menanggis tidak ingin suaminya meninggalkannya.Lanzhan segera mendekat kearah tubuh istrinya kemudian memeluknya erat, ayah jiyang menatap anaknya sendu merasa sudah menadi ayah yang gagal selama ini. Di tengah tangisan wei ying yang belum berhenti tiba tiba yanli masuk keruangan itu membuat semua orang terkejut. Oma saren segera menyembunyikan cucunya takut hal yang tidak di inginkan terjadi, sementara lanzhan menatap marah pada wanita yang hampir membunuh istrinya.
"UNTUK APA KAU KEMARI!!!" seru lanzhan semakin mengeratkan pelukkannya.Ayah jiyang segara mendekati yanli menatap anaknya tidak percaya, dengan sigap tangan ayah jiyang menahan yanli yang ingin mendekat keranjang wei ying.
"Apa yang kau lakukan yanli? Pergi dari sini" ujar ayah jiyang.Dug
Tanpa di sangka wanita itu berlutut dilantai, dengan air mata mengalir yanli menatap kakaknya yang terdiam menatapnya.
"Maafkan yanli kak hiks yanli sudah snagat bersalah selama ini hiks, aku sudah egois. Kesalahanku sangat banyak pada kakak, dibutakan oleh rasa iri tanpa tau apa yang kakak tanggung selama ini hiks yanli tidak pernah berniat untuk menyakiti kakak hiks yanli tidak mendorong kakak hiks yanli tidak memaksa jika kakak tidak bisa memaafkan kelakuan yanli selama ini. Jangan penjarkan yanli kak hiks yanli tidak bersalah hiks" ujar yanli mengatupkan kedua tangannya memohon."Kau masih berkilah setalah aku melihatmh turun dari atas tangga saat istriku terjatuh!! Menjijikan" sinis lanzhan.
Wei ying menatap adiknya sendu, hatinya memang merasa sakit karna ucapan adiknya. Tetapi dia bukanlah orang yang dendam pada seseorang apalagi ini pada adik kandungnya, sebenci atau semarah apapun dirinya wei ying tidak akan bisa membiarkan adiknya seperti ini. Melihat penampilan adiknya yang acak acakkan entah apa yang terjadi, hati kecil wei ying terluka.
"Dia tidak mendorongku lanzhan" ujar wei ying membuat semua orang tersentak.
"Bohong! Jangan selalu mengalah padanya sayang, kumohon" ujar lanzhan mengatup kedua pipi istrinya.Dengan tenang wei ying menjelaskan semua kejadiannya tanpa di kurangi atau di lebihkan sedikitpun, walaupun sudah mendengar penjelasan dari wei ying semua orang tetap menatap yanli tidak suka. Apalagi ayah jiyang yang manatap yanli semakin kecewa.
"Baiklah, jika memang bukan dia yang membuatmu jatuh tetapi satu hal yang perlu di garis bawahi wei ying. Jika bukan dia yang memulai perdebatan itu maka kamu tidak akan seperti ini" tegas lanzhan.
"Dan kau pembunuh! Jauhi keluarga ku untuk sekarang kau ku lepaskan tetapi jika sampai kau berulah maka aku tidak akan segan kepadamu! cintaku hanya untuk istri dan anak anakku bukan padamu! Aku menyesal pernah jatuh cinta pada wanita seperti mu" sinis lanzhan.Yanli hanya bisa menanggis menyesali apa yang terjadi padanya, wanita itu mulai berandai andai jika saja dia tidak egois pasti kejadian ini tidak akan terjadi. Ia hampir kehilangan kakak yang selalu menyayanginya.
"Maafkan aku kak, aku tidak akan mengganggu kebahagiaan kalian dan aku pamit pada kalian semua" ujar yanli bangun hendak pergi tetapi di hentikan olah wei ying.
"Pergi kemana yanli? Jangan mengada ada" ujar wei ying menatap adiknya.
"Seburuk apapun dirimu kakak tidak akan membiarkan kau pergi! Kakak sudah berjanji pada ibu untuk menjagamu jadi dengarkan kakak" ujar wei ying.Semua orang baik itu lanzhan hanya menghelan nafas pasrah dengan keputusan yang di ambil oleh wei ying. Tetapi lanzhan tetap akan memantau gerak gerik yanli agar tidak terjadi hal yang sama lagi.