MAKIN GAK BISA MUTAR OTAK BUAT ALUR CERITA INI!
.
."Sudah biarkan saja" ujar lanzhan menahan tangan wei ying.
"Apa? Aku tidak bisa membiarkan di pergi, dia itu perempuan" seru wei ying hendak kembali melangkah tetapi tangannya sudah di tarik paksa oleh lanzhan menuju kamar.
"Lanzhan lepaskan aku, lepaskan" ujar wei ying mencoba melepakan diri.
"Diam! Lebih baik kau istirahat sekarang" seru lanzhan mendudukkan tubuh istrinya keranjang. Kemudian melangkah keluar untuk menutup pintu kamarnya tetapi di tahan oleh wei ying."Kau jangan pergi lanzhan, aku takut sendirian" ujar wei ying manahan lengan suaminya.
"Tadi kau sendiri yang menyuruhku untuk pergi bukan? Sudahlah, aku sudah terlambat ini" ujar lanzhan usil, karna ia tadi sebenarnya tidak benar benar berniat pergi.
"Diluar hujan deras, jangan pergi" rengek wei ying.
"Aku membawa mobil jadi tidak akan kenapa napa" ujar lanzhan."Jangan lanzhan, kau bisa menyuruhku apapun asalkan jangan pergi. Aku takut sendirian dirumah apalagi diluar hujan dengan kilat yang menyeramkan. Bagaimana kalau ada hantu" rengek wei ying mengeratkan pegangannya pada lengan suaminya.
Lanzhan tidak mendengarkan ucapan istrinya tetapi malah keluar untuk menutup pintu kemudian menguncinya. Wei ying yang melihat itu segera terisak pelan, ia benar benar takut dirumah sendirian. Dulu jika ayah dan bibinya pergi ia akan ikut menjadi ekor saking takutnya dengan hantu. Itu berlaku saat malam oke!
"Bagaimana ini hiks aku takut hiks ayah" lirih wei ying kemudian mendekati lemari, tanpa ragu masuk kedalam lemari itu mengunci diri karna baginya itu tempat yang paling aman.Drap drap drap
Suara langkah kaki terdengar di telinga wei ying membuat pemuda itu semakin ketakutan kemudian menutup mulutnya menahan tangisannya, baru beberapa menit suaminya pergi tetapi hantu sudah datang mendekatinya
Lanzhan masuk kedalam kamar tidak menemukkan keberadaan istrinya, kemudian memeriksa kamar mandi juga tidak ada membuat pria itu panik.
'Kemana anak itu' batin lanzhan menyusuri kamar istrinya.Bip
DuarrrrrrTiba tiba lampu di rumah itu mati disertai bunyi guntur yang kencang membuat lanzhan kaget bukan main, wei ying yang berada di dalam lemari tidak bisa lagi menahan tangisannya.
"Huwaaaa hikss lanzhan hiks" tangis wei ying pecah didalam lemari dengan begitu kencang.Lanzhan mendengar tangisan wei ying panik, berusaha meraba raba sekitaran mencari ponselnya untuk menyalakan senter lampu ponselnya. Setelah menemukan ponselnya lanzhan mencari sumber suara tangisan istrinya, membuka lemari itu dengan lebar.
"Hiksss ampun hikss jangan makan aku hiks" tangis wei ying menutup matanya.
"Hey wei ying, jangan menanggis ini aku" ujar lanzhan menarik tubuh istrinya.
"Hiks lanzhan hiks jangan pergi hiks aku takut" ujar wei ying setelah mendengar suara suaminya. Ia langsung memeluk erat tubuh lanzhan tanpa berniat melepaskannya.Lanzhan yang melihat ketakutan istrinya ingin sekali tertawa tetapi ditahan, lihat saja pelukan pemuda itu yang bisa saja meremukkan tubuh nya saking takutnya pada hantu. Kemudian lanzhan membawa tubuh istrinya keranjang dengan penerangan ponselnya, dapat ia lihat wajah merah dan tubuh bergetar istrinya saat ini membuat perasaan bersalah di hati lanzhan.
"Tenanglah! Aku disini, hantu pasti akan takut melihatku" goda lanzhanPlak
"Hiks kau jahat!" Lirih wei ying sesegukan memukul dada suaminya bertubi tubi.
"Sudahlah, apa kau mau ku ambilkan kaca agar kau bisa melihat wajahmu yang membengkak itu karna terus menanggis?" Goda lanzhan.Wei ying hanya diam tanpa menbalas godaan suaminya, cukup lama mereka berpelukan dengan tangan lanzhan yang mengelus punggung istrinya yang masih sesegukan walau tangisannya sudah berhenti. Tiba tiba perut wei ying serasa di aduk aduk membuat pemuda itu tidak nyaman, ia berusaha menahan tetapi tidak bisa dan akhirnya muntah di baju suaminya.
"Astagaa wei ying! Kenapa bisa muntah? Apa kau sakit?" Ujar lanzhan panik, bukannya marah tetapi pria itu justru panik.
Wei ying tidak mendengarkan ucapan suaminya, segera melepaskan pelukannya berjalan meraba raba mencari toilet untuk kembali muntah.
Uwekkk
Uwekkk
Lanzhan mengikuti dari belakang sembari memijit tekuk istrinya pelan, wei ying masih terus muntah sampai 10 menit lamanya membuat lanzhan panik. Keadaan disini masih gelap gulita dan hujan turun semakin deras, ia tidak bisa melakukan apapun selain memijit kepala serta tekuk istrinya.