"Kalau kamu ingin berada di pihak ku dan ingin aku membantu mu, kamu harus membuktikan dirimu layak di rapat nanti. Aku seorang pengusaha. Take and give. Tunjukkan hasilnya, dan aku akan mendukungmu penuh", seru bu Irma tegas ke Lala.
"Ya bu, saya mengerti", jawab Lala yang tidak kalah serius.
**
"Sepertinya Lala memihak ke adik ku. Dia membuat keputusan yang salah. Jika dia terus bersikap seperti ini, aku tidak bisa membiarkannya", geram Rangga setelah menghadiri rapat dadakan yang di adakan bu Irma. Saat ini ia menumpahkan rasa kesalnya pada Dewa di ruang kerjanya.
"Saya akan bicara dengannya pak".
"Ini pernyataan perang dari adik ku. Aku tidak bisa membiarkannya berbuat sesukanya", geram Rangga.
**
"Kenapa rapat tadi begitu menakutkan", ucap Lucky pada Rini saat keluar dari ruang rapat yang dipimpin Dewa dan Lala. Karena saat ini Tim Prestise dan Tim Manajemen di minta untuk bekerjasama dalam mengelola client penting dan pastinya nanti akan terlihat tim mana yang bisa bekerja baik dan di senangi client selama mereka berproses.
"Benar, tadi itu seperti berada di medan perang. Debatan tukar pikiran Lala dan Dewa sungguh mematikan satu sama lain", merinding Rini. Mereka kembali berjalan menuju ruangan kerja masing - masing.
"Bu", Lucky mencekal tangan Raisa saat hendak memasuki ruangan tim Manajemen.
"Apa kamu sudah memberitahu mereka mengenai pemberhentian kerja mu?", tanya Lucky lembut pada istrinya. Raisa hanya mengangguk dan tersenyum tipis lalu kembali masuk keruangannya.
**
"Ku rasa kita akan sering bertemu", goda Coki ke Helena saat mereka sedang menunggu pintu lift terbuka. Sore ini Helena dan Rini akan pulang bareng.
"Ku rasa begitu", jawab Helena.
Rini yang melihat Coki dan Helena tidak sedingin biasanya menjadi senyum - senyum sendiri. Lalu mengitari keduanya menatap curiga.
**
"La, aku tahu situasi kita sekarang ini menjadi canggung. Tapi setelah proyek ini selesai, akan ku pastikan tim Manajemen tidak akan menderita. Aku pun tidak akan membuarkan mu menderita di kantor karena aku. Jadi, sudah cukup", ucap Dewa setelah rapat ia meminta waktu untuk berbicara berdua saja dengan Lala.
"Apa maksud kamu?",
"Berhenti kah ikut campur dalam politik para eksekutif. Kamu tidak akan melakukannya jika bukan karena permasalahan kita. Pak Rangga akan berjuang dengan semua miliknya. Maka kamu nantinya juga akan kalah dan terluka".
"Berhenti lah berpura - pura perduli kepada ku. Aku akan mengurus urusan ku sendiri. Kita akan cari tahu siapa yang akan terluka setelah memulai ini. Bukan hanya pak Rangga yang berjuang dengan semua miliknya, namun bu Irma juga", Lala menanggapi santai kali ini ucapan Dewa yang mengarah ke pengancaman.
"Aku mungkin akan melawan mu di kerjasama kita ini", tukas Dewa.
"Ku rasa kamu salah, kamu sudah melakukan itu. Jadi tidak bisa di katakan masih akan", Lala menarik sebelah ujung bibirnya tersenyum sinis. "Dan dengan senang hati aku akan melawan mu kembali".
"Baik lah, ayo kita lanjut bekerja", Dewa berjalan meninggal kan Lala di ruangan rapat itu.
"Kenapa kamu tetap setia kepadanya? Ada apa di antara kalian berdua?", pertanyaan Lala menghentikan langkah Dewa sejenak namun ia tidak ingin menggubrisnya lalu kembali berjalan keluar.
**
"Bu Lala, ada yang ingin aku sampaikan", Raisa menemui Lala di dalam ruangan Direktur Tim Manajemen yang saat ini resmi di jabat Lala.
"Ada apa Sa?", jawab Lala tersenyum pada Raisa dan menjawab santai mode sahabat agar Raisa rileks, ia melihat wajah Raisa yang begitu tegang.
"Gue tahu lo baru di angkat sebagai direktur. Maaf kan gue. Tapi gue sudah memutuskan ini sebelumnya, gue ingin berhenti bekerja. Gue ingin fokus menjadi ibu rumah tangga san fokus menjaga anak - anak di rumah".
"Lo sudah memutuskan untuk berhenti?"
"Gue akan berhenti setelah proyek ini selesai. Gue akan tetap membantu lo".
"Gue yakin lo sudah lama memikirkan ini. Tapi tolong pikirkan sekali lagi. Gue tidak akan memproses pengunduran diri lo untuk saa ini. Gue berharap lo berubah pikiran. Lo rekan satu tim yang penting buat gue dan untuk tim kita".
**
"Astagaa, ibu ini sering kepergok berbelanja di mall dengan selingkuhannya, walaupun ketahuan anak - anaknya ia tidak perduli. Akan jadi masalah nantinya karena kita tidak tahu kapan skandal ini akan terkuak", bantah Rini, saat ini tim manajemen dan tim prestise sedang rapat untuk memilih calon client yang akan mereka ajak untuk bekerjasama dengan PT. Future Bright.
"Kalau ini Presdir dari Grup Spoon, tentu saja dia harus masuk dalam daftar kita", ucap Agus dari tim prestise.
"Dia di jatuhi hukuman percobaan atas penyerangan lima tahun yang lalu. Dia harus kita kecualikan", ucap Helena.
"Tapi tetap saja, dia salah satu pengusaha terkaya di negara kita ini", bantah Agus.
"Kita harus mencari client dari asal dan latar belakang yang baik, karena kedepannya akan mempengaruhi penjualan produk kita apabila mendapatkan client yang bermasalah. Presdir Grup Spoon itu di penjara atas kasus penyerangan yang juga melibatkan organisasi gengster. Jadi jangan libatkan dia", jelas Lala juga tidak setuju.
"Baik lah itu benar", Dewa juga menyetujuinya. Agus merasa kesal sedaritadi calon client yang disarankan dari tim prestise tidak ada yang di setujui.
"Nah ini, dia bilang akan di tunjuk sebagai presdir di salah satu universitas. Istrinya sudah memberitahu semua orang", ujar Rini dan di setujui oleh semuanya.
Giliran Yona yang akan menampilkan biodata dari client yang akan ia sarankan agar bisa bekerjasama dengan perusahaannya.
"Tidak banyak informasi tentang bu Suci ini", ucap Steven.
"Bu Suci? Aku belum pernah melihatnya. Kamu pernah melihatnya Helena?", ucap Raisa dan Helena memperhatikan lekat foto bu Suci yang di maksud sambil menggelengkan kepala.
"Astagaa. Kenapa tim kalian tidak tahu satu orang client penting di setiap perusahaan", kesal Agus.
"Dengan perusahaan mana dia biasanya bekerjasama?", tanya Raisa lagi.
"Aku cek dengan perusahaan Kilang Pride", Steven yang menjawab pertanyaan Raisa.
"Dia tidak akan masuk. Mari kita lanjut kan", Dewa langsung memutuskan tidak setuju karena ia tidak ingin nantinya Yona akan di salahkan apabila terjadi apa - apa dengan client pilihannya.
"Bapak mengenalnya?", tanya Rini langsung.
"Iya, sudah lanjutkan", pinta Dewa.
"Kamu harus memberitahukan alasan yang jelas mengenai penolakan pada bu Suci", ucap Lala.
"Dia tinggal di luar negri, jadi akan membuat kita sulit untuk berkomunikasi intens dengannya", jelas Dewa.
"Kalau dia menghabiskan banyak waktu di luar negri, namun kerjasamanya dengan perusahaan lain sejauh ini lancar, berarti dia orang yang kompeten".
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Ketiga Dalam Rumah Tangga
RomansaLala mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal, memberitahu bahwasanya suaminya tengah berselingkuh dengan salah satu karyawan yang berada di tim yang sama dengan dirinya. Mulai dari situ Lala berusaha mencari tau satu persatu dan betapa ia sangat...