79

3.7K 270 12
                                    

Jangan lupa vote!!
.
.
.

Satu bulan berlalu..

Di kediaman keluarga Lan tengah terjadi keributan yang di sebabkan oleh bayi kecil xiao yang sejak kepergian ayahnya menjadi rewel tidak mau di gendong siapapun, wei ying selaku mama dari sang bayi terus menimang nimang anaknya. Sementara mama saren segeraa menghubungi putranya agar segera pulang untuk menghentikan tangisan cucu kesayangannya.
Wei ying merasa heran melihat bayinya yang sangat lengket dengan suaminya, bahkan jika bayi itu bangun di pagi hari tidak melihat wajah ayahnya maka tangisan nya akan menggema membangunkan seisi rumah. Kadang wei ying sedikit iri melihat kedekatan suami dan anaknya tetapi tidak bertahan lama karna baginya melihat kedua orang yang di sayangi tersenyum membuat hati wei ying damai.

10 menit lamanya mereka menunggu kedatangan lanzhan yang sedang mengadakan meeting bersama koleganya, terlihat ayah satu anak itu datang tergesa gesa karna mendengar tangisan putra kesayangannya yang keras.
"Kenapa bisa menanggis begini sayang?" Ujar lanzhan langsung mengambil anaknya dari istrinya.
"Kamu tau betapa rewelnya dia kalau tidak ada dirimu lanzhan" ujar wei ying cemberut melihat anaknya yang langsung terdiam setelah di gendong suaminya.

Mama saren yang sejak tadi memperhatikan itu tidak bisa untuk tidak menganga seolah tak percaya, cucunya langsung diam setelah berada di gendongan ayahnya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu memang tau kalau cucu kesayangannya sangat lengket dengan sang papa tetapi menurut mama saren keduanya malah semakin lengket saja. Bahkan dia sebagai oma tidak pernah di tangisi seperti itu oleh cucu manjanya itu.
"Ini tidak bisa di percaya, cucu ku pasti terkena pelet olehmu nak" ujar mama saren menatap anaknya kesal.
"Mama ini bicara apa, itu wajar jika anakku lengket padaku" ujar lanzhan tersenyum mengejek mamanya.

Lanzhan kemudian meraih pinggang istrinya untuk masuk kedalam kamar, tetapi sebelum itu wei ying sudah pamit pada mertuanya. Mereka berjalan dengan mesra menaiki tangga dengan bayi xiao yang berada di gendongan lanzhan.
Saat sampai di kamar lanzhan dengan pelan merebahkan tubuh mungil anaknya yang sudah terlelep kedalam ranjang khusus bayi, kemudian mendekati wei ying yang berdiri tidak jauh darinya.
"Dia sangat lengket padamu lanzhan" ujar wei ying.
"Apa mama nya cemburu?" Goda lanzhan melingkarkan tangannya kepinggang ramping wei ying.
"Bagaimana aku bisa cemburu pada sumber kebahagiaanku" ujar wei ying menatap wajah suaminya sembari tersenyum.

Cup

Lanzhan mendaratkan ciuman pada kening istrinya, tidak pernah terbayangkan kalau orang yang dulu sering di hina akan menjadi orang yang paling berharga untuknya.
Lanzhan menyatukan bibir mereka kemudian memberikan lumatan pelan pada bibir manis istrinya, wei ying mengalungkan tangannya pada leher suaminya dan ikut membalas ciuman itu. Semakin lama ciuman itu semakin intens dan bernafsu, lanzhan merebahkan tubuh istrinya ke ranjang dengan lembut. Tangannya membuka pakaian wei ying tanpa menghentikan ciuman itu membuat wei ying mendesah saat tangan lanzhan menyentuh niple merah nya.
Bibir lanzhan turun kelehar istrinya memberikan tanda merah disana membuat erangan wei ying semakin kencang karna lehernya sangat sensitif.
"Apa boleh?" Tanya lanzhan dengan tatapan penuh nafsu.
"Lakukanlah" ujar wei ying dengan pipi merona.

Mendapatkan lampu hijau lanzhan segara melepaskan pakaiannya memperlihatkan miliknya yang sudah berdiri menjulang minta di puaskan, sebelum memulai lanzhan melirik ranjang putranya takut bayi itu terbangun dan menanggis.
Tetapi seolah tidak terjadi apa apa bayi itu masih terus tenang dengan mata tertutup, lanzhan tersenyum lalu memasukkan satu jarinya untuk membuat jalan masuk miliknya.
"Ahhh,,,sakitt" ujar wei ying saat merasakan dua jari suaminya masuk ke lubang sempitnya.
"Tahan sayang, aku akan perlahan" bisik lanzhan menjilati telinga istrinya.

"Emhhh_

Lanzhan terus mengerakan kedua jarinya dengan cara menggunting kemudian menambahkan satu jarinya lagi membuat wei ying gemetar. Merasa jalan miliknya sudah siap lanzhan dengan perlahan memasukan ujung miliknya kedalam hole wei ying.
"Ahhh...sa..kittt" rengek wei ying mencakar punggung suaminya.
"Emhh,,, tahan sayang...kau masih saja sempit..ahhh" ujar lanzhan mendorong miliknya yang di jepit oleh hole wei ying.

Jlepppp

Merasakan milik suaminya sudah masuk sempurna wei ying mendesah kencang karna rasa sakit yang luar biasa, lanzhan yang melihat itu berhenti sejenak agar wei ying terbiasa, jujur lanzhan sedikit heran padahal mereka sering melakukannya saat wei ying masih hamil tetapi bukannya melonggar tetapi milik istrinya malah semakin sempit saja. Walaupun lanzhan suka tetapi melihat istrinya yang kesakitan membuat hati lanzhan sedikit kasian, ingat kawan kawan sedikit ya! Haha.

Lanzhan mulai mengerakkan pinggulnya setelah merasa wei ying sudah tidak merasa sakit, efek satu bulan tidak mengauli istrinya lanzhan bagai orang kesetanan. Ia terus mengempur istrinya hingga tak berdaya, bahkan tidak memakai pengaman karna menurut lanzhan akan lebih baik xiao kecil cepat memiliki adik agar bayinya tidak kesepian.
Ditambah dengan kerja sama xiao kecil yang seolah tidak terganggu dengan aktifitas orang tuanya membuat lanzhan tanpa henti menggenjot istrinya, disela sela gerakannya wei ying meminta berhenti tetapi lanzhan tidak mendengarkannya dan malah memperdalam miliknya pada hole istrinya.
"Aku ingin ahh xiao punya adik secepatnya sayang ahhh" ujar lanzhan terangah anggah.

"Uhhh...di..a..masih...ke...ahhhh...cilll...ahhh" desah wei ying yang tubuhnya terhentak hentak karna gerakan suaminya.

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang