Bahkan tak terasa kini pernikahan lanzhan dan wei ying sudah berjalan 3 minggu lamanya namun tetap tidak ada kemajuan. Sikap lanzhan terhadap wei ying tetap tidak ada ramah ramahnya. Ia memperlakukan wei ying baik jika ada di dekaat kedua orang tuanya, jika tidak ya masih semena mena eeee.
Jika mengantarkan wei ying kerja dia akan selalu menurunkan wei ying ditengah jalan dan menyuruh pemuda itu mencari taxi sendiri.Pagi itu wei ying sedang berkumpul bersama keluarga suaminya di meja makan untuk sarapan, dan kebetulan hari itu adalah hari libur jadi mereka menghabiskan waktu cukup lama untuk mengobrol di meja makan.
"Ma, nanti malam lanzhan akan menghadiri acara bersama teman teman SMA" ucap lanzhan sambil menikmati roti tawar di piringnya.
"Kau pergi bersama wei ying kan nak?" Tanya mama saren
"Tidakk!!! Aku mau berangkat sendiri" seru lanzhan sambil menatap tajam wei ying.
"Loh, kenapa?" Tanya mama saren bingung.
"Bukannya kamu dan wei ying satu sekolah dulu? Lalu kenapa wei ying tidak ikut?" Tanya mama saren
"Aku tidak mau mengajaknya!" Ketus lanzhan.
"Baiklah, kalau kau tidak bersama istrimu berarti kau tidak bisa pergi!" Tegas mama saren
"Maaa, lanzhan menghadiri acara itu karna aku yang menjadi pengurus acaranya" seru lanzhan
"Mama biarkan saja lanzhan pergi ke acara itu. Lagipula wei ying tidak bisa datang soalnya mau membuat design baru" jelas wei yingMama saren terdiam dan meraih gelas air putih yang ada di depannya lalu meminumnya. Kemudian menyimpan gelas itu dengan sedikit kasar hingga terdengar bunyi terbentur di atas meja.
"Baiklah, kalau kamu tidak bisa menghadirinya, lanzhan juga tidak boleh datang" tegas mama saren.
"Maaaaaaa..." teriak lanzhan
"Lanzhan! Jangan berteriak seperti itu didepan orang tua!" Tegas papa Qiren yang dari tadi menyaksikan perdebatan anak dan istrinya."Mama kenapa selalu mengatur hidupku! Lanzhan bukan anak kecil lagi!" Saut lanzhan kesal.
"Mama tidak mengatur! Mama hanya ingin mengingatkanmu saja kalau kau sudah menikah! Jadi kau seharusnya mengajak istrimu nak" tutur mama saren.
"Kalau wei ying tidak ikut, kau sebaiknya tidak pergi" tambah mama saren membuat lanzhan kesal.
"Terserah mama..." saut lanzhan beranjak dari kursinya dan nyolong pergi tanpa berpamitan pada orang tuanya."Nak, tunggu" panggil mama saren
"Apa lagi maaa" saut lanzhan geram
"Mama sudah memesankan tiket ke swiss untukmu dan istrimu" jelas mama saren
"Tiket? Swisss? Untuk apa mama memesan tiket tidak berguna?" Tanya lanzhan heran.
"Apa yang kau katakan nak, itu sangat berguna! Mama memesankan tiket itu untuk kau dan istrimu berbulan madu! Luangkan waktu kalian, mama ingin melihat kalian lebih dekat lagi" jelas mama saren tanpa mau di bantah.Lanzhan kembali kekamarnya dengan perasaan kesal, ia berdiri didekat jendela kamat yang setengah terbuka. Tangannya mengacak acak rambutnya frustasi.
'Arghhhhhhhh, kalau aku masih tinggal disini, bisa bisa mama akan selalu mengatur hidupku. Lebih baik aku membeli rumah dan pindah dari sini bersama culun itu' gumam lanzhanCeklek
Saat mendengar pintu kamar terbuka lanzhab menoleh, seseorang yang masuk kekamarnya adalah wei ying. Lanzhan langsung membalikan badanya dan membuang mukanya.
Wei ying mendekati lanzhan dan berhenti setelah menjaraki dirinya sedikit agar tidak terlalu dekat dengan lanzhan.
"Lanzhan?" Panggil wei ying namun tidak di tanggapi.
"Keluar dari sini!" Seru lanzhab setalah diam cukup lama.
"Nanti malam, kau pergilah sendiri. Biar urusan mama aku yang akan bicara" terang wei ying membuat lanzhan murka.
"Apa kau bilang barusan! Kau sengaja ya biar aku dimarahi oleh mama? Jangan bersikap sok baik di depanku" teriak lanzhan
"Bukan se_"
"Dasar culun munafik, tidak tau diri!" Seru lanzhanWei ying ingin sekali mengajak pria ini berdamai, ia sungguh lelah tapi setiap ia mengajak suaminya berbaikan, suaminya malah selalu berfikir negatif tentang dirinya.
"Kalau begitu lebih baik kau ceraikan aku, biar aku yang berbicara dengan mama! Seka_" ucap wei ying terpotong karna tangannya ditarik kasar oleh lanzhan.
"Kau jangan macam macam! Apa kau mau aku memukulmu!" Seru lanzhan.
"Kenapa? Bukannya itu yang kau inginkan? Aku lelah bersandiwara di depan mama dan papamu! Aku lelah dengan pernikahan ini! Dan asal kau tau aku lebih nyaman menjalani hidupku yang sendiri dari pada harus hidup bersama laki laki sepertimu yang selalu menghina ku tidak pernah sekalipun menghargaiku! Yaaaa aku memang munafik seperti yang kau ucapkan karna aku harus selalu berpura pura tersenyum dan berpura pura bahagia di hadapan semua orang" jelas wei ying mengeluarkan semua eneg uneg nya.