SENANG KALIAN TUH!! BAIK KAN AKU HEHEE!!
.
.
.Makan malam wei ying keluar bersama suaminya, di meja makan sudah ada begitu banyak hidangan yang mengguggah selera. Wei ying sebenarnya tadi ingin ikut memasak tetapi di larang keras oleh suaminya jadinya wei ying hanya tidur dikamar karna kondisinya yang belum pulih.
"Wei kemarilah nak, kau harus banyak makan agar cepat pulih" ujar mama saren manarik pelan tangan menantunya.
"Maa, biarkan wei ying duduk di sebelahku" kesal lanzhan melihat mamanya terus saja menempel pada istrinya.
"Apa sih, mama hanya ingin menantu mama sehat kembali" ujar mama saren.Papa Qiren yang melihat itu hanya bisa mengelus pundak anaknya seolah menguatkan, lanzhan mengambil piring dengan kesal sambil sesekali menatap istrinya yang di suapi oleh mamanya. Setelah selesai makan lanzhan hendak membawa istrinya kekamar tetapi di hentikan oleh papanya.
"Lanzhan" panggil papa Qiren.
"Ada apa paa?" Tanya lanzhan kembali duduk di kursinya
"Besok mama dan papa akan pergi ke Italia, mungkin sekitar satu bulanan karna nenek mu di sana sedang sakit" tutur papa Qiren menatap anak dan menantunya.
"Apa perlu lanzhan dan wei ying ikut?" Tanya lanzhan serius.
"Tidak perlu nak, kondisi istrimu baru saja pulih dan tidak baik ibu hamil melakukan perjalanan jauh" sela mama saren, ya walaupun ia merasa sedih harus meninggalkan manantunya yang tengah hamil muda tetapi apa boleh buat. Mertuanya sedang sakit disana dan sangat memerlukan kehadirannya.Setelah selesai mengobrol dengan papa dan mamanya lanzhan mengajak istrinya untuk istirahat di kamar, dengan mesra ia menuntun wei ying menuju ranjang.
Cup
Kecupan singkat di berikan oleh lanzhan pada pipi istrinya yang membuat wei ying merona. Mereka tidur dengan posisi lanzhan memeluk erat pinggang ramping istrinya, sesekali mengelus perut rata itu untuk menyapa calon anaknya.
"Lanzhan geli" ucap wei ying lirih merasakan sentuhan di perutnya.
"Aku hanya ingin menyapa anakku, rasanya tidak sabar melihatnya lahir. Pasti dia akan mirip dengaku" ujar lanzhan mencium kening istrinya.
"Semoga saja" cicit wei ying membuat lanzhan sedikit tidak terima.
"Kenapa semoga, pokoknya harus mirip denganku! Jangan sampai mirip denganmu karna aku tidak mau kau ada dua" ketus lanzhan, ia tidak bisa memikirkan kalau anaknya mirip wei ying dan nanti saat besar harus bersama pria lain."Enak saja, aku yang mengandungnya sembilan bulan masa tidak boleh mirip denganku" ketus wei ying.
"Pokoknya tidak boleh! Kalau sampai terjadi aku tidak akan membiarkan dia bersama pria lain" ujar lanzhan membuat wei ying memukul dadanya pelan.Saat mata wei ying hampir terpejam, ia merasakan ada tangan nakal yang mengerayangi dadanya membuat matanya seketika melek kemudian menatap lanzhan tajam.
"Jangan macam macam lanzhan!" Ujar wei ying menahan tangan suaminya.
"Ayolah sayang, aku hanya membelainya" rengek lanzhan.'Kenapa dia bertingkah manja?' Batin wei ying.
Lanzhan menyikapi pakaian tidur istrinya kemudian mengisap niple pink yang menggoda itu membuat wei ying mendesah.
"Emhhh...lanzhann...emhhhhhh"
Lanzhan dengan pelan menyedot dada wei ying kemudian mengelus perut rata itu sembari memejamkan matanya. Rasanya wei ying ingin sekali mendesah saat bibir suaminya dengan enaknya menyedot dadanya yang tidak keluar susu itu, setelah merasa terbiasa wei ying ikut terlelap dengan suaminya.