Bab 27

172 14 1
                                    


Sejak konten kreator Stella mengunggah videonya di beberapa media sosial miliknya, produk PT Future Bright mendapat banjir orderan produk. Itu membuat tim manajemen senang.

Helena yang memerhatikan Lala beberapa hari ini terlihat murung padahal proyek yang mereka tangani sukses besar. Helena pun berinisiatif untuk mengajak Lala untuk mengopi agar bisa merefreshkan otak sejenak.

"Gue senang projek kita ini berhasil, walaupun sebelumnya terjadi berbagai alasan untuk ragu melanjutkan proyek Stella itu", Lala yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukan kepala saja tanda ia menyetujui pendapat Helena.

Lama mereka berdua saling terdiam dengan Helena yang terus memandang Lala sedari tadi menunduk.

"Helena", panggil Lala. "Dewa dan gue belakangan ini bertengkar"

Helena yang sudah menduga ada sesuatu yang terjadi di antara Lala dan suaminya hanya diam ingin mendengarkan lanjutan dari cerita Lala.

"Tapi kali ini berbeda", dengan pelan dan sedikit terbata-bata Lala berusaha ingin mencurahkan isi hatinya, "Seolah-olah ada yang patah" Helena masih saja memandang dan menyimak setiap kata yang Lala ucapkan.

"Gue enggak ingat bagaimana sikap gue di dekatnya dulu, jadi gue enggak tahu harus bagaimana lagi", lagi Lala menundukkan kepala.

"Berpisahlah" lantas Lala langsung menolehkan kepalanya menatap lekat Helena.

"Jika lo enggak mau melakukan itu, terus lakukan yang lo mau lakukan. Lo pandai melakukan itu, berbaikan lah dulu, lakukan saja yang biasanya lo lakukan", dengan nada santai Helena memberikan pendapatnya.

"Yang biasa gue lakukan?" tanya Lala memastikan perkataan Helena.

*****

"Wahh Stella mengeluarkan uang ratusan juta dan menghasilkan milyaran" Steven berdecak kagum melihat artikel mengenai Stella.

"Dan akan masih bertambah", Raisa menanggapi ucapan Steven.

Saat ini Helena, Raisa, Steven dan juga Yona sedang berada di pantry.

"Videonya di lihat puluhan juta orang setelah masuk berita. Masih ada di daftar kata kunci paling banyak di cari di internet, setelah semua kritik, orang-orang masih menirunya", Steven teringat beberapa artikel tidak menyenangkan mengenai Stella yang ternyata diketahui publik banyak berhutang dengan para rentenir.

*****

Pukul tiga sore, Helena, Rini dan juga Yona mengunjungi toko Garsian yang menjual beberapa produk make up dan juga skin care di salah satu mall Jakarta. Mereka ingin mengecek produk PT. Future Bright yang di pamerkan di toko Garsian.

"Lihat tuh", Rini menyenggol lengan Helena yang masih mengecek beberapa produk di etalase. Helena yang disenggol Rini pun menolehkan arah pandangannya sesuai yang di tunjuk Rini.

"Wajah terkejutnya menjadikannya bintang", terlihat di sana Yona sedang dikelilingi beberapa murid yang sedang berada di dalam mall itu. Pasalnya wajah terkejut Yona saat Stella sedang review terekam dan itu menjadikan beberapa penonton menyukainya.

*****

"Helena", sapa dua orang lelaki yang sudah menunggu di depan lift saat Helena melintasi lift menuju basement. Helena, Rini dan Yona sudah berpisah untuk pulang masing-masing.

Helena yang mendengar namanya di sapa menghentikan langkah kakinya dan menoleh kepada kedua pria itu. "Iya itu aku, ada apa ya?".

"Kamu putrinya ibu Merry kan?" tanya salah satu pria itu.

Helena pun mengajak mereka untuk membicarakannya sambil duduk di salah satu kafe tidak jauh dari lantai menuju basemant tadi.

"Aku juga enggak tahu, aku juga enggak bisa menghubunginya", Helena mengungkapkan apa yang ia tahu mengenai mamanya. Dua orang pria yang sedang duduk di hadapannya saat ini adalah seorang debtcollector yang ingin menagih hutang-hutang mamanya.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang