Kalian mau aku lanjutkan cerita ini atau di buat tamat? Komen ya!
.
.
.Tiba tiba bayi cantik itu menanggis keras di samping mamanya seolah merasa kehilangan membuat semua orang ikut menanggis.
"Lihatlah wei ying, anak kita bersedih merasa kamu meninggalkanya begitu saja hiks dia menanggis sayang hiks kasiaanilah aku dan dia sayang hiks" ujar lanzhan berlutut di lantai tepat di samping ranjang istrinya.Semua keluarga yang menyaksikan itu ikut menanggis, apalagi melihat bayi mungil itu ikut bersedih di samping ibunya, suara tangisan bayi cantik itu memenuhi ruangan oprasi wei ying.
Tiba tiba hal mengejutkan terjadi, alat jantung yang di pasang di tubuh wei ying berdetak kencang menandakan kalau pemuda itu kembali hidup. Dokter yang ada di sana dengan cekatan memeriksa wei ying.
"Ini sangat luar biasa, detak jantung nyonya muda Lan kembali normal" seru dokter itu heboh.Ayah jiyang, papa Qiren, mama saren dan juga bibi sarah menanggis haru mendekati tubuh wei ying. Sementara lanzhan mencium kening istri dan juga anaknya yang mulai tenang seolah mengerti dengan apa yang terjadi.
"Terimakasih sayang sudah berjuang untuku dan juga putra kita hiks aku mencintaimu sangat sangat mencintaimu" bisik lanzhan kemudian mengambil bayi kecilnya.Para tim medis segera mengambil alih, mereka meminta lanzhan serta keluarga keluar agar mereka leluasa menangani wei ying. Dengan menurut lanzhan keluar menggendong bayi kecilnya bersama keluarganya. Sesampainya di luar mama saren mengambil cucunya yang sudah tenang itu dalam gendongan sang papa, mama saren membawa cucu nya kembali keruang rawat khusus bayi. Sementara lanzhan menunggu dari luar istrinya yang masih di tangani itu dengan perasaaan cemas, mereka menunggu hampir 1 jam lamanya dan akhirnya dokter yang tadi keluar dengan wajah senang.
"Bagaimana?" Ujar lanzhan menatap dokter itu penuh harap.
"Ini benar benar keajaiban, nyonya muda sudah kembali. Detak jantung nya sudah normal kembali, saya sendiri sedikit bingung dan sangat bangga dengan pendirian tuan muda lan yang membawa bayi nya kemari dan mempertahankan alat alat medis ditubuh nyonya muda sampai ia kembali. Saya turut bahagia tuan muda lan" ujar dokter itu memeluk tubuh lanzhan.Tidak ada yang bisa menjabarkan kebahagian seorang lanzhan setelah mendengarkan penjelasan dokter itu bahwa istrinya sudah kembali kesisinya. Semua keluarga yang ada di sana juga merasakan hal yang sama.
Hari sudah menunjukkan jam 9 malam, wei ying baru di pindahkan keruangan VIP atas perintah Papa Qiren dan semua keluarga. Lanzhan melangkahkan kakinya menuju ruangan putra kecilnya di rawat dan ia memerintahkan pihak rumah sakit untuk memindahkan putranya keruangan istrinya berada agar ia bisa menjaga keduanya secara bersamaan. Setelah semua nya sudah berkumpul lanzhan menyuruh semua orang tua dan mertuanya pulang untuk membersihkan diri, karna sejak tadi siang mereka belum makan apapun dan juga pakaian mereka semua sangat berantakan. Awalnya semua orang menolak tetapi lanzhan berusaha memberikan penjelasan.
"Aku tidak ingin kalian jatuh sakit karna belum makan dan kelelahan sejak tadi. Wei ying pasti akan sedih jika kalian sakit karnanya" ucap lanzhan membuat mereka mengalah.Setelah semuanya pergi lanzhan masuk ke ruangan istrinya berada, mata nya menatap box bayi yang ada di samping wei ying dan juga menatap istrinya haru. Disaat tengah menatap wajah anak dan istrinya lanzhan teringat yanli yang mendorong istrinya hingga dirinya hampir kehilangan sosok yang berharga, tangannya terkepal kuat menahan amarah. Lanzhan berjanji akan memberikan pelajaran pada wanita itu setelah istrinya sehat.
Lanzhan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, kemudian mengganti kemeja nya yang terdapat bercak darah istri tercintanya. Tadi lanzhan menyuruh sekretarisnya untuk mengambilkan beberapa pakaian ganti untuknya, setelah selesai menjalankan ritual membersihkan diri lanzhan duduk di samping wei ying dengan menggenggam jemari kecil istrinya.
"Jangan pernah meninggalkan ku lagi sayang, tadi sangat mengerikan" ujar lanzhan menatap istrinya yang menutup mata.Lanzhan tertidur di samping istrinya karna kelelahan, jam 5 dini hari wei ying mulai menunjukkan tanda tanda akan sadar. Mata pemuda itu berkedip kedip menyesuaikan cahaya lampu, cukup lama terdiam menatap sekitaran. Wei ying merasakan ada yang menggenggam tangannya erat dan langsung menolah kesamping, senyuman terbit di bibir puncat itu tetapi hanya sebentar setelah merasakan perutnya kempes. Pemuda itu menatap syok perutnya kemudian mengingat kejadian kemarin saat ia terjatuh dari atas tangga membuat air matanya jatuh.
"Anakku" lirih wei ying terisak.Lanzhan terbangun mendengarkan lirihan seseorang, mata pria itu berbinar bahagia melihat istrinya yang sudah membuka mata.
