63

3.3K 285 7
                                    

JANGAN LUPA VOTE!
.
.

Setelah berbincang dengan menantunya ayah jiyang masuk kedalam ruang rawat anaknya, saat masuk ayah jiyang di sugukan dengan pemandanagan menyakitkan. Anaknya tengah terbaring di ranjang rumah sakit, dengan segera ayah jiyang mendekati anaknya diikuti oleh bibi sarah. Ayah jiyang mengelus kepala anaknya sayang sembari menitikan air mata.
"Ay..ah" lirih wei ying bangun saat merasakan sentuhan di kepalanya.
"Ini ayah nak, maafkan ayah" ujar ayah jiyang.
"Ayah, jangan meminta maaf. Ini bukan kesalahan ayah" ujar wei ying hendak bangun tetapi di hentikan oleh bibi sarah.
"Jangan banyak bergerak A'ying, kau baru saja baikkan" ujar bibi sarah menghentikan ponakannya.
"Apa perutmu tidak sakit?" Ujar bibi sarah mengelus perut rata wei ying membuat pemuda itu bingung.
"Sudah tidak bi, memangnya ada apa?" Tanya wei ying penasaran.
"Kau sedang hamil A'ying" ujar ayah jiyang mengelus kepala anaknya sayang.

Deg

Jantung wei ying berdetak kencang seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, ditengah keterdiamannya lanzhan masuk kedalam menuju toilet memuntahkan isi perutnya membuat ayah jiyang, bibi sarah dan wei ying terkejut. Dengan segeraa bibi sarah mendekati lanzhan memijit tekuk pria itu yang terus memuntahkan isi perutnya.
10 menit lamanya pria itu memuntahkan isi perutnya meskipun yang keluar hanya air tetapi wajah pria itu amat pucat membuat bibi sarah panik dengan segera menyuruh ayah jiyang memanggil dokter. Wei ying hendak turun melihat kondisi suaminya, walaupun hatinya masih sakit mengingat perlakukan lanzhan tetapi wei ying bukan orang yang dendam. Bertepatan wei ying hendak turun dari ranjang lanzhan dan bibi sarah keluar dari toilet segera menghentikan aksi pemuda yang tengah hamil itu.
"Jangan bergerak wei ying" lirih lanzhan menghentikan istrinya. Bibi sarah yang sedang menuntun lanzhan segera menggelangkan kepalanya kearah ponakannya.

Dokter datang bersama ayah jiyang dengan segeraa memeriksa keadaan tuan muda lan itu, menanyakan beberapa pertanyaan dengan hati hati.
"Kejadian ini memang jarang sekali terjadi tetapi ini akan berhenti setelah kehamilan istri anda masuki 6 atau 7 bulan, morning sickness terjadi pada anda mungkin karna ikatan batin anda dengan calon bayi di dalam perut istri anda sangat kuat" terang dokter itu tersenyum.

Semua orang yang mendengar itu menghelan nafas lega karna tidak ada yang perlu di khawatirkan. Sedangkan lanzhan menatap wei ying lekat kemudian tersenyum. Setelah kepergian dokter ayah jiyang menepuk pundak menatunya seolah menguatkan, karna dulu ia juga merasakan hal yang sama saat istrinya mengandung wei ying.
Malam harinya ayah jiyang dan bibi sarah pamit untuk pulang karna tadi mereka langsung ke rumah sakit untuk melihat keadaan anaknya dan belum pulang sama sekali. Yanli belum di beritahu keadaan kakaknya saking paniknya. Setelah kepergian ayah jiyang dan juga bibi sarah, lanzhan menatap istrinya tetapi wei ying melengos.
"Maaf" ujar lanzhan menggenggam telapak tangan istrinya.
"Aku berjanji wei ying, aku tidak akan berteriak, tidak akan melakukan sesukaku, tidak akan marahimu dan berubah" ujar lanzhan. Wei ying kemudian menatap suaminya kemudian mengganggukan kepalanya pelan.

Cup

Satu ciuman di berikan oleh lanzhan pada kening wei ying menggambarkan betapa senangnya dia saat sudah mendapatkan maaf dari istrinya tercinta. Sementara wei ying yang mendapatkan ciuman itu matanya berkaca kaca, mulutnya memang sudah memaafkan tetapi sakit hati nya masih memerlukan waktu untuk di obati.
Tiga hari berlalu begitu cepat, hari ini wei ying sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Wei ying tengah duduk di ranjang rumah sakit menatap suaminya yang sedang membereskan perlengkapan yang akan di bawa pulang. Beberapa hari ini sikap lanzhan sangat berubah total, pria itu selalu memberikan nya kecupan setiap bangun tidur, menyuapinya, tidak pernah lagi berbicara kasar, memberikannya perhatian kecil yang membuat wei ying senang.
"Ayo sayang" ajak lanzhan setelah selesai mengemasi pakaian istrinya. Lanzhan mengandeng tangan istrinya erat menyusuri lorong rumah sakit menuju parkiran. Lanzhan sudah mengabari kepulangannya pada orang tuanya.

Sampai di parkiran lanzhan membimbing istrinya dengan pelan untuk duduk di kursi depan mobil, lalu di susul oleh nya duduk di kursi kemudi dengan segera menyalakan mesin dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit.
"Kita mau kemana? Ini bukan jalan pulang" tanya wei ying bingung.
"Kita kekantor ku terlebih dulu sayang, hanya sebentar kok" jawab lanzhan menggenggam tangan istrinya.

Tak lama kemudian mobil yang mereka kendarai sampai di sebuah perusahaan yang berlogo YZ, wei ying celingak celinguk menatap sekitaran. Lanzhan segera turun dari mobil kemudian membukakan pintu untuk istrinta.
"Pelan pelan" ujar lanzhan membantu istrinya turun dari mobil.
"Apa tidak sebaiknya aku menunggu di mobil? Tidak banyak yang tau kalau kita sudah menikah, bukannya kau akan malu kalau sampai orang orang tau kita menikah" ujar wei ying membuat lanzhan terdiam.
"Jangan berbicara begitu, kita mulai semuanya dari awal" ujar lanzhan setelah terdiam cukup lama.

Ini pertama kalinya wei ying datang ke perusahaan suaminya, mereka berdua berjalan bersamaan dengan tangan lanzhan yang tidak berhenti menggandeng istrinya takut terjadi apa apa jika sampai ia melepaskan tangan wei ying. Para pagawai lanzhan menatap mereka berdua membuat wei ying sedikit tidak nyaman dan itu di rasakan oleh lanzhan.

"APA KALIAN SUDAH LELAH BEKERJA DI SINI!! PERGI KETEMPAT KALIAN MASING MASING!!!" teriak lanzhan.

Mendengar amarah dari bosnya para pegawai yang sejak tadi menatap bosnya langsung lari menuju ruangan mereka masing masing. Bagi mereka itu adalah pemandangan yang sangat menakjubkan, bos mereka yang terkenal arogan dan suka marah marah itu bisa berprilaku manis pada sosok pemuda di sampingnya membuat mereka bertanya tanya siapa gerangan pemuda cantik yang di gandeng oleh bosnya.

Lanzhan dan wei ying sampai di lantai atas setelah menaiki lift, hal serupa juga terjadi di sana. Ada yang memberi salam pada lanzhan namun melirik aneh ke arah wei ying. Bahkan tak banyak ada yang berbisik membuat lanzhan tidak menyukainya.

"APA YANG KALIAN BICARAKAN!!" seru lanzhan
"Ti_dak ada bos" ujar mereka serempak menundukkan kepalanya.

Lanzhan mendekati mereka menatap tajam pegawainya, wei ying berusaha menenangkan suaminya dengan mengelus lengan kekar lanzhan.
"DENGAR INI!! PASANG TELINGA KALIAN YANG TIDAK BERGUNA ITU! LIHAT BAIK BAIK ORANG YANG ADA DI SEBELAHKU!!!" seru lanzhan
"Dia adalah istriku!! Jadi kalau sampai aku mendengar gosip yang tidak baik tentangnya, aku akan mambakar mulut kalian saat ini juga!! Dan jangan lupakan satu hal ini, jangan sampai apa yang ku ucapkan tadi tersebar di luar kantor" Ujar lanzhan membuat pegawai serta wei ying terkejut.
"Lanzhan, apa yang kau lakukan" tegur wei ying.
"Apa yang salah? Aku mengatakan yang sebenarnya sayang" ujar lanzhan lembut menarik tangan istrinya masuk kedalam ruangannya.

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang