Pulang sekolah, Raja dan Asta tidak langsung ke rumah masing-masing, melainkan ke markas atas perintah Ragil. Sepertinya akan membahas soal dresscode untuk party beberapa hari lagi.
"Galih, punya lo yang ini! Paling kecil!" Dari luar terdengar ribut-ribut di dalam markas.
"Diem lo!"
"Punya gue yang mana woi!"
"Gak usah pada teriak-teriak bisa gak?!!"
"Lo juga ngapain teriak bego!"
Asta dan Raja saling menatap sejenak. Lalu melanjutkan jalannya masuk ke dalam. Plastik dan paperbag berceceran dimana-mana. Keadaan ruang tamu sudah seperti kapal pecah. Benar-benar berantakan.
Mereka melewati ruang tamu menuju ruang tengah. Ragil disana bersama Dinar, Raka, Adi, dan Ganiel.
"Lama banget lo berdua," cibir Raka begitu Asta dan Raja tampak di matanya.
"Gue anak tertib. Gak kayak lo kang bolos," balas Raja sengit.
"Kata siapa gue bolos? Gue tertib ya hari ini."
"Hari ini." Raja tersenyum miring. Matanya memicing mengejek Raka.
Dinar diam, matanya terfokus pada leher Raja yang terdapat 3 bercak. Karena sudah tidak tahan untuk tidak berkomentar, akhirnya dia membuka suara menghentikan perdebatan Raka dan Raja. "Ja, itu lehernya kenapa?"
Dinar tersenyum dan lanjut berkata, "Habis cipokan sama pacarnya, ya?"
"DINAAAAR!" Raka dan Adi refleks beteriak tidak percaya, sedangkan sisanya kaget setengah mati. Tolong ditahan sedikit mulut Dinar.
"Dinar! Tolong disensor mulutnya." Raka ingin menangis. Raka baru tahu Dinar seblak-blakan ini.
"Lo tahu gak cipokan itu apa?" tanya Ragil lembut.
"Ciuman yang diisep-isep itu, kan. Yang buat tanda kayak gitu."
"Kok lo bisa tahu kayak begitu? Dari siapa?"
"Dinar udah gede. Jadi ya tahu."
"Udah pernah ngelakuin?"
Dinar menggeleng.
Ragil tersenyum. "Jangan pernah lakuin itu kalau belum berstatus nikah. Ngerti?"
Dinar mengangguk. Dia menatap kesal Ragil. "Kok jadi Dinar yang diinterogasi?! Itu Raja yang cipokan."
"Maaf. Kan gue cuma nanya." Ragil mengelus rambut belakang Dinar.
"Lo ngelakuin itu sama siapa, Ja? Lo punya cewek? Kok gak dikenalin ke kita-kita?" celetuk Raka.
Raja menghela napas. "Gue gak punya cewek ya. Biarkanlah daku fokus memperbaiki diri terlebih dahulu," ucap Raja dibuat-buat.
"Ih, najis banget bahasa lo! Lha terus itu kenapa kalo gak gitu-gituan?"
"Digigit nyamuk." Jawab Raja sambil menutupi 3 bercak itu menggunakan telapak tangannya.
"Nyamuknya gede banget ya," ejek Adi. Cowok itu rebahan karena badannya masih sedikit lemas. Raja berdecak sebal, menanggapi. Dia menaikkan kerah seragamnya agar dapat menutupi tanda sialan itu. Dasinya masih bertengger di sana dengan posisi yang sudah dikendurkan. Itu menambah kesan bad boy milik Raja.
"BODOAMAT!" teriakan menggelegar mengalihkan perhatian mereka yang berada di ruang tengah. Galih datang dengan wajah cemberutnya. Dia menutup telinganya mendengar ejekan-ejekan dari Niel. "BODO, GUE GAK DENGER!"
Galih mengambil duduk di sebelah Ganiel. Dia menatap Ganiel dengan wajah memelas dan berkata mengadu, "El, adek lo tuh."
"Siapa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/299440949-288-k329998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brotherhood
Подростковая литератураProses Revisi Hanya memceritakan tentang kehidupan sehari-hari Kinan yang memiliki tingkat kemalasan dan kelesuan akut. Tidur, bermain, makan. 3 combo yang menyenangkan.