Nyonya saren dan lanzhan terlihat berjalan menghampiri wei ying. Sesekali mulut lanzhan tidak henti berdecak kesal saat mamanya menarik narik dirinya secara paksa.
"Wei, mama dari tadi menunggumu, ayo masuk nak" ajak nyonya saren begitu senang menarik tangan wei ying.
'Mama?menantu? Sungguh aku tidak bisa mempercayainya' batin wei ying saat melihat tangannya dan lanzhan di tarik oleh nyonya saren masuk kedalam rumah.'Ya tuhan, rumah ini sangat mewah bahkan barang barangnya juga. Mereka benar benar orang kaya, tetapi kenapa lanzhan dan nyonya saren tidak memperlihatkan kalau mereka keluarga kaya' gumam wei ying tidak berhenti memperhatikan setiap sudut rumah calon mertuannya.
"Mama, apa mama bisa tidak menarik narik tangan lanzhan seperti ini? Lanzhan bisa berjalan sendiri dan lanzhan bukan kambing" seru lanzhan membuat nyonya saren melepaskan tangannya.
"Maaf nak, mama saking bahagianya karna benar benar tidak menyangka akan melihatmu menikah" jelas nyonya saren dengan senyuman yang tidak pernah luntur.
"Wei sayang apa kau juga bahagia nak?" Tanya nyonya saren sedikit mendesak membuat wei ying jadi kebingungan dalam hatinya begitu memberontak untuk mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak bahagia dengan pernikahan ini, namun apa daya wei ying hanya bisa mengiyankan.
"Eem_ iy_ aa tante wei bah_agia"ucap wei ying ragu ragu, lanzhan yang mendengarnya langsung mengernyitkan dahinya tidak suka.
"Bagaimana wei ying tidak bahagia ma? Tentu dia akan sangat bahagia bisa menikah dengan keluarga Lan" tutur lanzhan sinis.
"Benar kan wei ying?"tanya lanzhan malas'Ya tuhan rasanya aku ingin meremas mulut pria satu ini, benar benar kurang ajar! Telinga ku benar benar muak mendengarnya bicara' batin wei ying kesal.
"Wei ying kenapa kau diam saja? Apa ada yang salah dengan perkataanku?" Tanya lanzhan penuh penekanan.
"Tidak...tentu tidak ada yang salah" saut wei ying menahan kesal.
"Ya sudah ajaklah wei ying kekamar yang baru biar wei ying di rias disana dan di bantu memakai Jas pengantinnya. Biar bibi sarah membantu mama menyiapkan keperluan semuanya" pinta nyonya saren.
"Wei ying ayo!" Ajak lanzhan dengan nada di buat selembut mungkin, tanpa menunggu jawaban wei ying dia langsung menarik kasar tangan wei ying. Namun lanzhan tidak mengajaknya kekamar yang di maksud melainkan mengajak wei ying ke kamar miliknya dan langsung mengunci pintu. Wei ying memperhatikan isi kamar tersebut dan terlihat begitu banyak foto lanzhan tertempel disana.
"Lanzhan bukannya ini kamarmu?" Tanya wei ying.
"Benar, memangnya kenapa?" Tanya lanzhan.
"Lalu kenapa kau mengajakku kemari?" Tanya wei ying tanpa menjawab pertanyaan lanzhan.
"Periasnya belum sampai jadi lebih baik kita bermain dulu" ucap lanzhan berjalan mendekati wei ying.
"Apa maksudmu berbicara seperti itu? Jangan mendekat!" Seru wei ying ketakutan.
"Kau jangan munafik, kau pasti sudah pernah melakukannya dengan sehun bukan?" Ucap lanzhan santai.PLAKK
"Tutup mulutmu"teriak wei ying tapi tidak membuat lanzhan berhenti mendekat.
"Kau laki laki pertama yang berani menamparku dan kau bahkan berani menamparku 2 kali. Kau akan melihat bagaimana nanti aku akan membalasnya" bisik lanzhan membuat wei ying semakin ketakutan.
"Lanzhan menjauhlah atau aku akan berteriak" seru wei ying berusaha mendorong tubuh lanzhan.
"Teriak saja, asal kau tau kalau kamarku ini kedap suara. Tidak seperti rumahmu yang biasa saja" saut lanzhan sinis.
"Sebenarnya apa maumu?" Tanya wei ying.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu!" Seru lanzhan. Wei ying hendak menjawab tapi suara ketukan pintu dari kamar lanzhan membuatnya mengurungkan niatnya. Dalam batin wei ying sangat lega karna ketukan pintu itu.