"Wei ying? Kamu sudah sadar sayang" ujar lanzhan memeluk tubuh istrinya kemudian mencium seluruh wajah wei ying.
"Terimakasih sudah kembali sayang, aku sangat bahagia" ujar lanzhan dengan senyuman cerah.
"Lanzhan" panggil wei ying dengan air mata mengalir.
"Ada apa sayang? Kenapa menanggis? Mana yang sakit?" Panik lanzhan melihat mata istrinya memerah.
"Anak kita hiks anak kita hiks" lirih wei ying membuat lanzhan paham.Dengan pelan lanzhan melangkah menuju box di samping istrinya kemudian dengan pelan menggendong bayi kecil yang masih terlelap itu.
"Anak kita selamat sayang, lihatlah! Dia mirip sekali denganmu" ujar lanzhan sedikit cemberut.
"Hikss aku kira hiks aku ki_"
"Dia tidak akan pergi sayang, dia anak yang kuat sama seperti ibunya" ujar lanzhan mencium istri dan putranya.Lanzhan kembali menyimpan anaknya di box bayi, kemudian memanggil dokter untuk memeriksa keadaaan istrinya. Setelah beberapa menit dokter memeriksa keadaan wei ying dan menjelaskan bahwa keadaan istrinya sudah pulih tetapi tidak boleh terlalu banyak bergerak ataupun banyak pikiran.
Sementara di sisi lain tepatnya kediaman ayah jiyang sedang terjadi acara usir usiran disana. Ayah jiyang dengan begitu emosi mengusir yanli dari rumah setelah kejadian yang hampir membunuh putra tertuanya.
"Ayah hiks bukan yanli yang mendorong kakak hiks bukan" ujar yanli memeluk kaki ayahnya.
"Jangan memanggilku ayah!!! Kau bukan anakku sekarang!! Aku tidak pernah memiliki anak pembunuh!!" Seru ayah jiyang mendorong yanli yang memeluk kakinya. Walaupun hatinya sakit memperlakukan putri nya seperti itu tetapi rasa kecewanya lebih mendominan."Ini yang yanli tidak suka pada ayah!! Ayah selalu menyayangi kakak dari pada yanli!! Ayah selalu membela kakak dari pada yanli!" Seru yanli.
Plakkkk
Satu tamparan di dapatkan oleh yanli di pipinya setelah mengatakan itu, tamparan yang sangat keras berasal dari bibi sarah.
"ADA APA DENGANMU YANLI!!! disini kakakmu lah yang selalu mengalah denganmu!! Sejak kecil hingga saat ini kau selalu di limpahi kasih sayang oleh ayahmu!! Dia tidak menyuruhmu memperkerjaan pekerjaan rumah karna rasa sayangnya padamu. Tapi lihatlah kakakmu!! Dia seorang laki laki tetapi harus mengerjakan pekerjaan rumah karna tidak ingin membuatmu lelah!!"
"Apa yang di bawakan ayahmu saat pulang kerja selalu kau yang mengambil tanpa mau berbagi dengan kakakmu!! Bahkan saat ayahmu membelikan sepeda kau dengan lantang menolak mengendarainya bersama kakakmu karna malu!! Dimana akal sehatmu!!!"
"Kakakmu selalu menyayangimu tanpa rasa iri sedikitpun, ia menikah dengan lanzhan juga karnamu! dia tidak menolak karna jika sampai ia menolak kau akan kabur dari rumah!! Kau kira bibi tidak tau hah!! Tidak cukupkah kau menyakiti kakakmu? Sekarang dia sudah bahagia bersama keluarga kecilnya dan kau malah mau berada di tengah tengahnya!! Apa kau punya hati!!!"
"Kau mengatakan dengan lantang bahwa kau mencintai lanzhan setelah dulu menolaknya!! Kau ingin mengambil suami kakakmu? TIDAK TAU MALU NYA DIRIMU YANLI!! MANUSIA APAAA KAMU INI HAH!!" seru bibi sarah mengutaraan semua yang ia tau.Ayah jiyang yang mendengarkan itu menatap tak percaya yanli, dengan langkah besar ia mencengkram bahu anaknya yang menanggis itu.
"Jadi itu yang kalian ributkan hingga kau dengan tega mendorong kakakmu?" Lirih ayah jiyang kecewa membuat yanli menggelengkan kepalanya.
"Tid_"Dengan cepat ayah jiyang mendorong tubuh anaknya keluar dari rumah beserta baju bajunya, nafasnya memburu seolah tidak percaya dengan kenyataannya. Anak yang selalu di limpahi kasih sayang rela membunuh kakaknya hanya karna ingin merebut seorang pria.
"PERGI DARI SINI SECEPATNYA SEBELUM LANZHAN DATANG MEMBUNUHMU YANLI!! Ayah benar benar kecewa padamu, kau anak yang mengerikan" ujar ayah jiyang menutup pintu rumahnya.Brak
Brak
Brak"Ayahhh jangan usir yanli ayahhh hiks bukan yanli yang mendorong kakak hiks ayahhh hikss kumohon hikss buka ayah hiks" teriak yanli mengedor pintu rumah.
Ayah jiyang terdiam tanpa niat untuk membukakan pintu untuk anaknya, hatinya benar benar hancur sebagai orang tua. Bibi sarah menatap kakaknya.
"Kau terlalu keliru kak, kasih sayangmu terlalu keliru hingga tanpa sadar membuatnya menjadi moster mengerikan" ujar bibi sarah meninggalkan kakaknya yang terdiam.