29

3K 248 9
                                    

Wei ying seketika membalikkan badanya dan berhadapan langsung dengan lanzhan yang telanjang dada dengan handuk melingkar di lehernya membuat wei ying seketika mematung melihat tubuh berotot milik suaminya.
"Sedang apa kau di lemariku?" Seru lanzhan menyadarkan wei ying
"Aku hanya ingin menyiapkan baju untukmu!" Ujar wei ying menunduk.
"Kalau sedang berbicara, kau harus melihat lawan bicaramu!" Seru lanzhan mengangkat dagu wei ying.
"Lepaskan!" Ucap wei ying menepis tangan suaminya
"Dan tidak usah sok melayaniku dengan baik, karna aku muak melihatnya!" Seru lanzhan
"Kalau kau tidak mau aku melayanimu, ambillah sendiri pakaianmu! Yaa juga kalau bukan mama yang menyuruh, aku tidak akan sudi melayani suami durhaka sepertimu!" Seru wei ying, ia tau kata katanya sangat kasar, namun sudah terlanjur sakit hati mendengar kata kata kasar yang selalu di lontarkan oleh lanzhan.
"Cepatlah kemeja makan untuk sarapan" ucap wei ying meninggalkan lanzhan.
"Tanpa kau beritahu aku sudah tau! Aku bukan anak kecil" seru lanzhan membuat wei ying mengelus dadanya sabar.

Tak beberapa lama lanzhan keluar dari kamar dengan memakai pakaian kerjanya. Ia melihat wei ying yang sedang menata makanan di meja makan.
"Mama tolong pasangkan dasi ku" pinta lanzhan mendekati mamanya. Karna yaa dia tidak bisa memasang dasi itu sendiri, selalu mamanya yang di cari.
"Kau sudah menikah, minta tolonglah pada istrimu nak" ucap mama saren membuat lanzhan dan wei ying saling tatap.

Wei ying menghela nafas lalu menghampiri suami durhakanya ini agar bisa segera memasangkan dasi tersebut. Lanzhan dapat melihat wajah wei ying sangat dekat dengan dirinya, ia memperhatikan nya tanpa kedip.
Setelah acara pasang memasang dasi mereka semua makan bersama dengan wei ying yang mengambilkan makanan untuk lanzhan. Rasanya mereka benar benar bersandiwara di depan orang tua nya seakan hubungan di anatara mereka sangat harmonis. Padahal ya masih ambur radul hehehe!
"Ma, pa..lanzhan pergi kerja dulu" pamit lanzhan
"Kenapa kau sangat buru buru nak? Habiskan dulu sarapanmu" ujar mama saren
"Tidak usah ma, aku sudah terlambat" ujar lanzhan meninggalkan meja makan.

'Ya tuhan, anak itu bahkan tidak pamit kepada istrinya' batin mama saren geleng geleng.

"Wei, maafkan lanzhan" ucap mama saren
"Tidak apa apa ma" saut wei ying sambil tersenyum.

Selesai sarapan wei ying hendak membantu bibi untuk merapikan bekas piring kotor, namun mama saren melarang nya dengan keras untuk tidak melakukan hal tersebut.
"Wei, sudah nak biarkan saja" ucap mama saren
"Tapi ma?" Saut wei ying dan di tanggapi dengan gelenggan kepala oleh mertuanya. Kemudian mama saren memerintahkan salah satu pelayan untuk memindahkan sebagian pakaian lanzhan dari kamar lama ke kamar baru.
"Ma... biar wei ying saja yang memindahkan barang lanzhan" pinta wei ying memohon
"Tidak usah nak, biar pelayan saja yang mengerjakannya" ucap mama saren
"Ma wei ying mohon, wei ying tidak bisa berdiam seperti ini. Lagipula itu juga barang suami wei ying jadi biar wei ying saja yang mengaturnya ya" mohon wei ying
"Baiklah nak terserah kau saja" pasrah mama saren  membuat wei ying bergegas untuk pergi ke kamar lama lanzhan, tidak lupa berpamitan pada kedua mertuanya.

"Lihat! Aku tidak salah kan memilihkan lanzhan istri?" Tutur mama saren pada suaminya.
"Semoga saja wei ying mampu menghadapi sifat anakmu yang keras itu" saut papa Qiren.

Wei ying masuk kekamar lanzhan dan mengambil semua barang barang yang hendak di pindahkan kekamar barunya.
Wei ying membuka lemari dan mengambil baju milik suaminya yang hanya tinggal beberapa saja. Kemudian beralih ke laci didalam lemari tersebut, namun ia terkejut saat melihat isi laci itu karna terdapat foto adiknya yanli. Foto adiknya yang sepertinya sudah lama tersimpan disana.
'Sepertinya lanzhan benar benar mencintai yanli'batin wei ying.

Malam harinya lanzhan baru saja keluar dari kamar mandi, saat hendak memasukkan jam tangannya ke laci ia terkejut karna melihat foto yanli disana.
'Kenapa foto ini ada disini? Bukannya ada di kamar yang lama' gumam lanzhan segera memakai baju dan keluar menuju ruang makan yang sudah ada papa, mama dan wei ying.

"Ma, siapa yang memindahkan barang barang lanzhan?" Tanya lanzhan duduk disamping wei ying.
"Siapa lagi kalau bukan istrimu nak, mama tadi sudah menyuruh pelayan tapi istrimu memaksa untuk memindahkannya sendiri" jelas mama saren membuat lanzhan menatap wei ying.

'Apa dia juga yang memindahkan foto yanli? Baguslah' gumam lanzhan sambil memandang wei ying sinis.

Setelah acara makan malam mama saren dan papa Qiren masuk kedalam kamar begitupun lanzhan, ia meninggalkan wei ying di sana.
Saat wei ying memasukki kamar tiba tiba ia di lempari bantal dan juga selimut dengan keras.
"Ambil kasur lipat dibelakang lemari dan tidurlah dibawah!" Seru lanzhan

'Rasanya ingin ku bunuh saja pria ini!' Gumam wei ying langsung mengambil kasur yang di maksud oleh lanzhan lalu menggelarnya dilantai.

Saat wei ying hendak merebahkan tubuhnya, tiba tiba mama saren masuk kedalam kamar tanpa permisi.
"Astagaaaa wei ying..... kenapa kau tidur dibawah nak?" Teriak mama saren membuat lanzhan dan wei ying terkaget kaget.

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang