62

3.3K 294 13
                                    

APA CERITA INI AKAN HIATUS SELAMANYA? JUJUR MULAI BOSAN HEHEE!
BUAT KALIAN YANG LAGI NUNGGU CERITA 'Mafia jatuh cinta' SAYA MINTA MAAF YA SOALNYA SAYA LAGI GAK MOOD NGELANJUTINNYA! NANTI KALAU ADA MOOD SAYA LANJUTIN!
.
.

Saat ini lanzhan tengah duduk disamping ranjang wei ying sembari menggenggam tangan kecil itu lembut. Matanya memerah menahan tangisannya, mengelus perut datar istrinya lembut. Karna kemarahannya ia hampir kehilangan kedua orang yang di sayanginya.
Satu jam berlalu kedua mata wei ying terbuka, ia mencium bau obat obattan. Dan itu tandanya ia sedang berada di rumah sakit. Perutnya terasa keram dan kepalanya juga pusing, yang ia ingat adalah lanzhan yang menyetubuhinya secara kasar membuat hati wei ying sangat sakit. Air matanya keluar tanpa bisa di cegah mengingat kejadian semalam.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat wei ying mengalihkan tatapannya, ia melihat lanzhan yang baru saja keluar dari kamar mandi rumah sakit tetapi sedetik kemudian melongos seolah tidak ingin menatap pria yang sudah menyakitinya semalam.
Lanzhan yang melihat wei ying sadar senang bukan main dengan segera pria itu mendekat sembari tersenyum. Tetapi senyum itu hilang saat melihat air mata istrinya mengalir.
"Aku minta maaf sayang, ponselku mati jadi aku tidak bisa melihat semua pesan yang kau kirimkan kemarin" sesal lanzhan menggenggam tangan kecil wei ying.
"Kumohon maafkan aku" ujar lanzhan lagi karna tidak mendapatkan jawaban dari istrinya.
"Saya_"
"Untuk apa meminta maaf, yang salah memang aku bukan. Tidak seharusnya aku menerima ajakan sehun" ujar wei ying tanpa menatap lanzhan.
"Tapi apa perlu kau melakukan hal yang menyakitiku seperti itu? Cukup bicaramu yang menyakitiku. Tidak bisakah kay sekali saja tidak menyakiti hatiku" lirih wei ying mengusap kasar air matanya yang mengalir.
"Maafkan aku sayang, seharusnya aku tidak melakukan tindakan itu semalam. Aku hanya kesal, kemarin aku menjemputmu tetapi kata satpam di sana kau sudah pergi dengan idiot itu! Bahkan kau tidak meminta izin padaku terlebih dahulu" ujar lanzhan lembut.
"Aku sudah menghubungimu tetapi nomormu tidak aktif" saut wei ying serak menatap wajah suaminya.
"Kenapa tidak menelfon nomor kantor?" Tanya lanzhan membuat wei ying terdiam, ia tidak kepikiran sampai kesana.

Lanzhan yang melihat keterdiaman istrinya dengan lembut mengelus kepala istrinya penuh sayang.
"Katakan padaku wei ying, suami mana yang tidak kesal jika tau istrinya di jemput oleh pria lain?" Tanya lanzhan pelan membuat mata wei ying melebar karna pertanyaan lanzhan.
"Itu berlaku pada suami istri yang saling mencintai lanzhan! Sedangkan kau? Kita sama sama tau bukan kalau pernikahan ini karna keinginan kedua orang tua kita" ujar wei ying membuat lanzhan menghentikan elusan lembut di kepala wei ying.

Melihat lanzhan yang terdiam tanpa niat membalas ucapannya membuat air mata wei ying mengalir begitu saja.
"Aku ingin sendirian, bisakah kau keluar?" Tanya wei ying dengan suara berat.
"Kau sedang sakit, aku akan menunggumu disini" ujar lanzhan.
"Kumohon lanzhan" lirih wei ying menatap suaminya dengan mata berkaca kaca.

Lanzhan akhirnya memilih mengalah karna tidak ingin membuat keributan lagi, ia tidak bisa mengatakan secara langsung kalau dirinya sudah mencintai wei ying. Gengsi nya masih sangat besar, biarlah hanya dia dan orang tuanya yang tau.
Lanzhan belum mengatakan kalau pemuda itu tengah hamil karna setelah sadar malah terjadi perdebatan, biarlah wei ying tau saat pemuda itu sudah sembuh total.

Sore harinya lanzhan tengah duduk di depan ruang rawat istrinya, ia melihat mertua serta bibi sarah menuju kearahnya. Tatapan ayah jiyang sangat kecewa menatap lanzhan, itu memang salahnya dan ia mengakuinya.
"Aya_"
"Bagaimana keadaan a'ying?" Tanya ayaha jiyang.
"Wei ying sudah baik baik saja ayah, dan ia sedang istirahat" ujar lanzhan sopan.
"Kenapa kau di luar?" Tanya bibi sarah.
"Wei ying menyuruhku menunggu di luar bibi. Mungkin di masih marah karna tindakanku" ujar lanzhan menundukkan kepalanya.

Ayah jiyang yang melihat itu menghelan nafas pelan kemudian menepuk pundak menantunya itu pelan. Ayah jiyang tidak bisa terlalu menyalahkan menantunya ini, karna pertengkaran dalam rumah tangga memang sering terjadi. Apalagi karna masalah cemburu.
"Ayah mohon jangan ulangi kesalahanmu lagi nak, jika ada masalah selesaikanlah dengan kepala dingin. ayah tidak ingin kehilangan anak ayah. Ayah memberikan putra ayah padamu bukan untuk kau sakiti" ujar ayah jiyang membuat hati lanzhan sedikit tercubit.
"Iya ayah, maafkan lanzhan. Lanzhan tidak akan mengulanginya" ucap lanzhan menahan tangis menatap wajah keriput mertuanya.

CINTA DAN GENGSI (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang