37

3.5K 276 9
                                    

Yanli dan wen ning terlihat duduk di samping wei ying yang mulai menunjukkan pergerakan untuk bangun.
"Emm" gumam wei ying mengerjapkan matanya.
"Wei ying" panggil wen ning senang
"Kacamataku" ucap wei ying
"Wei ying, istirahatlah dulu" ucap sehun menahan tubuh wei ying yang ingin bangun.
"Tidak, aku mau pulang dari sini" ucap wei ying menepis tangan sehun
"Ini wei ying" ucap wen ning memberikan kacamata wei ying. Saat wei ying sudah memakai kacamatanya dia seperti mencari keberadaan seseorang.
"Kau mencari siapa?" Tanya sehun tapi wei ying hanya geleng geleng kepala

Saat melihat kearah pintu wei ying melihat lanzhan yang baru masuk, kedua mata mereka saling menatap satu sama lain. Lanzhan mengalihkan penglihatannya karna bayangan tentang pantat bohay istrinya masih tergiang giang di kepalanya.
"Aku mau pulang" lirih wei ying
"Ayo, biar aku yang mengantarmu" ujar sehun
"Tidak perlu!! Biar aku yang mengantarnya!" Seru lanzhan tajam
"Tidak usah! Biar aku saja yang mengantarnya! Aku tidak percaya dengan laki laki brengsek sepertimu" seru sehun

"Aku yang mengadakan acara ini! Jadi aku yang bertanggung jawab!" Seru lanzhan
"Sehun, biarkan saja dia yang mengantarku" ucap wei ying menegahi.
"Tap_"
"Kumohon, dia tidak akan menyakitiku" ujar wei ying memohon.
"Baiklah" ujar sehun kesal meninggalkan kamar itu. Saat melewati lanzhan, sehun menyenggol pundak pria itu keras.

"Kakak sungguh menyusahkan semua orang!" Bisik yanli sinis membuat wei ying terdiam.

"Lanzhan" panggil yangyang
"Apa?"
"Biar aku saja yang mengantar culun ini" tawar yangyang
"Tidakk! Yang membuka acara ini kan kau jadi kau sendiri yang harus menutup acara ini! Masalah wei ying biar aku yang mengantarnya!" Seru lanzhan tidak terima
"Lanzhan! Ayolah, biarkan aku yang mengantar culun ini" paksa yangyang membuat lanzhan semakin kesal.

"Kenapa kau sangat ingin mengantarnya? Apa kau mau berbuat macam macam dengannya?" Seru lanzhan
"Eh.. tidak" kilah yangyang
"Kalau begitu kau urus saja teman teman yang ada disini!" Final lanzhan

'Hah, sialan!' Umpat yangyang saat melihat sahabatnya sudah menjauh bersama wei ying.

Sesampainya di parkiran, wei ying dibantu yanli masuk ke dalam mobil. Lanzhan sempat beradu pandang dengan yanli sebelum masuk kedalam mobilnya.
"Apa kau merasa baikkan?" Tanya lanzhan
"Emm"

Diperjalanan pulang tidak ada percakapan sama sekali, sampai di rumah lanzhan langsung turun dari mobil dan membukakkan pintu untuk istrinya.
"Ayo keluar" pinta lanzhan tapi tidak ada sautan sama sekali
"Eh tidur?" Lirih lanzhan memperhatikan raut wajah istrinya yang sedang terlelap tidur.

"Dia benar benar tidak bisa berenang, apa dia menyukai idiot sehun itu? Atau jangan jangan di sudah memiliki hubungan seperti yang dikatakan yangyang?" Ucap lanzhan sambil mengangkat tubuh wei ying membawanya kekamar.
"Hah bodoh, untuk apa aku memikirkan itu" tambah lanzhan berbicara sendiri sambil menyelimuti tubuh wei ying.

Tiba tiba pintu kamar lanzhan terbuka dan terlihatlah mama saren yang masuk.
"Nak?" Panggil mama saren
"Mama,," kaget lanzhan
"Ma..maa sedang apa? Kenapa belum tidur?" Gugup lanzhan.

"Iya, mama menunggu kalian pulang, mama khawatir terjadi sesuatu pada kalian berdua" tutur mama saren sambil melirik menantu dan anaknya yang berantakan.
"Wei tidak apa apa kan?" Tanya mama saren
"Eh, dia baik maa, dia hanya tertidur di mobil jadi lanzhan menggendongnya kekamar" jelas lanzhan.
"Ya sudah, mama kembali kekamar dulu. Dan ingat mama sudah memesankanmu tiket bulan madu ke Swiss" ucap mama saren.

Setelah mama saren pergi, lanzhan masuk ke kamar mandi mangganti pakaiannya yang sudah berantakan itu. Setelah selesai ia menjatuhkan tubuhnya yang sudah sangat lelah tepat disamping wei ying.
"Sungguh menyebalkan, kenapa mama merencanakan acara bulan madu segala" kesal lanzhan sambil menatap istrinya.

"Tapi ada bagusnya juga, aku bisa mengerjai culun ini habis habisan di sana" tambah lanzhan tersenyum usil.

