30

3.5K 263 16
                                    

Wei ying dan lanzhan begitu kaget saat melihat mamanya sudah berdiri di depan kamarnya sambik bertolak pinggang. Wei ying hendak menjawab mertuannya, namun lagi lagi tanpa diminta lanzhan lebih dulu menyauti pertanyaan mama nya hingga membuat wei ying terdiam.
"Lanzhan! Kenapa kau menyuruh istrimu tidur di bawah?" Teriak mama saren geram
"Lanzhan tidak menyuruhnya ma, itu keinginannya sendiri karna tidak bisa berbagi tempat tidur" saut lanzhan santai
"Iya kan wei ying?" Tanya lanzhan dengan tatapan merendahkan.

'Sialan, dasar kurang ajar' batin wei ying melototkan matanya kepada lanzhan.

"Wei apa benar itu?" Tanya mama saren.
"Em, tidak kok ma. Wei ying tidak keberatan jika harus berbagi tempat tidur dengan lanzhan. Tapi lanzhan bilang dia tidak bisa tidur kalau tempat tidurnya sempit jadi wei ying mengalah dan tidur di bawah lantai.  Sebagai istri yang baik  wei ying akan melakukan apapun agar suami wei ying nyaman ma" jelas wei ying  penuh kemenangan.
"Iya kan lanzhan?" Tambah wei ying sinis.

'Kurang ajar culun ini' guman lanzhan melebarkan matanya.

"Lalu dia membiarkan nya begitu saja nak?" Tanya mama saren tidak percaya.
"Ya begitulah ma" saut wei ying pura pura menunduk.

'Matilah kau suami durhaka ahhaah'batin wei ying senang.

"Lanzhannnnn! Kenapa kau membiarkan istrimu berkorban seperti itu!!!!! Sekarang mama tidak mau tau mulai sekarang kau harus bisa berbagi tempat tidur dengan istrimu!!! Kasur ini sangat besar untuk kalian berdua" seru mama saren menggelegar di kamar anak dan menantunya.
"Ck, iya ma" saut lanzhan malas sambil turun dari tempat tidur mengambil bantal dan selimut yang sempat ia lemparkan pada wei ying. Saat lanzhan ingin duduk kembali ke tempat tidur, suara wei ying menghentikannya.

"Lanzhan" panggil wei ying
"Ada apa?" Tanya lanzhan malas
"Tolong sekalian lipat kasurnya" ujar wei ying penuh kemenangan membuat lanzhan mengumpat dalam hati. Ia ingin sekali menolak tapi karna dihadapkan dengan pelototan mamanya jadi tidak jadi.

"Lanzhan" panggil mama saren
"Iya kenapa lagi maaaaa" tanya lanzhan
"Ingat perkataan mama baik baik! Awas saja kalau mama liat kau memperlakukan istrimu tidak baik!" Ujar mama saren
"Nak..apa kau mendengarkan mama?" Seru mama saren yang melihat anaknya diam saja.
"Iyaaaaa maaaaaa aku mendengarkannya" seru lanzhan.
"Bagus, kalau begitu mama akan kembali kekamar" ucap mama saren meninggalkan kamar.

Wei ying tersenyum sinis lalu meletakkan kacamatanya dengan arogan. Merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.
"Wahhhhh kasur ini sangat empukkk" ucap wei ying meledek suaminya.
"Sekarang kau boleh menang, tapi kau lihat saja nanti!!" Seru lanzhan menjatuhkan tubuhnya di samping wei ying.
"Hey kau kenapa berbaring disini? Bukannya kau tidak mau berbagi tempat tidur dengan pemuda culun ini? Cepat turun, kasur lipat dibawah sepertinya sangat nyaman jika kau pakai" celetuk wei ying membuat lanzhan geram.
"Sekali lagi kau berbicara, akan ku masukan bantal ini kemulutmu!!" Seru lanzhan.
"Baiklah, coba saja kalau berani!" Tantang wei ying sambil membelakangi lanzhan dan menarik selimutnya. Tangan lanzhan sangat ingin memukul pemuda di samping nya ini tapi ia tahan dan dilampiaskan pada bantal miliknya.

Wei ying memejamkan matanya saat ia merasakan kenyamanan tidur ditempat tidur mewag itu.
"Lanzhan apa kau sudah tidur?" Tanya wei ying  namun tidak di tanggapi oleh lanzhan.
"Tempat tidurmu ini sangat nyaman sekali. Ini namanya surga bukan neraka" ledek wei ying membuat wajah lanzhan merah karna hampir tidak tahan menahan rasa kemarahannya yang hampir di ujung tanduk.

Pagi harinya lanzhan dan wei ying terlihat masih tertidur dengan posisi berpelukan. Namun tak beberapa lama mata lanzhan mengerjap dan menguap.
Lanzhan begitu terkejut saat wajahnya dan wei ying sangat dekat bahkan mungkin hendak seperti orang berciuman. Namun lanzhan tidak menjauhkan wajahnya, kedua matanya memperhatikan wajah pemuda disampingnya yang tidak memakai kacamata.
Melihat pemandangan yang begitu indah, wajah yang kecil, warna kulit seputih susu, bulu mata lentik dengan alis yang tebal. Hingga kedua matanya turun ke bibir yang merah dan mungil dengan mole kecil dibawah bibirnya membuat lanzhan menelan ludahnya kasar.
'Sadar lanzhan.... sadar... culun ini hanya sedang menggodamu..jangan terpancing' gumam lanzhan lirih

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang