Bab 7

171 6 0
                                    

POV Helena

Saat ini aku dan Yuri sudah sampai di event produk yang di adakan oleh perusahaan tempat ku bekerja, PT. Future Bright. Karena aku ditugaskan untuk melakukan penyamaran sebagai pembeli atau customer, jadi aku mengajak Yuri si anak baru untuk ikut membantu ku dan agar ia banyak memahi cara kami bekerja. Sebelum kami ke lokasi ini, aku membawa Yuri ke butik untuk mem make over penampilan pakaian dan riasan wajahnya yang menurutku tidak mencerminkan seseorang yang bekerja di bidang skincare seperti kami. Dan aku pun puas melihat penampilannya saat ini. Kami berdua pun disambut dengan baik oleh pegawai yang melayani di pintu masuk.

"Selamat datang mba" sapa sang pegawai di depan pintu kepada kami. Aku menanggapinya dengan tersenyum. Langsung ku ajak Yuri ke spot di mana terdapat welcome drink untuk pembeli seperti kami yang mengunjungi event itu.

"Permisi, kalian menikmati pengalaman berbelanjanya?" tanya seorang pegawai berambut pendek menghampiri pada saat kami sedang melihat-lihat sekeliling.

"Kami baru saja datang nih mba" sahut ku jujur kepada mba pegawai berambut pendek.

"Terima lah mba ini tas belanja ini, khusus untuk 100 orang pelanggan pertama yang datang hari ini" ucap pegawai itu sambil memberikan kami 2 goodie bag, masing-masing kami terima satu. "Kami memberikan ini agar kalian berbelanja dengan nyaman, ini hadiah spesial untuk hari ini" pegawai itu melanjutkan ucapannya.

"Oh begitu, ini menyenangkan" jawab ku masih terdengar ramah.

Prankkk....  Terdengar suara pecahan gelas di dekat rak yang memajang produk sunscreen. Ku amati seorang gadis yang berdiri di sana, sepertinya dia menjatuhkan gelas welcome drink yang ia pegang sebelumnya. Pegawai berambut pendek yang baru saja di dekat ku pun, segera menghampiri seorang pelanggan yang menjatuhkan gelas tersebut di ikuti dengan satu orang pegawai yang memakai hijab.

Aku memperhatikan dari tempat ku berdiri yang tidak jauh dari kejadian pecahan gelas itu.

"Astaga maafkan aku mba" seru pelanggan yang menjatuhkan gelas itu kepada pegawai berambut pendek. Pegawai yang berhijab bergegas membersihkan pecahan kacanya dan bertanya, "Apa mba baik-baik saja?".

"Iya aku baik-baik saja, maafkan aku" ucap pelanggan itu sambil terus meminta maaf.

"Kamu datang bersama teman? tolong jangan membuat keributan dan tolong lebih hati-hati" ucap pegawai berambut pendek kepada pelanggan itu dengan nada ketus dan senyuman sinis.

Pelanggan itu menundukkan kepala sambil berucap "baik maaf mba".

Lalu ku lihat datang satu orang gadis yang lebih dewasa daripada pelanggan sebelumnya menghampiri mereka. Masih ku dengar percakapan yang terjadi di sana. "Ya ampun dek kamu baik-baik saja" tanyanya ke pelanggan yang memecahkan gelas, sepertinya mereka kakak beradik. "Mohon maaf, saya akan mengganti kerugiannya" ujar sang kakak kepada pegawai yang berambut pendek.

"Jangan khawatir, kami akan membereskannya mba" ucap pegawai itu menanggapi sambil tersenyum ramah.

Ku lihat ada kekesalan di wajah si adek. "Ayo kak" kata si adek kepada kakak pelanggan.

"Maaf ya mba" ucap kakak si pelanggan kembali ke pegawai berambut pendek, "Tunggu dek,"

Pegawai rambut pendek tadi kembali menghampiri aku dan Yuri. "Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, kami akan segera memnbereskannya" pegawai itu mengatakan dengan nada lembut ke kami. Kami pun hanya tersenyum menanggapinya.

Sejenak fikiran ku muncul, aku berinisiatif untuk kembali menyamar sebagai pelanggan yang dengan pakaian lain. "Apa kamu masih menyimpan pakaianmu tadi?" tanya ku ke Yuri.

"Masih bu" jawab Yuri. Aku pun meminta Yuri menunggu ku dan segera mengambil pakaian Yuri di dalam mobil yang sedang ku parkir kan di depan.