Satu minggu berlalu, wei ying dan lanzhan sedang bersiap siap untuk melakukan perjalanan bulan madu mereka ke Swiss. Mereka berdua sudah sangat rapi dengan membawa koper yang berisi baju meraka berdua.
Namun, raut wajah wei ying terlihat cemberut dan tak seceria biasanya, ia benar benar kesal dengan lanzhan yang menerima usulan bulan madu dari mama saren.
"Kenapa kau cemberut seperti itu?" Tegur lanzhan namun wei ying malah memalingkan wajahnya.
"Kenapa tidak dijawab? Kalau suami bertanya kau harus menjawab! Atau kau tidak suka dengan acara bulan madu ini" ujar lanzhan
"Sudah tau masih saja bertanya" seru wei ying
"Apa kau bilang?" Tanya lanzhan mengapit pipi cabby istrinya.
"Tidak ada!" Malas wei ying
"Senyum!" Pinta lanzhan
"Untuk apa tersenyum! Disini tidak ada yang menyenangkan!" Cerocos wei ying
"Tenanglah, disana aku akan membuatmu kesenangan. Dan membuatmu melayang" goda lanzhan
"Cepatlah! Kau terlalu banyak bicara!" Seru wei ying

'Entah kenapa aku sangat suka dia galak seperti itu' batin lanzhan
'Eh bicara apa aku ini! Dasar otak sialan' batin lanzhan sambil mengetok kepalanya.

Mereka berdua masuk kedalam mobil yang sudah di siapkan oleh papa Qiren, mama saren dan papa Qiren mengantarkan mereka sampai bandara dengan semangat. Saat tiba disana wei ying dan lanzhan berpamitan pada orangtuanya.
"Selamat bersenang senang di sana nak" ucap mama saren memeluk menantu dan anaknya.
"Kabari kami jika kalian sudah sampai" ucap papa Qiren menimpali.
"Mama sudah memesan Hotel mewah untuk kalian berdua" girang mama saren
"Terimakasig ma, tapi seharusnya tidak perlu repot repot begitu" ucap wei ying tidak enak pada mertuannya.

"Tidak bisa dong sayang, mama doakan semoga cucu mama cepat jadi hahaha. Mama sangat ingin memiliki cucu secepatnya" cerocos mama saren
"Dan kau lanzhan, tunjukkan kehebatanmu di ranjang! Kalau bisa sekali tembak langsung jadi 5 hahahahah" seru mama saren tanpa filter membuat suaminya geleng geleng kepala. Wei ying yang mendengar ucapan mertuannya menelan ludahnya.

"Masalah itu mama tidak perlu khawatir, setelah pulang dari swiss cucu mama pasti sudah tumbuh maa, iyakan wei ying?" Tanya lanzhan melebarkan senyumannya.
"Apanya yang iya?" Seru wei ying melotot

"Bagus nak, mama akan mendukungmu dari sini" girang mama saren.
"Mama sudah, lihatlah wajah merah wei ying" ucap papa Qiren memegang lengan istrinya.
"Papa ini selalu saja, tida ada salahnya jika berharap" gerutu mama saren
"Tapi itu berlebihan" tutur papa Qiren menggelengkan kepalanya.

Lanzhan dan wei ying naik ke jet pribadi milik keluarga Lan, perjalanan menuju Swiss lumayan lama, tapi karna mereka menggunakan jet pribadi jadi lebih menghemat waktu.
Setibanya di Swisss, lanzhan dan wei ying langsung menuju Hotel yang di katakan oleh mama nya.
Pemandangan yang di tunjukkan di Hotel itu sangat nyaman di kedua mata wei ying, karna ia jujur ini adalah kali pertamanya berpergian ke luar negeri. Apalagi menginap di hotel yang fasilitasnya lengkap seperti ini.

"Bagus sekali kamar hotelnya" lirih wei ying takjub
"Ini hotel termahal di swiss, dan kau tidur disini tidak gratis" ucap lanzhan sambil menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur.
"Lalu, kau menyuruhku membayar hotel ini? Dari pada aku harus membayar hotel besar ini, lebih baik aku mencari penginapan lain" seru wei ying sambil meletakkan tanganya di pinggang. Tapi tiba tiba saja lanzhan menarik tangan wei ying dan menjatuhkannya di atas tubuh nya.

"Hey lanzhan apa yang kau lakukan! Lepaskan!" Teriak wei ying meronta
"Diam! Kau harus membayar nya dengan melayaniku!" Seru lanzhan
"Setiap hari kan aku sudah melayanimu! Menyiapkan sarapan, menyiapkan bajumu, membuatkanmu kopi. Dan sekarang kau mengajakku jauh jauh kesini hanya untuk di layani seperti itu? Apa kau gila?" Seru wei ying tidak peka.

'Dia ini memang polos atau bodoh?' Batin lanzhan mengernyitkan alisnya.

"Bukan itu! Kau ini membuatku marah saja!" Seru lanzhan
"Oh, bukan? Lalu?" Tanya wei ying
"Sudahlah lupakan! Nanti malam saja kita bahas" ucap lanzhan membuat wei ying jadi kesal sendiri.

Wei ying yang kesal bangun dari tempat tidur dan menuju lemari untuk memindahkan semua bajunya dan baju suaminya yang ada didalam koper.

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang