Wei ying dan lanzhan berjalan menghampiri para tamu, semua mata takjub melihat sepasang pengantin baru ini. Mereka berdua sudah sah dan resmi menjadi sepasang suami istri setalah mengikat janji suci satu sama lain.
Terdengar tepuk tangan dan siulan bersautan dari para tamu yang menghadiri pesta itu.
Lanzhan dan wei ying sama sama meminta doa restu kepada kedua orang tuanya, meskipun mereka berdua menikah secara paksa namun mereka tidak mungkin menunjukkan keterpaksaan mereka pada orang tua mereka masing masing.
Lanzhan terlihat tengah berbincang dengan beberapa tamu yang tak lain hanya kerabat dan rekan bisnisnya.
Lanzhan sama sekali tidak mengundang teman begitu pun dengan wei ying. Sementara wei ying terlihat duduk menyendiri disudut ruangan dengan mata melihat kesegala arah karna kebingungan.
Hari hari panjang yang akan dilewati, hingga membuat wei ying frustasi, ia ingin berteriak ditengah kerumunan para tamu.
Lanzhan tak sengaja melihat wei ying duduk menyendiri, seketika ia menghampiri nya dengan membawa minuman berwarna merah. Ia berjalan kerah wei ying dengan memasukan tangannya ke saku celananya.Saat wei ying melihat lanzhan mendekatinya ia langsung membuang muka seakan tidak tertarik dengan laki laki yang baru saja menjadi suaminya.
"Bagaimana apa kau sudah senang menjadi bagian dari keluarga Lan?" Tanya lanzhan sambil meminum minumannya, namun tidak ditanggapi oleh wei ying.Tanpa berkata wei ying langsung beranjak dan hendak pergi meninggalkan lanzhan, namun lagi lagi tangan kiri lanzhan menarik tangan wei ying , dan mendekatkan bibirnya ke telinga kanan wei ying.
"Kau akan habis denganku" bisik lanzhan tersenyum sinis membuat bibir wei ying gemetar ketakutan.
"Lepaskan tanganku" pinta wei ying, seketika lanzhan menjauhkan tanganya dan saat wei ying hendak pergi tiba tiba yanli menghampiri mereka berdua.
'Sial' batin wei ying kesal."Kakak, ini aku memberikanmu hadiah pernikahan" ujar yanli seraya menyodorkan kotak entah itu berisi apa ia tidak tau.
"Terimakasih sayang" ujar wei ying memeluk tubuh adik perempuannya.
"Lanzhan, selamat menempuh hidup baru bersama kakak ku, semoga kau bahagia. Kau sangat beruntung bisa mendapatkan kakak ku" ujar yanli tersenyum sinis.
'Beruntung apanya'batin lanzhan tidak suka melihat senyuman menghina dari yanli."Hmm"
"Wei ying selamat menempuh hidup baru" ujar kai meyodorkan tangannya sambil menatap wajah wei ying tanpa kedip.
"Terimakasih" balas wei ying singkat dan membalas sodoran tangan kai.'Dia sungguh menis, aku sudah bilang, wei ying lebih menawan dari pada yanli kalau saja dia mau memperbaiki penampilannya dan tidak memakai kaca mata itu' batin kai dalam hati
Kai masih terus terkesima dan terus memperhatikan penampilan wei ying, lanzhan tak sengaja melihat kai yang terus memandangi istrinya.
'Dasar tidak tau malu' batin lanzhan menatap kai tidak suka begitupun yanli. Yanli dari tadi melihat kekasihnya trus menatap kakaknya tanpa kedip jadi cemburu.
"Sayang!" Tegur yanli kesal.
"Iya" saut kai
"Kenapa kau dari tadi terus melihat kak wei seperti itu?" Bisik yanli geram
"Tidak, siapa juga yang memandangi kakak mu" elek kai .
"Emm, aku permisi dulu mau ke bibi" pamit wei ying, lanzhan hanya diam sambil memperhatikan wei ying dari belakang.Dan beberapa jam kemudian pesta pernikahan wei ying dan lazhan berlalu terlihat sampah sampah berserakan, tidak ada satu orang pun yang menetap selain keluarga wei ying dan lanzhan.
"A'ying ayah pulang dulu ya nak" pamit ayah jiyang.
"Ayah pulangnya nanti saja" ujar wei ying seraya melirik lanzhan.
"Iya, kenapa kau sangat buru buru jiyang, lebih baik kau menginap saja disini dengan sarah" saut tuan Qiren.
"Tidak bisa Qiren, aku harus segara membenahi toko kue ku yang terkena masalah" saut ayah jiyang . Wei ying memandang ayah dan bibinya memelas.
"Qiren, saren aku titip anakku" ujar ayah jiyang dan di iyakan oleh Qiren dan saren.Tiba tiba lanzhan ikut menghampiri mereka san melingkarkan tangannya dipinggang wei ying yang membuat wei yjng terkejut.
"Tenang saja om, maksud lanzhan ayah. Wei ying akan bahagia disini bersama kami, iya kan sayang?" Tanya lanzhan sambil mencengkram pinggang wei ying hingga membuat wei ying sedikit menggeliatkan tubuhnya.
"I_ya ayah, A'ying akan baik baik saja disini" ujar wei ying.
"Kalau dia berbuat salah jangan sungkan menghukumnya, aku dan sarah pamit" ucap ayah jiyang .Saren, Qiren, wei ying dan lanzhan mengantarkan ayahnya sampai kehalaman rumah, setelah ayah jiyang sudah berlalu barulah mereka semua masuk kembali kedalam. Namun lanzhan terlebih dahulu masuk kedalam rumah entah mau kemana.
"Wei, sana susul lanzhan kekamar, dan istirahatlah kau pasti lelah nak" ujar mama saren mengelus kepala menantunya.
"Tapi tante ini rumahnya masih berantakan, biar wei membereskannya dulu" saut wei ying.
"Mama... bukan tante! Sekarang wei sudah menjadi anak mama jadi wei harus memanggil mama dan memanggil om Qiren dengan papa sama seperti lanzhan. Dan untuk masalah rumah nanti ada pelayan yang akan membereskannya" jelas mama saren.
"Emm, iya ma, pa. Kalau begitu wei permisi masuk kekamar" ujar wei ying dan di iyakan oleh mereka berdua.Wei ying berjalan dengan sedikit gemetar menuju kandang harimau, saat ia masuk kedalam kamar itu ia tidak melihat lanzhan, hingga membuat wei ying merasa lega.
" hah syukurlah jika si monster itu tidak ada di sini" gumam wei ying.Kemudian wei ying mengambil handuk dan hendak mandi, namun saat hendak masuk kedalam kamar mandi tiba tiba tangannya di tarik oleh seseorang yang tak lain adalah lanzhan.