48

3.9K 326 14
                                    

JANGAN PERNAH BOSAN TEMAN!
.
.

Hari ini wei ying dan lanzhan pulang ke Amerika menaiki jet pribadi keluarga Lan, mereka berdua tak berbicara apapun tetapi lanzhan terus merangkul pinggang ramping milik wei ying membuat pemuda itu risih.
Setibanya dirumah lanzhan dan wei ying disambut hangat oleh mama saren dan juga papa Qiren. Mama saren sedikit heran melihat putranya yang melengket dengan wei ying tidak seperti biasanya, tetapi tidak bisa di pungkiri bahwa ia juga merasa bahagia. Itu tandanya lanzhan sudah mencintai istrinya dan masalah cucu akan segera muncul.

"Bagaimana nak? Apa cucu mama sudah jadi?" Tanya mama saren
"Tenang saja ma, lanzhan sedang berusaha setiap hari" cerocos lanzhan membuat wei ying melotot pada suaminya.
"Baguslah, mama tidak sabar" pekik mama saren heboh membuat suaminya menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah ma, lanzhan dan wei ying mau kekamar dulu. Mau lanjut akh.." ucap lanzhan mendapatkan cubitan keras dari istrinya.
"Hahaha semangat!" Heboh mama saren.

Lanzhan menarik tangan wei ying menuju kamar, mama saren yang melihat itu tidak bisa untuk tidak tersenyum.
"Pa, rencana mama berhasil mendekatkan lanzhan dengan wei ying" ujar mama saren merangkul lengan suaminya.
"Iya, papa rasa juga begitu. Semoga saja dengan adanya bulan madu kemarin mereka bisa saling mencintai" ucap papa Qiren.

Satu minggu sudah berlalu dan hubungan lanzhan dengan wei ying mengalami perkembangan yang begitu pesat walaupun masih di selingi dengan perdebatan tidak penting. Seperti saat ini mereka berdua sedang berada di mobil menuju kediaman orang tua wei ying karna ayah jiyang meminta nya untuk menginap disana, lanzhan memarkirkan mobil mewahnya digarasi milik mertuanya. Wei ying keluar lebih dulu tanpa menunggu suaminya.
"Terus saja seperti itu!" Seru lanzhan menghentikan langkah istrinya.
"Ada apa?" Tanya wei ying
"Kau kemari seolah olah datang sendiri tanpaku" kesal lanzhan
"Lalu kau mau aku berbuat apa? Mau ku gendong?" Seru wei ying membuat lanzhan mendengus sebal.

Lanzhan kemudian mendekati istrinya menggandeng tangan kecil itu membawanya masuk kedalam. Didepan pintu mereka berdua di sambut oleh ayah jiyang dan bibi sarah.
"Ayah, bibi" sapa wei ying berusaha melepaskan gandengan tangan suaminya tapi tidak bisa karna lanzhan menguatkan tangannya.
"Kalian sudah datang?" Tanya ayah jiyang menatap anak dan menantunya yang bergandengan.
"Iya ayah, jadi ayah mau pergi sekarang?" Tanya lanzhan pada mertuanya
"Iya nak, terimakasih ya kalian sudah mau menginap disini" sesal ayah jiyang.
"Tidak apa apa ayah, kami senang bisa menginap disini" jawab lanzhan tersenyum tulus.
"Iya kan sayang?" Tanya lanzhan menatap istrinya yang sudah salting karna melihat senyum suaminya yang tulus.
"Emmm" gugup wei ying

"Kalian sangat mesra membuat bibi senang, sepertinya kalian berdua menikmati bulan madunya" goda bibi sarah mengelus pipi ponakannya gemas.
"Tentu saja bibi, bahkan sangat menikmatinya" ujar lanzhan tersenyum ceria.

Setelah mertuanya pergi lanzhan dan istrinya masuk kedalam rumah, lanzhan merebahkan tubuhnya kesofa ruang tamu.
"Kamu mau disini? Tidak ke kamar?" Tanya wei ying.
"Kau sepertinya senang sekali mengajakku kekamar?" Ucap lanzhan menarik tangan istrinya dengan senyum menggoda.
"Pikiranmu itu selalu memicu pada hal hal kotor! Aku hanya ingin menyuruhmu istirahat!" Seru wei ying
"Ya sudah, ayo temani aku kekamar" ajak lanzhan bangun dari duduknya merangkul tubuh istrinya menuju kamar.
"Kau pergilah dulu, aku akan menyiapkan makan malam" ujar wei ying melepaskan rangkulan suaminya.
"Tidak usah, kita pesan saja" pinta lanzhan  menarik pinggang ramping istrinya paksa.

Saat lanzhan dan wei ying menuju kamar, mereka berpapasan dengan yanli yang sudah berpakaian rapi hendak keluar. Yanli sedikit heran melihat tingkah mesra kakaknya bersama lanzhan tapi berusaha tidak menghiraukan dan melewati mereka.
"Yanli? Kau mau kemana?" Tanya wei ying
"Bukan urusan kakak!  urus saja suami kakak" ujar yanli tidak suka

"BICARA YANG SOPAN PADA KAKAKMU!!" seru lanzhan

"Jangan membesarkan suaramu padaku!!" Saut yanli

"Sudah lanzhan, kau masuklah duluan kekamar nanti aku menyusul"pinta wei ying mengusap punggung lebar suaminya.

Lanzhan menurut saja apa kata istrinya, tetapi sebelum pergi lanzhan menatap tajam yanli. Memurutnya sifat wanita itu sangat tidak sopan. Setelah lanzhan pergi wei ying menarik tangan adiknya untuk duduk kesofa.
"Kau kenapa jadi seperti ini?" Tanya wei ying
"Kenapa memangnya? Kau bukan ayah dan bibi yang selalu bisa mengaturku! Ini bukan rumah kakak lagi! Kakak sudah tidak punya hak untuk melarangku ini itu!" Seru yanli
"YANLI!!!" seru wei ying
"Kakak punya hak untuk mengaturmu! Ingat hubungan darah tidak pernah bisa terputus! Kakak hanya tidak ingin kau salah bergaul, kami semua menyayangimu!" ujar wei ying
"Omong kosong! Yanli tidak peduli!" Ujar yanli beranjak dari duduknya meninggalkan kakaknya yang masih meneriakinya.

Lanzhan yang belum benar benar pergi menyaksikan perdebatan adik kakak itu dengan geram, ia kemudian mendekati istrinya kemudian menarik tangan itu pelan menuju kamar.
"Jangan dipikirkan, pergaulan seperti itu wajar" ucap lanzhan saat sampai di kamar
"Apanya yang wajar? Aku tidak mau terjadi hal hal buruk padanya!" Ujar wei ying
"Kau jangan berlebi_"
"Apanya yang berlebihan! Yanli perempuan!" Seru wei ying menatap suaminya marah.
"Baiklah aku minta maaf, ayo istirahat dulu biar pikiranmu tenang" ucap lanzhan menenangkan istrinya.
"Aku tidak mau!" Ujar wei ying meraih ponselnya hendak menghubungi ayahnya. Karna meskipun yanli sering memberontak tapi jika dengan ayah adiknya itu akan menurut.

"Apa kau mau menelfon ayahmu? Kau mau penyakit jantung nya kumat lagi?" Tanya lanzhan membuat wei ying terdiam.
"Sudahlah, orang seperti adikmu tidak bisa dinasehati dengan kasar, nasehati dia secara pelan pelan nanti saat sudah pulang" tutur lanzhan
"Tap_"
"Kenapa kau selalu memikirkan adikmu, kau harus memikirkan suami mu juga! Ayo temani aku tidur" seru lanzhan menarik tubuh istrinya kekasur, ia melingkarkan tangannya pada pinggang ramping kesukaannya. Wei ying hanya pasrah di perlakukan begitu kemudian ikut tertidur sembari membalas pelukan suaminya.

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang