"Ha~ chi. Hachi!" Kinan bersin, menutup mulutnya dengan telapak tangan kanan dan kelopak matanya menutup rapat.
Di kepalanya terdapat headphone berwarna biru muda. Tubuhnya tertutup selimut berbulu, tipis tapi hangat. Duduk di kursi gaming yang senada dengan headphonenya.
Retinanya menatap layar komputer fokus.
Di belakangnya ada lima cowok sedang bermain game MOBA di ponsel masing-masing. Duduk melingkar, di tengahnya ada banyak cemilan.
"WOI, KESINI GOBLOK!" teriak Adi kesal, "Gue dikroyok ini!" lanjutnya.
"Lah, mati punya gue!" giliran Raka yang kesal.
Hari ini hari Sabtu, jadi sekolah Kinan libur. Tidak, sebenarnya Kinan ada latihan pramuka, tapi dia tidak diizinkan ikut setelah kejadian satu minggu lalu. Dan untuk sekolah keempat cowok itu tetap berangkat. Setelah pulang sekolah, mereka mampir ke rumah Kinan seperti biasa.
"Tck. Kalah, kan!" Kali ini cowok bernama Raja yang menggerutu.
Dinar bangkit dan naik ke ranjang milik Kinan. Merebahkan dirinya di sana.
Kinan bersin lagi. Megusap hidungnya yang memerah dan terasa gatal.
"Bang, bukain jendelanya, gue haus." Cewek yang masih memakai baju tidur jam dua sore itu, ngomong asal. Dia melepas selimut dari tubuhnya dan menaruhnya di bawah.
"Hah?" tanya Ragil tidak paham. Dia menyuruh membuka jendela tapi dengan alasan haus? Maksudnya bagaimana?
"Tutupin jendela, gue gerah."
Alis mereka semakin mengkerut. "Maksud lo, 'bukain jendela gue gerah'?" terang Adi. Kinan memutar kursinya dan menatap mereka ber-empat setelah melepas headphonenya dan membiarkannya di leher.
"Emang gue ngomong apa?"
"Gini, yang pertama 'Bang bukain jendelanya, gue haus', yang kedua 'Tutupin jendelanya gue gerah', terus maksud lo apa?!" Raka menjelaskan dengan gaya seperti Kinan yang malas dan tidak bernada sambil mengangkat masing-masing jarinya. Meninggikan suara saat mengucapkan kalimat terakhir.
"Oh," Kinan mengangguk sekali dan kembali ke posisinya, setelah mengakhiri video di hpnya. Ya, dia sempat merekam aksi Raka tadi.
"Lo kalo salah ngomong gak tanggung-tanggung ya!" ucap Raja yang sudah tertawa ngakak. Sementara itu, Ragil sudah membuka jendelanya dan menarik kursi duduk di samping Kinan. Nebeng nonton anime.
"Lo yang abisin jajanannya, Ja?" tanya Raka yang sedang menyenderkan tubuhnya ke sisi kasur. Raja menatapnya dan mengangguk.
"Si anjir, padahal gue belum sempet makan!" Adi memprotes. Menggeplak kepala belakang cowok sebelahnya. Raja mengaduh.
"Beresin sendiri nggak mau tau!" perintah Raka. Dia berjalan keluar kamar. Raja melongo, masa iya, dia harus membersihkan sampah itu sendiri? Padahal ini cukup banyak.
"Iya. Lo yang harus beresin," Adi setuju.
"Hah? Kok gitu."
"Ya, kan yang ngehabisin itu semua elo!" Cowok ganteng itu menekuk wajahnya diiringi dengan gerutuan keluar dari mulutnya. Memungut sampah satu persatu dan memasukkan ke satu plastik lumayan besar dengan kasar.
Adi tertawa riang melihat Raja yang ternistakan. Tanpa ada niat membantunya, dia keluar dan turun ke ruang tamu, bergabung dengan yang lain.
Lama terjadi keheningan. Raja sudah selesai dan keluar beberapa menit lalu.
"Dek," Ragil memanggil. Tanpa menoleh, Kinan bergumam singkat menjawab. "Udah mandi?" Tanyanya sambil sesekali mengendus aroma rambut Kinan.
"Udah."
![](https://img.wattpad.com/cover/299440949-288-k329998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brotherhood
Fiksi RemajaProses Revisi Hanya memceritakan tentang kehidupan sehari-hari Kinan yang memiliki tingkat kemalasan dan kelesuan akut. Tidur, bermain, makan. 3 combo yang menyenangkan.