Bab 55

51 3 0
                                    

Percakapan Lala dan Dewa terhenti karena Pak Rangga dan istri sudah terdengar memasuki ruangan vip cafe itu. Ternyata Yona juga ikut untuk makan siang hari ini bersama mereka.

Lala langsung berdiri menyambut keluarga Pak Rangga yang di ikuti oleh Dewa. Istri Pak Rangga tersenyum menyapa Lala.

"Kalian bukan orang asing. Ku kira kita bisa mengobrol sambil makan. Jadi aku membawa Yona ikut", ucap Pak Rangga ke Lala dan Dewa. Yona menganggukkan kepala ke Lala tanpa sopan santunnya.

"Mari kita duduk", ajak Pak Rangga mempersilahkan mereka untuk duduk kembali.

"Istri ku jarang memuji orang, tapi dia sangat memuja mu La", ucap Pak Rangga ke Lala.

"Tamu penting lainnya bilang selera dan pikiran kalian bagus dan sangat berkelas", istri Pak Rangga memuji Lala.

"Terima kasih bu", jawab Lala seraya tersenyum ke istri Pak Rangga.

"Aku suka betapa tenangnya diri mu", lagi-lagi istri Pak Rangga memuji Lala. "Kamu punya istri yang baik", pujinya untuk Dewa.

"Benar", sahut pak Rangga tersenyum menanggapi pujian Lala. Yona yang mendengar itu merasa risih karena istri Pak Rangga seperti menyindirnya. Sambil terus menyantap ice cream di hadapannya. Dari sudut matanya Yona melihat Dewa yang juga akan memakan ice cream di hadapannya.

"Pak Dewa, ice cream ini mengandung kacang almond", ucap Yona berniat mengingatkan Dewa karena ia tahu Dewa alergi dengan kacang almond. Seketika Lala, Pak Rangga beserta istrinya melihat ke Yona dan Dewa bergantian. Mereka merasa heran kenapa Yona bisa mengatakan itu.

"Kamu alergi kacang. Apa itu maksud mu Yona?", tanya Lala menatap tajam ke Yona. Seketika suasana menjadi canggung, bahkan istri Pak Rangga sampai terus menatap bergantian antara Lala, Dewa dan juga Yona.

Melihat suasana yang begitu tegang hampir memanas, Pak Rangga mencoba memecahkan suasana itu.

"Ku rasa Yona cukup dekat dengan Pak Dewa. Dia tahu alergi makanannya pak Dewa", ucap Pak Rangga. Dewa langsung melihat istrinya yang sudah kelihatan bad mood.

"Aku datang hari ini untuk mengatakan sesuatu", ucap Lala membuat perhatian Pak Rangga, istri dan juga Dewa, Yona, tertuju padanya. "Mungkin topiknya kurang berkenan, tapi ini sesuatu yang harus anda ketahui Pak", lanjut Lala.

"Lala", tegur Dewa ingin menahan agar Lala tidak membeberkan masalah yang saat ini terjadi di rumah tangga mereka. Tetapi Lala tidak memperdulikan Dewa dan memilih melanjutnya ucapannya.

"Suami ku dan Yona", Lala menjeda ucapannya sebentar. "Mereka saling mencintai", lanjutnya. Membuat Pak Rangga dan juga istrinya menatap tajam ke Yona. Sedangkan Dewa tidak habis fikir dengan keputusan Lala.

"Aku meminta Pak Dewa untuk membantu ku. Dia menjaga Yona untuk ku dan itu pasti yang membuat mu salah paham", Pak Rangga mencoba membela Dewa, karena ia sendiri tidak mau merusak rumah tangga Lala, dan juga tidak percaya kalau Dewa menghianati dirinya.

"Bukan begitu Pak", Lala merogoh isi tasnya ingin mengeluarkan sesuatu yang bisa dia jadikan bukti atas omongannya.

"Aku berjanji--", ucapan Pak Rangga terpotong setelah melihat selembar kertas yang Lala letakkan di tengah meja.

Lala mengeluarkan selembar foto yang dia cetak saat menemukan dari kamera dashboard mobilnya. Membuat Pak Rangga, Istrinya, Dewa dan Yona menatap lembaran foto itu yang menunjukkan Yona sedang berciuman dengan Dewa di dalam mobil.

Melihat itu istri Pak Rangga menatap tajam ke suaminya dengan penuh amarah.

"Benar kah itu?", tanya Pak Rangga mengintimidasi Dewa. Sedang Dewa hanya menundukkan kepala karena merasa salah dan takut dengan pak Rangga.

"Pasti ada banyak hal yang ingin kalian bahas, jadi saya permisi dulu", pamit Lala lalu berjalan meninggalkan ruangan vip cafe itu.

"Maaf pak", ucap Dewa lalu juga pergi meninggalkan pak Rangga untuk menyusul istrinya.

Dewa terus berjalan cepat mengejar langkah kaki Lala yang terus berjalan.

"Kita harus bicara", Dewa mencekal tangan Lala untuk menghentikan langkah Lala.

"Tentang apa?", tanya Lala sambil melepas pegangan tangan Dewa di tangannya. "Fakta bahwa kamu menipu ku tanpa berkedip? Atau soal kamu mengejek ku? Berselingkuh saja satu masalah, tapi ini.. ini menjijikkan. Karena tindakan mu yang gila, sepuluh tahun hidup ku bersama mu telah menjadi mimpi buruk. Setiap detik terasa menyakit kan bagi ku", ucap Lala penuh amarah. Mendengar itu Dewa kehabisan kata-kata dan kebingungan harus menjelaskan dari mana ke Lala.

"Akan ku tunjukkan bagaimana rasanya kehilangan segalanya. Bergabung lah dengan ku dalam siksaan tanpa akhir", setelah mengatakan itu Lala langsung segera berjalan cepat meninggal kan Dewa.

Dewa pun memutus kan untuk kembali ke ruangan di mana tempat pak Rangga masih menunggunya. Saat akan membalikkan badan ia melihat pak Rangga, istrinya beserta Yona sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Kita akan bicarakan besok", ucap Pak Rangga saat melewatinya. Sedang istrinya Pak Rangga terus menatap tajam ke Dewa seraya melintasinya. Di belakang istri pak Rangga ada Yona yang menatap Dewa dengan rasa sedih dan kasihan terhadapnya.

*****

"Yona kamu semakin cantik, kulitmu semakin cerah dan glowing, sewaktu seusiamu aku tidak seperti itu", puji Rini setelah mereka selesai rapat. Mendengar itu yang lain hanya diam sambil melihat Yona dan Rini bergantian.

Sedangkan Yona yang mendengar pujian itu merasa senang di puji seperti itu di depan Lala, saat ini ia merasa memiliki kelebihan dibandingkan Lala istri sah dari lelaki yang dicintainya.

"La, gimana makan siang kemarin dengan keluarga Pak Rangga?", Rini lanjut bertanya dengan Lala. Tetapi Lala mengabaikannya dan berjalan keluar meninggalkan ruangan rapat. Rini dan lainnya hanya bisa menggelengkan kepala melihat Rini bertanya seperti itu karena diantara mereka hanya Rini yang belum mengetahu skandal Dewa dan juga Yona yang notabene mereka tahu anaknya pak Rangga.

Rini yang di tatap teman-temannya seperti itu hanya mengedikkan bahu dan ikut berjalan keluar ruangan.

*****

Dewa menghadap pak Rangga di ruangannya.

"Kenapa kamu melakukan itu?", tanya Pak Rangga to the point.

"Maaf sudah membuat anda cemas, sekarang sudah berakhir", jawab Dewa sambil menundukkan kepala tidak berani menatap langsung pak Rangga.

"Mengencani wanita di luar nikah, seorang pria memang bisa melakukan itu. Tapi sekarang dia putri ku. Kamu pasti tahu resikonya besar", ucap pak Rangga sambil menatap tajam Dewa.

"Jika anda ingin aku menebus perbuatan ku, aku akan menebusnya", ucap Dewa meyakinkan pak Rangga. Dewa pun mengangguk mengiyakan.

"Kamu yakin sudah berakhir sekarang?", tanya pak Rangga lagi memastikan

"Kalau begitu, tidak apa-apa. Jangan bicarakan ini lagi. Kamu boleh pergi", perintah pak Rangga, Dewa pun berjalan meninggalkan ruangan pak Rangga.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang