Bab 35

195 8 0
                                    


"Ibu bohong, kita memang sedih ibu, ibu akan kembali suatu saat nanti walaupun sekarang meninggalkan kami begitu saja, tapi aku terus menunggu ibu seperti orang bodoh, berfikir akan memaafkan ibu jika ibu kembali", Lala menggelengkan kepalanya. "Tapi ibu tidak pernah kembali, ibu tak akan kembali, aku ditelantarkan begitu saja, aku menyadarinya berpikir akan lebih baik jika ibu mati, dengan begitu sedikit setidaknya aku bisa memikirkan dan merindukan ibu saat itulah aku meyakinkan diriku takkan pernah meninggalkan siapa pun seperti perbuatan ibu. Aku tak akan membiarkan siapa pun meninggalkanku". jelas Lala dengan nada bergetar karena berbicara sambil menahan tangisnya.

Ibu Lala mencoba untuk membeli kepala Lala tetapi Lala segera menepisnya.

*****

"Aku baik baik saja, wanita sepertiku cenderung berumur panjang, anggap saja enggak ada kabar dariku adalah kabar baik, aku enggak akan pernah kembali lagi", pamit ibu Lala ke ayah Lala saat hendak meninggalkan rumah sakit.

"Tetaplah saling berkabar, aku harus tahu kalau kamu masih hidup, pastikan kamu menelepon ku setelah operasi mu selesai". - Ayah Lala

"Kamu pria luar biasa", ucap ibu Lala sambil menatap ke arah Lala yang saat ini sedang menunggu di luar pintu rumah sakit.

"Dia akan butuh lebih banyak waktu", ucap ayah Lala untuk menenangkan ibu Lala yang khawatir dengan sikap Lala.

"Aku harus menebus perbuatan ku,selamat tinggal", ibu Lala melangkah pergi meninggalkan rumah sakit tanpa berpamitan kembali dengan Lala. Lala melihat ibunya hanya melangkah pergi tanpa menghampirinya terlebih dahulu, hanya bisa menundukkan kepala masih dengan matanya yang berair. Dan dia memutuskan untuk kembali ke kantor untuk menyelesaikan tugas yang belum ia selesaikan.

*****

"Kamu baik baik saja?", tanya Dewa saat melihat Lala bangkit dari meja kerjanya dan bergegas akan pulang.

"Aku baik-baik saja, ini kan pekerjaan. Ayo Yona", ajak Lala ke Yona untuk makan malam ke penginapan Dany.

Dewa hanya menatap kepergian istrinya.

*****

Saat ini Lala dan Yona sedang berada di penginapan di mana Dany dan istrinya tinggal untuk sementara waktu.

Di meja makan sudah tersaji beberapa hidangan yang dibuat langsung oleh chef handal.

"Terima kasih untuk undangan makan malamnya pak", ucap Lala sebelum mereka memulai makan malam bersama.

"Aku merasa lebih baik berkat kamu", ucap Dany yang dibalas senyuman juga oleh istri Dany untuk Lala dan juga Yona.

"Jakarta itu bagus, lebih Indah dari dugaan ku. Aku dan istriku meninggalkan Jakarta saat masih anak-anak jadi kami selalu ingin berkunjung. Kami berdua dulu diadopsi". -Dany

"Aku senang anda menyukainya, kamu belajar bahasa Indonesia sendiri?", tanya Lala kepada Dany dan juga istrinya.

"Kalau aku enggak sehebat Dany dalam berbahasa Indonesia", ucap istri Dany sambil tersenyum manis.

"Bahasa Indonesia itu menarik, konsonan diciptakan dalam bentuk yang mudah dipelajari, itu bahasa yang logis dan indah. Aku cukup membosankan bukan?", tanya Dany menatap Yona karena sedari tadi ia perhatikan Yona hanya tersenyum saja mendengar mereka berbicara tanpa menanggapinya.

"Eh enggak kok pak", jawab Yona tergugup. "Ini pertama kalinya aku datang untuk pertemuan seperti ini, jadi aku agak gugup", Yona menjelaskan kalau saat ini ia sedang grogi.

"Aku juga enggak bisa menatap mata seseorang dan bicara dengan mereka saat bertemu untuk pertama kalinya. Seperti yang kamu lihat, semoga kalian bersenang-senang dan menikmati makan malam kita malam ini", ucap Dany sambil mempersilahkan tamunya untuk segera menyantap makan malam mereka.

"Terima kasih pak", ucap Yona.

"Yona kamu punya mata yang mengesankan, kedua matamu mengingatkanku pada safir hitam dalam dan jernih tapi agak bermasalah. Maaf jika aku menyinggungmu, aku bermaksud mengatakan itu sebagai pujian". - Dany

"Tidak, itu pujian yang pantas aku dapatkan. Mata anda juga bagus pak". - Yona

"Semuanya angkat gelas kalian, waktunya kita bersulang sebelum memulai makan", istri Dany memecah keheningan.

*****

"Aku akan memberitahu Dany, kita akan memakai sistem CEO, maka tugas semua dalam mempromosikan ku ke posisi itu begitu aku menjadi CEO kita akan menjual saham, beritahu aku jika sudah selesai". Tidak sengaja Lala mendengar pembicaraan istri Dany melalui telfon dengan seseorang saat ia hendak keluar dari kamar mandi.

Setelah ia mendengar istri Dany sudah selesai bertelepon ia hendak ingin kembali ke ruang makan dengan sedikit tergesa, tidak disangka ternyata ia berpapasan dengan Dany.

Dany langsung menyuruhnya untuk diam dan menarik Lala kembali ke dalam kamar mandi.

"Berpura-puralah tidak mendengar. Aku tahu. Aku tahu perbuatan istriku, tapi aku membutuhkannya sekarang". - Dany

"Tapi--", - Lala

"Aku tahu, aku takut dengan cerminc aku enggak tahan saat melihat diriku di cermin, karena aku terlihat sangat mengerikan. Tapi istriku orang pertama yang bilang dia menyukai. Biarkan aku melangkah maju. Tanpa dia aku gatau harus bagaimana. Seperti sekarang, aku tahu dia sudah sedikit berubah, tapi enggak apa-apa, aku membutuhkannya. Tolong berpura-puralah tidak mendengarnya m, aku mohon. Aku mohon padamu", pinta pak Dany ke Lala. Lala pun mengangguk.

Lala tidak menyangka ada juga pernikahan yang seperti inic betapa besar hatinya pak Dany melihat kelakuan istrinya.

Saat kembali ke meja makan, Lala dan pak Dany pun merasa canggung.

*****

"Yoga tidak makan sayuran jadi dia sembelit, apa anak usia lima tahun bisa sembelit? Aku enggak tahu. Awalnya Sony senang sekali bisa makan mie instan, karena terlalu sering memakainya, sekarang dia selalu meminta nasi. Kadi aku mencoba memasaknya, tapi aku enggak bisa menemukan berasnya. Kamu benar, aku enggak berguna tanpamu. Rumah berantakan, seharusnya tidak berantakan hanya karena kamu tidak di rumah. Tapi karena kamu sudah pergi, mengurangi kekacauan karena aku tahu di mana berasnya Dan akan membuat Yoga memakan sayuran, aku akan berusaha lebih keras. Jadi Raisa pulang lah, aku merindukanmu, rumah yang ada dirimu di dalamnya. Tolong ya bu", saat ini Lucky dan Raisa sedang bertemu di sebuah kafe. Lucky menceritakan apa saja yang terjadi di rumah saat Raisa tidak lagi tinggal bersama mereka.

"Tidak, belum saatnya", hanya itu yang bisa Raisa ucapkan. Walaupun ia sendiri juga merasa sedih meninggalkan Lucky dan juga anak-anaknya hanya bertiga saja di rumah.

*****

"Kamu bekerja keras Yona, berkat kamu semua orang lebih mudah tersenyum", puji Lala saat Yona dan Lala sedang berada di mobil menuju perjalanan pulang.

"Ibu yang lebih hebat, aku sangat mengagumimu", jawab Yona sambil tersenyum.

"Pak berhenti di sini saja, aku akan turun di sini", minta Lala ke sopir taksi. "Kamu lanjutkan saja naik taksi ini, ini duitnya", Yona mencoba menolak uang pemberian Lala. "Itu dihitung sebagai pengeluaran, selamat malam, hati-hati".

Lala memilih berjalan kaki untuk menuju apartementnya karena jaraknya juga sudah tidak jauh lagi. Angin malam membuat pikirannya sedikit lebih tenang, tidak dipungkiri ia terus saja memikirkan rumah tangganya dengan Dewa.

*****

"Kamu sudah pulang?" tanya Dewa saat Lala baru saja tiba memasuki apartementnya.

"Kita perlu bicara sebentar", ucap Lala.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang