Bab 6

196 9 0
                                    

POV Author.

"Suamimu berselingkuh dengan seseorang di tim mu"

"Suamimu berselingkuh dengan seseorang di tim mu"

Berulang kali Lala membaca isi pesan tersebut dan masih tetap tidak ingin percaya.

Lala pun berjalan ke arah tempat tidur bagian sang suami tidur, untuk mengambil ponsel milik suami yang berada diatas nakas, pada saat Lala membuka ponsel itu, ternyata dalam keadaan di kunci dengan Pin. Lala pun meletakkan kembali handphone Dewa ke atas nakas, dan memutuskan keluar kamar menuju ruang tamu, menimbang apa dia harus menghubungi nomor yang tidak di kenal itu, yang memberitahu tentang skandal suaminya atau tetap mengabaikannya.

Lala pun memutuskan untuk menelfonnya, lama panggilan itu berdering tetapi tidak di angkat. Lalu panggilan itu pun di jawab oleh seseorang. "Halo" sapa Lala ketika mendengar panggilan telefon diangkat disebrang sana.

"Halo siapa ini?" terdengar suara jawaban dari sebrang telfon.

"Maaf tadi ada yang mengirim pesan dari nomor ini" jawab Lala kembali.

"SIAPA INI TENGAH MALAM GANGGU ORANG ISTIRAHAT AJA" terdengar marah suara perempuan di sebrang sana.

"Maaf sudah mengganggu, mungkin saya salah nomor" Lala pun meminta maaf dan mengakhiri panggilan telfonnya. Dan memutuskan untuk tidur saja.

Helena sedang memegang handphonenya di sebuah bar dengan raut wajah yang tidak bisa ditafsirkan.

Yona yang terlihat sedang sedih berdiri di pinggir jalan.

Juga Raisa yang sedang berdiri di pinggiran jembatan sambil memegangi ponselnya.

POV Lala.

Pagi hari aku seperti biasa, bangun untuk melaksanakan solat fardhu subuh terlebih dahulu, lalu menyiapkan sarapan nasi goreng untuk ku dan suami sebelum berangkat ke kantor.

"Yuk sarapan sayang, aku masak nasi goreng pakai telur mata sapi kesukaan kamu" ucapku dengan senyum mengembang ke Dewa, saat melihat Dewa yang sudah berpakaian dengan rapi.

"Makasih yang" respon Dewa hanya itu, aku hanya bisa tersenyum dengan kecut.

Sehabis sarapan kami pun berangkat kerja dengan menggunakan mobil Dewa. Suasana di dalam mobil selama perjalanan terasa hening. Aku yang masih penasaran dengan isi pesan yang ku terima tadi malam pun, berinisiatif membuka obrolan.

"Yang, tadi malam sewaktu kamu tidur, ada pesan masuk ke handphone kamu" ujarku ke Dewa.

"Pesan? Paling itu hanya pesan spam" jawab Dewa dengan nada datar seperti biasanya.

"Hmmm begitu ya" ucap ku lagi.

"Kenapa nanya itu yang?" ucap Dewa kembali.

"Ngga papa hmm cuma aku heran aja siapa yang mengirim pesan selarut itu" aku lanjut mengungkapkan rasa gelisah ku. "Selain itu, handphone kamu sekarang pakai kunci layar" ucapku lagi.

"Oh, itu penjual yang mengaturnya waktu aku beli, kan seminggu lalu aku baru aja ganti handphone yang" jawab Dewa yang bagi ku seperti mengelak.

"Begitukah? Kurasa ngga ada alasanku untuk melihat handphonemu hehe" aku berujar sambil tersenyum tipis. "Jadi apa?" aku masih bertanya, Dewa hanya melihatnya "Kata sandinya" lanjut ku lagi.

"0000" Dewa memberitahukan kata sandinya.

"Hahahaha." aku hanya bisa tertawa miris, "Hmm kurasa ngga ada tanggal spesial di hidupmu yang" tersenyum kecut aku mengatakannya.

"Kamu ingat apa yang kamu katakan saat melamarku?" aku masih berujar ke Dewa yang hanya menatap ku dengan wajah datar.

FLASHBACK sebelum menikah.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang