Siang ini Lala dan tim menghadiri makan siang bersama client penting PT. Future Bright yang di adakan di aula perusahaan. Mereka berbagi tugas untuk mengatur segalanya, mulai dari dekor, musik, menu makanan dan lainnya.
Saat makan siang sudah selesai, para client juga sudah pulang, mereka kembali bahu membahu mengatur segalanya. Tetapi yang berbeda selama di awal persiapan dan akhir, Yona tidak terlihat sama sekali.
"Dia hari ini hanya sebagai pengawas, tidak ada saat persiapan bahkan saat kita akan membereskan segalanya dia tetap mengekor di belakang ayahnya", ucap Rini julid ke Lala saat melihat Yona hanya mengikuti Pak Rangga sedari tadi tanpa membantu mereka.
"Usaha yang bagus", ucap Pak Rangga mendatangi Lala dan Rini. "Ada yang mau kamu katakan pada Lala soal makan siang hari ini?", tanya Pak Rangga ke Yona. Sedang Yona yang di tanya sedikit kebingungan dengan pertanyaan orang yang berstatus ayahnya itu.
"Kamu harus belajar melihat gambar lebih besar dan membagikan pendapat mu dengan para bawahan", ucapnya lagi ke Yona, yang mengartikan pak Rangga menyebut Lala dan lainnya adalah bawahan dari Yona saat ini. Membuat Lala dan tim yang mendengar itu memandang ke arah lain dengan tatapan tidak suka mendengar perkataan pak Rangga.
"Baik lah kalian semua sudah bekerja keras", ucap Pak Rangga lalu pergi meninggalkan ruangan.
"Aku tahu perusahaan ini di kelola oleh keluarga, tapi perkataannya tadi sangat memalukan. Bisa-bisanya dia mengatakan itu kepada kita khususnya ke lo La", ucap Rini tidak suka. Lala hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Rini.
Dewa yang baru saja memasuki ruangan itu setelah kembali dari toilet, sedikit heran dengan suasana canggung yang terjadi di situ.
"Pak Dewa, aku tahu bukan hak ku mengatakan ini, tapi bisakah anda mengatur tim kami? Bu Lala memegang posisi tertinggi di tim kami", ucap Steven sambil menunjuk Lala yang sedang membersihkan meja. "Tapi Pak Rangga tadi datang dan memberitah Yona kalau bu Lala adalah bawahannya. Bahkan sedari tadi Yona sama sekali tidak ada membantu kami bekerja", Steven menghela nafas sesaat sebelum melanjutkan kalimatnya. "Ngomong-ngomong ku harap anda bisa sedikit memperhatikan", Steven menundukkan kepala tanda hormat sebelum pergi meninggal kan Dewa.
*****
"Lala akan di pindah kan ke kantor cabang yang baru", ucap Rangga saat ia sedang berdua saja dengan Yona. Yona langsung menatap Rangga.
"Aku tidak bisa membiarkan kalian berada di tim yang sama", lanjutnya lagi. Yona hanya pasrah mendengarnya karena memang ia tidak punya hak untuk melakukan apapun. Saat ini biarlah orang-orang menganggap kalau ia adalah putri kandung Rangga, daripada kenyataan ia adalah simpanan Rangga menyebar dan dapat membuat banyak orang menganggapnya buruk.
*****
Saat akan keluar dari kantor, Lucky melihat Raisa sedang menelfon seseorang di depan gedung kantor. Lalu Raisa buru-buru menyetop taksi yang lewat di hadapannya. Lucky yang melihat itu merasa curiga dan membuntuti Raisa.
Raisa sudah sampai ke lokasi yang ia tuju, yaitu sebuah club malam yang berisi beberapa bilik ruangan vip untuk karaoke.
Raisa mencari ruangan yang sudah di beritahukan melalui chat yang masuk ke handphonenya sebelum ia memutuskan untuk pergi ke club itu.
Dengan sangat hati-hati Raisa mengetuk pintu ruangan itu.
Tok tok tok
"Iya siapa?", sahut suara dari dalam ruangan.
Karena Raisa benar mendengar suara seseorang yang ia kenal, ia pun memberanikan diri untuk membuka pintu ruangannya dan masuk.
"Ohhh Raisa, kamu sudah datang, selamat datang, masuk lah", ucap suara seorang pria menyambut kedatangan Raisa
*****
"Halo ini Lala dari tim Manajemen", sahut Lala mengangkat telfon yang berdering di meja kerjanya.
"Hei halo ini Jenny dari Tim Personalia, ada apa dengan penunjukan ini? Kamu sudah mendengar soal ini?", tanya Jenny dari sebrang telepon.
"Penunjukan?", tanya Lala bingung.
"Aku punya daftar penunjukan baru dan tertulis kamu akan di kirim ke divisi lain cabang baru kantor kita", jelas Jenny.
"Apa?", respon terkejut Lala.
"Dari yang ku dengar penunjukan ini ide dari Pak Rangga. Pak Dewa kan pegawai andalannya, jadi ini tidak mungkin benar. Apa ini ulah Pak Baim? Aku kira kamu akan menjadi direktur Tim Manajemen menggantikan posisi suami mu nantinya, tetapi malah di mutasi ke cabang yang baru", panjang lebar Jenny mengungkapkan itu.
"Baik lah makasih Jen untuk infonya", Lala memutus sambungan telepon begitu saja, ia ingin memastikan apa benar ia akan di mutasi. Kenapa Pak Rangga menjadi sangat sensitif dengannya setelah ia membongkar perselingkuhan suaminya dengan putri pak Rangga. Seharusnya yang akan kena sanksi Dewa bukan dirinya. Ada apa sebenarnya dengan hubungan mereka.
*****
Dewa dan Coki memilih untuk minum bersama di sebuah cafe setelah seharian merasa lelah dengan pekerjaan mereka.
"Dewa, aku memikirkan hal aneh hari ini. Tapi sepertinya sulit bagiku menyingkirkannya, jadi aku akan bertanya saja", ucap Coki tiba-tiba lalu tertawa karena melihat reaksi aneh dari Rangga.
"Gue tetap akan nanya aja. Wanita itu buka Yona kan?", tanya Coki to the point, membuat Dewa terdiam menatap Coki lekat.
"Benar kan?", ucap Coki kembali karena melihat gesture Dewa. Coki pun menarik nafas dalam lalu membuangnya dan mulai meneriaki Dewa.
"Apa lo gila? Wanita itu di tim Lala", ucapannya terhenti karena sadar suaranya terlalu keras sehingga menarik perhatian orang-orang yang sedang duduk di sekitar meja mereka.
"Teganya lo lakukan itu sama Lala. Gila, lo tega banget. Gue orang yang gegabah, tapi seharusnya lo ngga seperti ini. Ada apa dengan lo?", lanjut Coki berang dengan suara tertahan.
"Gue gak tahu gue bisa seceroboh dan seemosional ini", ucap Dewa dengan kepala tertunduk.
"Tapi setah bertemu dengannya, gue gak bisa menahan diri", sambungnya lagi.
"Ini gila. Apa pak Rangga tahu?", tanya Coki memastikan.
"Iya pak Rangga tahu semuanya", jawab Dewa apa adanya. Karena memang sejak Lala memberitahu kalau Dewa dan Yona ada hubungan saat makan siang kemarin, Dewa sama sekali tidak menyangkalnya.
"Sepertinya pak Rangga menjaga jarak dari lo, jadi berhati-hati lah", ucap Coki yang masih berbaik hati mengingatkan sahabatnya ini. Karena dia sedikitnya tadi mendengar pembicaraan Pak Rangga saat mengangkat telfon.
"Lo tahu apa akibatnya jika menjadikan dia musuh lo", ucap Coki lagi memperingatkan.
"Terus Lala gimana?", tanya Coki yang merasa khawatir dengan keadaan Lala saat ini.
*****
Lala duduk di depan cermin meja hias yang berada di dalam kamar tidurnya. Ia akan melakukan ritual menggunakan skincare sebelum tidur.
Saat hendak mengoleskan krim malam di wajahnya, ia teringat kembali dengan Yona. Apa dirinya saat ini terlihat tidak menarik lagi karena usianya yang sudah hampir memasuki kepala tiga. Apa itu yang membuat Dewa mengkhianati pernikahaan mereka.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Ketiga Dalam Rumah Tangga
Любовные романыLala mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal, memberitahu bahwasanya suaminya tengah berselingkuh dengan salah satu karyawan yang berada di tim yang sama dengan dirinya. Mulai dari situ Lala berusaha mencari tau satu persatu dan betapa ia sangat...