Bab 15

199 10 0
                                    


Sesaat Lala dan Dastin hanya diam menikmati angin yang berhembus di pinggiran pantai.

"Hanya memikirkan bagaimana dia bersama dengan wanita lain membuatku kehabisan nafas dan merasa gila. Ku harap aku tidak pernah melihatnya. Kenapa aku mengikutinya? Benar yang di katakan sopir taksi tadi malam kalau kejadian ini tidak akan pernah terlupakan olehku" Lala lanjut mencurahkan isi hatinya yang sedang merasa sangat sedih saat ini.

"Hal busuk seperti itu, pasti akan diketahui, bangkai kalau di sembunyikan tetap akan tecium bau busuknya" ucap Dastin agar menenangkan Lala dan membuat Lala tidak perlu merasa bersalah karena sudah mengikuti suaminya tadi malam.

"Aku takut, aku bisa kehilangan dia. Apa yang harus ku lakukan sekarang Das? Apa yang perlu ku lakukan?" sambil menangis begitu dalam Lala menanyakan itu kepada Dastin. Dastin yang melihat Lala begitu dalam menangis hanya membiarkannya agar Lala bisa sedikit tenang tanpa menyembunyikan kesedihannya.

*****

Hampir jam 10 malam Lala tiba di rumahnya. Dewa yang sedari tadi menunggu kepulangan istrinya di ruangan tv pun lantas berdiri akan menyambut istrinya saat terdengar suara kunci pintu apartemennya terbuka dari luar. Saat Dewa dan Lala sudah berhadapan, Dewa sedikit memiliki rasa takut dan bersalah untuk menghampiri istrinya lebih dekat, karena ia tahu kalau istrinya sedang marah tidak mau untuk di dekatin.

"Aku ngga tau harus berkata apa padamu sekarang" ucap Lala ke Dewa yang saat ini sedang berdiri di depannya pada saat Lala baru saja memasuki apartemennya.

"Lala--" Dewa mencoba ingin memberikan alasan yang langsung dipotong oleh Lala.

"Tetaplah di ruang kerjamu, dan jangan sampai terlihat jelas permasalahan kita ini di kantor" lanjut Lala berkata sambil pergi meninggalkan Dewa yang masih berada diruang tv untuk masuk ke kamar tidurnya. Dewa hanya terdiam mendengarnya

Aku pernah percaya bahwa cintaku istimewa. Sangat istimewa hingga bisa mengisi retakan yang pecah ini. Aku ngga tau bahwa sesuatu yang retak bisa menyebabkan kerusakan yang besar. Lala bergumam di dalam batinnya sembari berjalan memasuki kamar tidurnya.

*****

Sesampainya di kantor, Helena yang baru saja datang dan melihat wajah Lala seperti sedang tidak baik-baik saja itu pun mendekati Lala. "Pagi Laaa, Lo lagi sakit?" tanya Helena to the point ke Lala.

"Pagi beb, oh engga kok, gue cuma kurang tidur aja tadi malam" jawab Lala sambil memberikan sneyuman ke Helena agar temannya itu tidak merasa khawatir dengan kondisinya. "Apa semuanya pulang dengan selamat setelah acara kumpul-kumpul?" tanya Lala lagi ke Helena untuk mengalihkan pembahasan tentang dirinya.

"Lo harusnya senang bisa pergi saat itu. Yang lain pergi ke ronde kedua ke karaoke sampai pukul 2 pagi, akibatnya malah kena hujan yang turun malam itu lebat sekali" ucap Helena sambil berjalan menuju merja kerjanya yang tepat bersebelahan dengan Lala.

Stefan yang mendengar Helena mengatakan itu pun menjadi bingung, "Hujan? Rumah bu Helena dan rumahku kan dekat, tapi di dekat rumahku tidak ada hujan malam itu" ucapnya karena merasa heran kenapa Helena mengatakan malam sabtu kemarin turun hujan yang lebat, sedangkan di rumahnya tidak ada hujan sama sekali. Lala yang mendengar itu juga menjadi bertanya-tanya, pasalnya di sekitaran hotel tempat ia memergokin suaminya turun hujan lebat malam itu seperti yang di katakan oleh Helena. Apa jangan-jangan?. Batin Lala muali menyangkut pautkan dengan kejadian sang suami di hotel, Helena dan juga hujan. Karena berdasarkan pesan teks yang ia terima mengena skandal suaminya, kalau suaminya tengah berselingkuh dengan rekan satu kantornya. Yangmana bisa jadi itu Helena, Raisa bahkan Yona. Helena yang mendengar ucapan Stefan di lihat Lala hanya mengabaikannya begitu saja sambil tetap melanjutkan aktivitasnya di meja kerjanya itu.

"Oh iya, bu Raisa kamu sudah pindah rumah?" Stefan bertanya ke Raisa saat itu juga.

"Tidak" jawab Raisa langsung merespon pertanyaan Stefan.

"Aku naik taksi di belakangmu, tapi kamu menjauh dari daerah tempat tinggalmu, jadi kupikir ibu pindah" jelas Stefan memberitahu Raisa. Lala yang mendengar itupun seperti ada keanehan yang terjadi.

"Aku meninggalkan barang di restoran tempat kita makan kemarin, jadi aku kembali sebentar dan arah taksi menuju jalan yang bisa putar balik" jawab Raisa dengan nada yang menutu pendengaran Lala begitu gugup.

"Apa yang Lo tinggalkan disana?" tanya Lala cepat ke Raisa karena penasaran. Stefan, Helena dan Yuri yang mendengar pertanyaan Lala pun ikut terheran. Begitu juga dengan Raisa yang hanya meng hahkan pertanyaan dari Lala.

"Sudah cukup malam saat itu, kenapa Lo ngga menelpon restoran dan meminta mereka menyimpannya saja?" tanya Lala kembali tidak ingin membuat yang lainnya curiga dengan pertanyaannya yang sebelumnya.

Dengan terbata Raisa menjawab "Itu handphone, handphoneku yang ketinggalan malam itu makanya aku harus kembali lagi ke restoran untuk mengambilnya" Raisa mengatakan alasannya pada malam itu. Helena yang mendengar itu pun menatap lekat ke Lal yang terlihat gelisah.

Lala yang masih merasa curiga dengan Raisa pun masih terus memikirkan segalanya. Apa mungkin Raisa yang di jumpai Dewa saat di hotel malam itu, atau Helena?. Batin Lala menerka-nerka kemungkinan-kemungkinan itu. Lantas Lala pun berjalan keluar dari ruangan menuju toilet. Di lihatnya toilet dalam keadaan kosong hanya ada dirinya seorang. Lala pun mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor telpon restoran yang mereka datangi sabtu malam kemarin. Dan terlihat sedang menelfon nomor itu.

"Ya, kami berkumpul di sana sabtu malam lalu"

"Ya, PT. Future Bright, ada yang meninggalkan handphonenya di sana?"

"Tidak ada ya? Kalau begitu apa ada yang datang dan mengambil handphone mereka disana?"

"Tidak ada juga? Baiklah terima kasih ya mbak"

Itula percakapan yang Lala lakukan dengan pegawai restoran sabtu malam itu via telepon. Lala hanya ingin memastikan ucapan Raisa itu benar atau tidak, dan ternyata ada kebohongan yang Raisa katakan. Bahwasanya tidak ada Raisa kembali ke restoran itu untuk mengambil handphonenya. Lantas kemana Raisa malam itu pergi? Dan kenapa harus berbohong saat Stefan menanyakannya?.

Pada saat Lala ingin keluar dari toilet, ia berpapasan dengan Rini. Dan saat itu Rini pun menyampaikan bahwa ada rapat mendadak yang akan di laksanakan 10 menit kedepan, dan Lala di minta Rini untuk segera bersiap-siap. Lala pun mengiyakan dan berjalan keluar toilet menuju ruangan kerjanya.

Saat rapat itu berlangsung, Rini sedang menjelaskan sesuatu di depan dengan menggunakan layar monitor kepada rekan-rekannya. Dimana Lala hanya melamun sambil memeprhatikan gerak gerik Raisa dan juga Dewa di dalam ruangan itu. Ia ingin melihat apakah ada kejanggalan diantara mereka berdua.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang