JANGAN LUPA VOTE!!
.
.Wei ying kembali kekamar hotel dengan air mata mengalir, ia membuka pintu kamar dengan kunci yang di berikan oleh lanzhan tadi. Ia menutup pintu kamar lalu menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur.
"Kenapa juga aku menanggis" ketus wei ying mengusap kasar air matanya. Wei ying kembali mengingat saat pertama kali dirinya menemukan foto adiknya dilemari pakaian milik suaminya.
"Lanzhan benar benar menyukai yanli"
"Kenapa dari dulu aku tidak pernah beruntung seperti yanli..., astagaa aku ini bicara apa! Aku sudah berjanji pada ibu agar tidak pernah iri pada yanli, tidak bolah! Aku sangat menyayangi yanli dan dia pantas mendapatkannya" ujar wei ying beranjak dari tempat tidur.Tiba tiba ponsel wei ying berdering, ia segera meraihnya dan melihat panggilan masuk dari sehun.
'Sehun?" Lirih wei ying tanpa suara lalu segera menerima panggilan itu."Halo?" Sapa sehun penuh semangat terdengar dari ponsel milik wei ying.
"Iya, sehun ada apa?" Tanya wei ying
"Wei ying, apa bulan depan kita bisa bertemu? Kebetulan aku akan pulang selama beberapa hari ke Baijing" ujar sehun semangat.
"Kalau kau tidak sibuk, kau mau bertemu denganku kan" tambah sehun penuh harap.
"Kau pulang? Baiklah, itu gampang kalau sudah sampai hubungi saja aku" ujar wei ying dengan nada malas.
"Benarkah? Baiklah bulan depan aku kabari oke" senang sehun.Setelah berbicara dengan sehun lewat telfon, wei ying bergegas untuk pergi mandi tetapi mendengar suara ketukan dan suara lanzhan dari luar membuat wei ying terdiam sejenak.
"Untuk apa juga dia kembali kemari" sinis wei ying kesal
"Berteriaklah hingga suara mu habis! Aku tidak akan membukakan pintu nya huh" ujar wei ying pelan lalu masuk kedalam kamar mandi tanpa menghiraukan suaminya yang berteriak seperti orang gila.Lanzhan kembali kehotel, saat ia sudah berada di depan kamarnya ia mencari sesuatu di saku celananya.
"Astagaa, aku lupa! Tadi aku memberikan kunci kamarnya pada wei ying" ujar lanzhan
"Apa dia ada didalam?"Tok tok tok
"Wei ying, apa kau didalam kamar? Buka pintunya" panggil lanzhan seraya mengetuk dan menekan bell beberapa kali.
Beberapa kali lanzhan mencoba mengetuk pintunya tapi tidak mendapatkan jawaban.
"Sepertinya dia tidak ada didalam kamar, lalu kemana anak itu?" Seru lanzhan menggaruk kepalanya bingung.Lanzhan mencoba memanggil roomboy yang bertugas di hotel itu untuk meminjam kunci cadangan agar bisa membuka pintu kamar itu. Roomboy membuka pintu memang berhasil tapi sialnya, wei ying mengunci pintunya menggunakan double lock dari dalam. Ya namanya juga hotel elit pasti fasilitasnya elit agar tidak ada sembarangan orang jahat yang memasukki kamar hotel dengan mudah.
"Maaf tuan, pintunya terkunci dari dalam" ujar roomboy itu.
"Berarti didalam sana ada orang?" Tanya lanzhan dan di iyakan oleh roomboy itu.
"Ck, ya sudah pergilah sana" seru lanzhan'Dasar orang kaya tidak sopan' batin roomboy itu memaki lanzhan dalam hati meninggalkan tempat itu.
Lanzhan masih berdiri di tempat yang sama, berusaha terus mengetuk pintu dan memanggil wei ying dari luar berharap istrinya segara membukakan pintu untuknya.
"Wei ying, buka pintunya!!" Teriak lanzhan dari celah pintu yang sedikit terbuka.
"Wei ying, sayang. Ayolah buka pintunya" ujar lanzhan berusaha semanis mungkin. Namun tetap saja tidak membuahkan hasil, hampir satu jam ia tidak mendapati jawaban apapun dari dalam.
"Siall, dia benar benar marah padaku" ujar lanzhan menendang pintu dengan kesal."Wei ying kalau kau tidak membukakan pintunya aku akan meninggalkanmu sendirian disini!" Seru lanzhan yang sudab kehabisan akal.
"Wei_"Ceklek
Lanzhan hendak berteriak kembali namun wei ying sudah membukakan pintunya terlebih dahulu.
"Kau sudah kembali?" Tanya wei ying tanpa dosa dan langsung berlalu masuk meninggalkan lanzhan yanag masih diam diluar."Kenapa kau lama membuka pintunya hah! Apa kau ingin menjadi istri durhaka!" Seru lanzhan saat menutup pintu kamar mengikuti wei ying.
"Aku tadi sedang di kamar mandi jadi aku tidak dengar!" Santai wei ying
"Mandi macam apa yang kau lakukan sampai satu jam aku menunggumu di luar" seru lanzhan tapi tidak di tanggapi oleh wei ying."Kalau suami sedang berbicara lihat matanya! Bukan malah melihat ponsel" seru lanzhan.
"Apa kau marah, karna aku membahas tentang sepupu yangyang makanya kau mengunci pintunya, iya?" Tanya lanzhan.
"Untuk apa aku marah? Kan aku sudah bilang kalau tadi aku sedang mandi! lagipula aku tidak peduli mau kau membahas tentang siapa" seru wei ying memalingkan wajahnya. Lanzhan yang melihat itu hanya diam dan langsung menuju kamar mandi membersihkan diri.Tak lama kemudian lanzhan keluar dari kamar mandi mendekati wei ying yang sedang berbaring. Lanzhan memperhatikan wajah wei ying yang terlelap, setelah puas lalu ikut berbaring menjelajahi dunia mimpi.
Hawa dingin di tengah malam membangunkan wei ying dari tidurnya, wei ying bangun dari tidurnya lalu masuk kekamar mandi. Lanzhan yang merasakan adanya pergerakan di tempat tidur terbangun melihat istrinya yang masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian wei ying keluar dari kamar mandi dan merebahkan tubuhnya ketempat tidur."Dingin sekali" lirih lanzhan memeluk tubuh wei ying erat
"Eh, ?" Kaget wei ying berusaha melepaskan pelukan lanzhan.
"Biarkan seperti ini!" Rayu lanzhan memasukkan tangannya keperut istrinya."Tidak mau! Minta sana sama sepupunya yangyang!" Ketus wei ying menepis tangan lanzhan kasar. Lanzhan tidak berani untuk memaksa, ia hanya terdiam.
'Sial, jika dia marah sangat menakutkan. Aku tidak akan berani mengulanginya" gumam lanzhan kembali memeluk tubuh wei ying.
"Berani kau menolak! aku akan melakukan hal yang lebih besar dari sekedar memelukmu!" Ancam lanzhan membuat wei ying berhenti memberontak.