FLASHBACK ON
"Astaga siapa itu?" Helena yang terbangun akibat suara langkah kaki dan cahaya lampu yang baru saja di hidupkan.
"Maaf aku enggak tahu ada orang di sini", jawab Dewa. Ternyata Dewa lah yang baru saja memasuki ruangan editing itu.
"Lo ngapain di sini selarut ini?" tanya Helena masih dalam keadaan tertidur di sofa.
"Aku punya beberapa foto yang harus aku cetak", jawab Dewa yang masih berdiri di depan pintu karena iaa melihat Helena masih dalam keadaan berbaring, dia tidak berani untuk mendekati.
"Malam-malam begini?" tanya Helena seraya bangkit dari tidurnya sambil menyugar rambut. Helena menatap ke Dewa. "Gue datang untuk menginap di sini sampai bus beroperasi lagi", Helena memberi alasan ke Dewa kenapa sampai ia tertidur di kantor.
"Aku hanya datang untuk mengambil foto, jadi kembalilah tidur", Dewa langsung meletakkan tas ranselnya ke atas bangku dan dia langsung membuka lemari loker untuk tujuan semula nya mengambil foto dan mencetaknya.
"Boleh aku melihatnya?" Helena berjalan menghampiri Dewa.
Dewa memberikan selimut yang tadi di gunakan Helena untuk tertidur agar ia menutup tubuhnya yang hanya menggunakan atasan tengtop tanpa melirik ke Helena.
"Terima kasih", ucap Helena seraya mengambil selimut pemberian Dewa dan dia langsung menutupi tubuhnya.
"Oh jadi gini caranya, apa fotonya akan muncul setelah lo cetak begitu?" tanya Helena sambil mengamati kerja Dewa.
"Kamu belum pernah melakukan ini?" tanya Dewa masih terus mencetak foto. Helena hanya menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan Dewa.
"Jika gue menggoda lo, apa lo akan jatuh cinta pada gue?" tanya Helena dengan tatapan menggodanya ke Dewa.
Dewa yang melihat itu langsung memalingkan wajah, "Enggak akan".
"Kenapa enggak?" tanya Helena kaget karena biasanya laki-laki akan luluh apabila ia mencoba menggodanya.
"Aku benci menjalani hubungan yang rumit, kamu juga bukan tipeku", jawab Dewa datar tanpa menatap ke arah Helena.
"Lalu tipe lo yang gimana?" tanya Helena.
"Seseorang dengan satu hati", masih dengan nada datar dan tatapan lurus ke depan Dewa menjawab pertanyaan Helena mengenai tipe perempuan idamannya.
"Gue juga punya satu hati kali", ucap Helena dengan percaya dirinya.
Mendengar itu Dewa langsung menatap Helena.
"Hanya saja itu sering berubah", ralat Helena saat ia mengerti arti tatapan Dewa. "Jangan langsung menyimpulkan, lo juga bukan tipe gue", Helena menyilangkan tangan di depan dada sambil terus menatap Dewa.
Dia tidak menyangka kalau ada laki-laki yang seperti Dewa tidak tertarik sama sekali dengan dirinya.
Helena teringat beberapa tahun yang lalu saat ia masih duduk di bangku kuliah. Ia ingat betul kalau ia dan Dewa satu Universitas, dia sering memerhatikan Dewa yang sedang bermain bola basket dengan teman-temannya. Saat itu Helena langsung menargetkan Dewa sebagai pelabuhan terakhirnya nanti. Untuk saat ini ia masih ingin bermain-main dengan beberapa pria.
FLASHBACK OFF.
*****
"Saat ini gue enggak pernah ingin lo melihat gue seperti ini lagi, ini sungguh memalukan", ucap Helena sambil menahan air matanya yang ingin menetes di hadapan Dewa.
Dewa dan Helena saat ini sedang duduk di ruangan kerja Dewa.
"Gue enggak percaya lo melihat gue terpuruk", akhirnya airmata sedaritadi di tahan oleh Helena menetes juga. Ia kembali menangis sedang Dewa hanya menatap Helena sambil mencoba menguatkan Helena dengan menepuk-menepuk pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Ketiga Dalam Rumah Tangga
RomanceLala mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal, memberitahu bahwasanya suaminya tengah berselingkuh dengan salah satu karyawan yang berada di tim yang sama dengan dirinya. Mulai dari situ Lala berusaha mencari tau satu persatu dan betapa ia sangat...