Saat aku kembali memasuki gedung dimana tempat event itu berlangsung, ku lihat Yuri yang kaget melihat penampilan ku saat ini. Ya aku menggunakan baju Yuri yang sebelumnya ia kenakan. Tidak lupa ku tambahankan aksesoris kacamata baca dengan bingkai bulat di wajah ku, untuk menyempurnakan penyamaran ku. Pegawai berambut pendek tadi pun segera menghampiri ku.

"Kamu datang bersama teman?" tanyanya kepada ku dengan nada mengintimidasi.

"Iya, dia sedang menuju kesini" jawab ku tenang, tampak Yuri memperhatikan dengan mengernyitkan dahi.

"Ku dengar kalian membagikan tas belanja, boleh aku minta juga?" pinta ku kepada pegawai berambut pendek itu, karna ku lihat tidak ada dia bawa kan untuk ku seperti yang sebelumnya, "Aku butuh itu untuk menyimpan barang-barangku ini" lanjut ku.

"Sudah tidak ada, tas itu di bagikan untuk pengunjung pertama" jawab pegawai bere,but pendek itu ketus.

Ku lihat ada seorang pelanggan yang baru saja datang, dan pegawai lain terlihat menghampiri pelanggan itu dan memberikan tas belanja yang tadi aku maksud kan ke pegawai berambut pendek. Kembali aku melihat pegawai berambut pendek yang masih berada di dekat ku.

"Karena jumlahnya terbatas, kami tidak menyediakan untuk semua, ku mohon anda mengerti" pegawai berambut pendek itu sepertinya paham dengan tatapanku, jadi dia langsung mengatakannya itu sebelum aku mempertanyakan.

"Kriteria pelanggan seperti apa yang bisa mendapatkannya?" langsung ku cecar ia dengan pertanyaan.

"Mungkin kamu ngga tau karena ini pertama kalinya kamu datang" pegawai itu menjawab ku masih dengan nada ketus seolah mendikte ku.

"Apa ada masalah jika aku pertama kali datang?" akan terus ku cecar.

"Mba" ucap pegawai berambut pendek itu dengan intonasi yang sedikit tinggi kepadaku.

"Iya?" tetapi tetap ku jawab dengan tenang.

"Kurasa percakapan ini bisa membuat pelanggan tidak nyaman, karena sudah datang, mungkin kamu bisa menikmati acaranya" ucapnya.

"Kurasa kamu menyuruhkan untuk diam, karena tidak cocok di acara ini" aku tetap akan menyerangnya.

"Baik lah, mohon tunggu disini saya akan mengambilkan tas itu" sepertinya pegawai itu menyerah juga, dan akan mengambil kan tas belanjaan untuk ku. Sebenarnya bukan hal se sepele itu yang aku mau. Tetapi sikapnya menghadapi pelanggan yang di beda-beda kan membuat ku muak.

"Jangan sampai ada satu orang lagi yang seperti dia" pegawai berambut pendek itu masih terdengarku ngedumel.

"Ku dengar beberapa orang berkata, bahwa ada staf yang bekerja di sini sering mendiskriminasi, mungkin sama saja di sini kalian harus mengkategorikan tingkat pelanggan, ini masalah sebenarnya" ucapku, dan pegawai berambut pendek itu memberhentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya menghadapku.

"Pelanggan yang pergi 10 menit lalu, setelah memecahkan gelas, kamu tau dia siapa? DXia anak dari Ibu Desi, adik dari Presdir PT. Future Bright" ucap ku yang langsung membuat pegawai berambut pendek itu mengangakan mulutnya.

Di ruangan khusus staff dimana event iru berlangsung, aku dan pegawai berambut pendek itu duduk saling berhadapan dipisahkan dengan sebuah meja. Ku sampaikan keseluruhan kesalahan fatal yang ia buat hari ini.

"Saya rasa ini hanya kesalapahaman bu" ucap pegawai berambut pendek itu masih tidak terima dengan teguran ku dan mencoba untuk membela dirinya yang sudah jelas-jelas salah.

"Jumlah keluhan pelanggan tiap datang ke event produk kita, terus meningkat, tampaknya angkanya naik karena kamu menjadi penanggung jawab, sayangnya kasus ini akan di laporkan ke manajemen atas" ucap ku trakhir karena sudah capek mendengar seribu alasan yang daritadi di lontarkannya.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang