80~TAMAT

6.1K 361 18
                                    

Jangan lupa baca cerita lainnya!!
.
.
.

Kehidupan lanzhan dan juga wei ying berjalan begitu bahagia dengan bayi xiao di tengah tengah mereka, saat ini wei ying tengah memgandung adik dari xiao kecil. Awalnya mama saren memarahi anaknya karna keteledoran lanzhan, tetapi setelah mendengarkan penjelasan dari anaknya akhirnya mama saren pasrah saja.
Bayi xiao masih berusia 3 bulan dan dengan kurang ajarnya lanzhan malah membuat wei ying kembali hamil, kadang wei ying merasa bersalah pada bayinya yang sebenarnya masih memerlukan kasih sayang dari kedua orang tuanya diumurnya yang sekarang. Tetapi lanzhan selalu menengkan istrinya untuk tidak khawatir masalah itu karna mereka akan tetap memberikan limpahan kasih sayang pada putra manis mereka.
Pekerjaan wei ying di boutique sudah di ambil alih oleh yanli karna wei ying ingin fokus mengurus anak anaknya, awalnya yanli tidak mau karna tidak pantas mendapatkan kepercayaan itu. Tetapi karna bujukan kakak dan semua orang yanli pun mengiyakannya.
Saat ini pasangan bucin itu tengah berada di ruang tamu mengajak bayi xiao bermain bersama para kakek, ayah jiyang juga berada di sana. Hubungan antara lanzhan dan juga mertuanya juga sudah membaik karna pria itu tidak mau terlalu lama menyimpan amarahnya, apalagi kesalahan di bulan lalu tidak sepenuhnya kesalahan mertuanya. Yang terpenting wei ying nya selamat dan berkumpul bersama dengannya.
"Xiaoxiao kemari sayang" ujar mama saren merentangkan tangannya saat melihat cucunya tengkurap.
"Bu bu" oceh xiaoxiao mengerakkan tangan mungilnya.

"Ma, jangan membiarkannya terlalu lama dalam posisi seperti itu! Nanti dadanya sakit" keluh lanzhan posesif.
"Ini agar dia terbiasa nak, tidak baik jika terus menggendongnya" ujar mama saren berdecak pinggang.

Melihat perdebatan antara oma dan ayahnya bayi xiao tertawa lucu sembari terus mengoceh membuat semua orang gemas ingin mencubit pipi tembem itu. Tapi tidak semudah itu kawan, bapaknya sangat posesif bisa bisa mengamuk jika sampai pipi anaknya di unyel unyel.
Dengan langkah cepat lanzhan mendekat kearah putranya kemudian menggendong buntalan itu membuat bayi xiao semakin tertawa sembari menggerakkan tangan mungilnya hendak menyentuh wajah ayahnya.
"Anak ayah sangat menggemaskan sekali" ujar lanzhan menggesekkan hidungnya itu pada xiao kecil.
"Huh selalu saja seperti itu! Mama belum puas bermain dengan xiao kamu sudah mengambilnya" keluh mama saren duduk di sofa samping suaminya.

Wei ying hanya bisa terkekeh setiap melihat perdebatan mertuan bersama suaminya. Tidak ada babysitter yang di pekerjakan oleh wei ying karna dia ingin turun tangan langsung menjaga dan mengikuti perkembangan putra nya.
"A'ying jadi bagaimana perkembangan kehamilanmu saat ini nak" tanya ayah jiyang.
"Dia baik ayah, tetapi karna dulu sempat terjadi pendarahan saat melahirkan xiaoxiao. Dokter menyarankan lebih hati hati" ujar wei ying tersenyum.
"Ayah akan selalu mendoakanmu nak, dan maafkan ayah" ujar ayah jiyang. Walaupun kejadian itu bukan sepenuhnya kesalahannya tetapi tetap saja ayah jiyang kecewa pada dirinya.
"Tidak perlu meminta maaf ayah, lupakanlah! Sekarang hanya akan ada kebahagiaan" ujar wei ying mengelus punggung ayahnya.

Lanzhan sangat merasa beruntung memiliki istri seperti wei ying, kesabaran pemuda manis itu sering kali membuat lanzhan berdecak kagum. Tidak bisa di bayangkan kalau lanzhan memberontak saat di nikahkan dengan wei ying dan malah memaksa bersama yanli akan jadi seperti apa pernikahannya. Betul kata mama nya kalau menikah itu tidak berpatokan pada kecantikan tetapi hati, tetapi bagi lanzhan wei ying adalah istrinya yang paling cantik dan manis dan tidak ada yang bisa mengalahkannya termasuk yanli. Saat tengah mengagumi istrinya hal menarik terjadi yang membuat lanzhan termasuk semua orang yang ada di ruang tamu itu terkejut.

"Pa pa pa" oceh xiao kecil sembari menatap ayahnya.
"Xiaoxiao astaga sayang dia memanggil ku" girang lanzhan.

Wei ying melihat kegirangan suaminya langsung bangun mendekat untuk melihat bayi kecilnya. Diikuti oleh ayah jiyang, mama saren dan papa Qiren yang tersenyum gemas.

"Xiaoxiao ayo panggil mama" ujar wei ying menatap anaknya penuh harap.
"Pa pa" oceh xiao kecil tetapi tangannya minta gendong pada sang mama.
"Hm, panggil mama dulu sayang. Ayo ma ma" ujar wei ying cemberut.
"Pa paa paa" ujar xiao kecil semakin meronta di pelukkan sang ayah karna tidak kunjung di gendong oleh mamanya.

Wei ying semakin cemberut tetapi tetap mengambil xiao kecil dari gendongan suaminya, lanzhan yang melihat itu dengan segera mengelus pelan kepala istrinya mencoba menghibur.
"Pelan pelan sayang, nanti juga bisa" ujar lanzhan kemudian mencium pipi istrinya.

"Ck, mencari kesempatan saja" sinis mama saren pura pura mual melihat kebucinan putranya.
"Mama ini iri saja. Pasti papa tidak pernah seperti itu haha" ujar lanzhan mengejek.
"Kalau tidak seperti itu mana bisa kau ada di dunia ini" ketus mama saren mendudukkan pantatnya kesofa.

Papa Qiren hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat perdebatan anak dan istrinya, sementara ayah jiyang diam diam mengingat istrinya yang sudah pergi lebih dulu meninggalkanya. Wei ying yang peka langsung memeluk ayahnya mencoba menguatkan.
Akhir yang indah bagi wei ying walaupun melalui begitu banyak lika liku dalam kisah pernikahannya, dicintai oleh lanzhan adalah hal yang membahagiakan baginya. Pemuda manis itu sangat bersyukur karna tuhan memberikannya kesempatan untuk bisa berkumpul lagi dengan keluarga kecilnya.

TAMAT~

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang