Bab 46

67 5 0
                                    

Yona dan Lala sedang berada di mobil menuju sebuah kafe untuk menemui klien. Tiba tiba saja Lala menginjak rem saat sudah sampai di persimpangan lampu merah karena lala baru tersadar ia hampir melanggar lampu merah, bahkan ia berhenti di bagian depan deretan sepeda motor seharusnya berhenti.

Yona yg ada di sebelahnya juga ikut terkaget karena memang dia sedaritadi melamun.

"Kamu nggapapa Yona?", tanya Lala mengkhawatirkan Yona yang sedang ia bawa.

"Iya bu saya ngga apa apa kok", jawab Yona setengah terengah-engah.

"Maafkan aku", ucap Lala.

"Bu Lala, kamu baik-baik aja?", tanya Yona kembali.

"Aku hanya kurang sehat, itu saja. Maafkan aku", ucap Lala kembali meminta maaf ke Yona. "Kita baru saja menyelesaikan acara besar kemarin. Yona, kamu ngga apa-apa dengan kejadian kemarin?", tanya Lala teringat dengan kejadian Yona di siram dengan wine saat acara masih berlangsung.

"Iya bu saya sudah ngga kenapa napa", jawab Yona setengah tersenyum.

"Aku tahu aku ngga berhak mengatakan ini, tapi bukankah lebih bijak jika tidak menyesatkan orang? Terutama jika itu tidak benar", ujar Lala sambil menatap Yona. "Bagi dirimu dan istrinya", Yona kaget saat Lala mengatakan itu padanya.

Drrt drrtt drrttt

Terdengar suara getaran handphone yang berasal dari dalam tas yang sedang di bawa Yona.

"Maaf bu, boleh ku jawab panggilan ini?", izinnya ke Lala untuk mengangkat panggilan telfon yang ada di handphonennya. Lala pun menganggukkan kepala tanda mengizinkan.

"Iya halo, apaa?", tanyanya saat mendengar suara dari sebrang panggilan telpon itu

*****

Yona bergegas berlari menuju ruang rawat ibunya setelah ia mendapatkan telfon dan meminta izin Lala untuk menuju ke rumah sakit.

"Pneumonia menyerangnya padahal dia sudah cukup lemah. Itu yang memperparah kondisinya. Kondisinya stabil saat ini jadi mari kita awasi dia untuk sementara", ucap dokter menjelaskan kepada Yona saat zona sudah sampai di ruang rawat ibunya. Setelah itu dokternya pun pamit untuk meninggalkan ruangan

"Ya Allah, ibu, Tolong jangan sakit", tangis Yona pecah menghampiri ibunya yang terbaring di brankar dalam posisi belum sadarkan diri. "Ibu tidak boleh sakit ya?", ucapnya lagi sambil terus menangis.

"Ibu akan baik-baik saja", ucap Lala. Lala memang memilih ikut menemani Yona kerumah sakit.

"Aku enggak ingin kalian melihat ini Maafkan aku", ucap Yona menunduk malu

"Tidak apa-apa Aku yakin dia ibu yang hebat

"Dia adalah orang yang membuatku tetap stabil Tanpa dia Aku merasa seperti ibuku Sedang dihukum atas kesalahan ku", tangis Yona pecah kembali, Lala mencoba menggenggam tangan Yona untuk sedikit menguatkannya

"Tidak, Aku yakin dia akan sembuh dan kembali bersamamu",

Yona menatap Lala merasa tidak enak hati karena Lala begitu sangat baik dengannya

Kurasa kita harus kembali

Kamu harus tetap di sini hari ini

Dokternya bilang dia sudah stabil Aku bisa kembali setelah selesai dari kantor Bisa tunggu sebentar bu?

Tentu

Yona kembali masuk kedalam ruang rawat inap ibunya. Lala memperhatikan sebuah brosur kesehatan yang ada di atas meja resepsionis. Ia teringat dengan brosur yang sama yang ada di atas meja kerja Dewa yang ada di apartemennya. Dan teringat kembali dengan cerita Dewa yang mengatakan kalau ia bertemu dengan wanita itu awalnya karena sebuah pekerjaan dan Dewa jadi tahu seperti apa kehidupannya.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang