LAGI GAK MOOD BUAT NGETIK! GIGI SAKIT!!
.
.Setelah hampir satu jam nongkrong di kamar mandi kini lanzhan menuntun istrinya kembali ke ranjang, wajah wei ying sangat pucat apalagi tadi sempat menanggis membuat wajah manis itu jadi nano nano. Lanzhan ingin mengajaknya kerumah sakit tetapi wei ying menolak dan memilik untuk tiduran sembari memeluk tubuh lanzhan. Kondisi lampu masih mati dan hujan tidak sederas tadi.
"Lanzhan kau istirahatlah juga, besok kau akan bekerja bukan" lirih wei ying merasakan tangan suaminya terus mengelus kepalanya.
"Hm" gumam lanzhan memperbaiki posisinya.Keesokan harinya, lanzhan bangun lebih dulu menuju kamar mandi muntah muntah seperti istrinya semalam. Tidur Wei ying terusik mendengar kebisingan yang di lakukan oleh lanzhan di pagi hari, dengan segera ia bangun masuk kedalam kamar mandi melihat keadaan suaminya yang muntah muntah.
"Apa yang terjadi lanzhan? Kenapa jadi kau yang ikut muntah muntah?" Tanya wei ying memijit kepala suaminya.
"Hah, perutku rasanya sangat tidak nyaman" ujar lanzhan kembali muntah tetapi yang keluar hanya air.
"Wei ying buatkan aku gulai ayam, aku sangat ingin memakan itu" ujar lanzhan setelah merasa mualnya sedikit berkurang.Wei ying segera pergi dari kamar menuju dapur untuk memasakkan gulai ayam untuk suaminya, sedangkan lanzhan bergegas mandi sembari menahan rasa mual yang membeludak.
'Apa aku ketularan wei ying? Ini sangat tidak nyaman' keluh lanzhan dalan hati.30 menit kemudian
"Lanzhan ayo makanannya sudah siap" ujar wei ying masuk kedalam kamar.
"Aku akan bekerja tetapi disini tidak ada jas untuk ku gunakan" kesal lanzhan
"Aku akan meminjamkan jas milik ayah, tunggu sebentar" ucap wei ying berjalan menuju kamar ayahnya mengambil salah satu jas ayahnya kemudian kembali lagi menemuai suaminya.
"Ini!" Ujar wei ying menyerahkan jas itu tetapi lanzhan hanya diam dan malah melebarkan tangannya kepada wei ying.
"Ada apa?" Tanya wei ying heran.
"Sini ayo" pinta lanzhan
"Kau mau aku peluk?" Tanya wei ying polos.
"Siapa yang meminta di peluk, aku menyuruhmu untuk memakaikan aku jas itu" ujar lanzhan. Mendengar itu wei ying merutuki kebodohannya kemudian mendekat.
"Kenapa tidak bilang langsung! Dasar manja" lirih wei ying tapi masih bisa di dengar oleh lanzhan.
"Ulangi sekali lagi!" Ujar lanzhan tetapi wei ying langsung menggelang.Saat tengah merapikan tempat tidur, ponsel wei ying berbunyi tanda panggilan masuk. Lanzhan yang berada di dekat ponsel itu segera meraihnya kemudian melihat nama siapa yang menelfon istrinya pagi pagi begini.
"Sehun?" Gumam lanzhan mengernyitkan alisnya.
"Kanapa si idiot ini menelfonmu pagi pagi!" Seru lanzhan kesal menatap istrinya.
"Aku tidak tau" jawab wei ying.
"Cepat angkat dan nyalakan loud speakernya agar aku bisa mendengar apa yang akan kalian bicarakan!" Seru lanzhan marah. Ia sangat sensitif pagi ini tidak tau karna apa.Wei ying mengiyakannya kemudian mengambil ponsel itu dari tangan suaminya, kemudian menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya dan tidak lupa menyalakan loud speaker agar lanzhan mendengarkan pembicaraan mereka.
"Halo wei?" Sapa sehun
"Iya, ada apa sehun?" Tanya wei ying sembari menatap wajah suaminya yang mulai memerah.
"Wei aku sudah pulang ke Baijing, bagaimana apa kita bisa bertemu hari ini?" Tanya sehun semangat.Wei ying menelan ludahnya perlahan ia baru ingat janjinya sebulan yang lalu, kemudian melihat wajah suaminya yang semakin memerah seperti singa kepanasan.
"Ha..ha bertemu?" Tanya wei ying panas dingin.
"Iya, sebulan yang lalu aku sudah mengatakannya padamu kan" ujar sehun membuat lanzhan semakin murka.
"Anu sehun, sepertinya aku tidak bisa sekarang. Soalnya sangat sibuk" ujar wei ying cepat.
"Oh ayolah wei, kau sudah berjanji bukan?" Ujar sehun penuh harap.
"Maaf sehun aku tidak bisa, aku tutup dulu ya bay" ucap wei ying mematikan saluran telfonya secara sepihak.Setelah panggilan itu dimatikan wei ying dan lanzhan sama sama terdiam dengan pikiran masing masing, tanpa mengajak istrinya lanzhan turun kebawah menuju meja makan. Wei ying yang melihat itu bergegas mengikuti langkah lebar suaminya.
"Lanzhan, aku tidak akan menemui sehun" ujar wei ying setelah sampai di meja makan.
"Kenapa tidak? Temui saja! Aku tidak peduli" ketus lanzhan makan makanannya.
"Kau hari ini pergi ke boutique atau tidak?" Tanya lanzhan
"Aku pergi, tunggu aku" ujar wei ying berlari menuju kamar.Didalam mobil lanzhan sama sekali tidak mengajak wei ying berbicara, ia masih kesal dengan kejadian tadi tapi tetap mencoba biasa saja. Wei ying sesekali menatap suaminya yang fokus menyetir, sampai di boutique juga sama tidak ada percakapan sama sekali.
Setelah wei ying keluar dari mobil, lanzhan pergi tanpa mengatakan apapun membuat hati wei ying sedikit sakit.