Bab 49

70 4 0
                                    

Dewa mencoba ingin menghapus air mata Yona tetapi tidak jadi ia lakukan, ia melepaskan genggaman tangan Yona dan berjalan memasuki mobilnya untuk meninggalkan Yona.

Lala yang melihat rekaman itu menutup mulutnya tidak menyangka kalau Yona akan melakukan hal yang menjijikkan seperti itu. Memeluk suaminya bahkan meminta suaminya untuk tetap tinggal bersamanya. Lala benar-benar merasa shock dan tidak bisa membendung tangisnya.

FLASHBACK OFF

*****

Lala memasuki ruangan kerja Tim Manejeman. Di lihatnya rekan-rekan timnya sudah berada di sana. Bahkan ia melihat Rini yang sedang bermain ke ruangannya.

Dengan tatapan tajam ke arah Yona, Lala berjalan ke arah Dewa yang masih berdiri di ruangan itu.

Yona sendiri merasa sedikit takut melihat tatapan mata Lala yang tidak seperti biasa kepadanya.

Lala tersenyum ceria sambil mengucapkan selamat ke suaminya atas kenaikan jabatan.

"Selamat sayang", sambil mengulurkan tangannya ke Dewa Lala mengucapkan selamat.

Dewa terkejut melihat sikap Lala yang tidak seperti belakangan ini yang selalu dingin terhadapnya.

"Terima kasih sayang", ucap Dewa sambil membalas jabatan tangan Yona.

"Terima kasih ya semuanya, aku akan berterima kasih pada semua orang saat makan malam nanti", Dewa berjalan menuju ruangannya setelah mengucapkan itu, begitu juga dengan Lala yang berjalan menuju meja kerjanya.

*****

"Kalian bekerja keras untuk acara pameran kemarin, tapi aku belum sempat berterima kasih sampai detik ini kepada kalian. Aku mengundang kalian makan malam untuk menunjukkan rasa terima kasih dan menyelamati promosi kenaikan jabatan Pak Dewa. Aku tahu rumor terbaru telah berdampak buruk bagi semua orang. Ini semua karena ketidakkemampuanku, kadi salahkan aku untuk semua kesulitan. Sementara itu seseorang kesulitan, jadi ku harap kalian akan menunjukkan dukungan penuh terhadap Yona sebagai anakku. Untuk merayakan kesuksesan, kita akan makan dan minuman yang enak dan mahal hari ini", Pak Rangga mengangkat gelasnya tanda bersulang.

"Yona, rumor belakangan ini sangat berat kan?", ucap Bella dari tim pemasaran beramah tamah ke Yona. Beberapa karyawan memang kelihatan menjadi sering mencari perhatian ke Yona sejak tahu kalau Yona adalah anak dari wakil Presdir mereka

"Gue benci orang-orang yang sembarangan berbicara. Seharusnya mereka tidak boleh membicarakan apa pun sampai mereka tahu kebenarannya", ucap Gigi salah satu karyawan PT. Future Bright menimpali. Yona tersenyum senang mendapati kalau sekarang teman-teman di kerjaannya mendukung penuh dirinya dan tidak lagi menatap sinis ke arahnya.

"Kekuasaan memang hebat. Bukan kah kita juga harus mengatakan sesuatu padanya?", ucap Rini yang sedaritadi memperhatikan Yona dari meja sebrang.

"Stev, begitulah keadaannya di tempat kerja, kamu harus tahu siapa yang berkuasa. Berusaha lah lebih keras untuk membuatnya senang", ucap Rini mengajari Steven.

"Dia cuma anak dari wakil Presdir, bukan wakil Presdir", Berbeda dengan Steven yang masih ada rasa tidak suka dengan Yona. karena ia tahu Yona adalah duri di rumah tangganya Lala, terlepas Yona sekarang di akui menjadi anak dari pak Rangga. Helena tersenyum mendengar jawaban Steven.

"Apa orangtua lo kaya? Lo bekerja hanya untuk bersenang-senang?", tanya Rini ke Steven.

"Terserah lah bu Rini, tetap anggota tertinggi di tim kami adalah bu Lala. Bu Lala lah yang paling penting", ujar Steven dengan nada kesal.

"Ada apa? Kenapa lo dari tadi senyam senyum begitu dengar kekesalan Steven?", pertanyaan Rini itu tertuju untuk Helena.

"Mereka bersemangat kan memuji muji Yona", tunjuk Helena ke arah meja Yona.

"Helena akan akan mengalahkan semua orang dan sudah berada di hadapannya. Mungkin lo yang kehilangan semangat hanya karena satu promosi naik jabatan yang terlewatkan. Lo iri kan sama Yona", ucap Rini mengejek Helena. Helena hanya tersenyum menanggapi ucapan Rini.

Lala sendiri sedari tadi hanya bergantian menatap Dewa dan juga Yona.

"Apa kalian menikmati makanannya?", pak Rangga menghampiri meja Lala dan tim. Steven langsung menarik bangku kosong yang ada di sampingnya untuk mempersilahkan pak Rangga duduk.

Melihat pak Rangga bergabung di meja timnya, Dewa langsung ikut duduk di samping Lala.

"Lala, ku dengar kamu adalah pahlawan saat acara pameran kemarin", - Pak Rangga

"Tidak pak, itu semua berkat kerja sama tim", - Lala

"Kamu tahu bahwa kamu adalah alasan kenapa aku sangat menyukai Pak Dewa. Dia membangun dan menjaga keluarga yang sehat dengan istri yang berbakat dan baik, yang membuatku sangat menghormatinya", - Pak Rangga

"Terima kasih pak untuk pujiannya", - Lala

"Aku ingin kalian berdua datang untuk makan malam bersama istriku", ucap Pak Rangga mengundang Dewa dan juga Lala.

"Maafkan kami pak, kami ada acara keluarga yang sudah lama di janjikan", Dewa menolak halus ajakan dari Pak Rangga.

"Tapi kami akan meluangkan waktu untuk tawaran baiknya", ucap Lala yang berbanding terbalik dengan Dewa justru menyetujui undangan Pak Rangga.

"Aku tidak ingin kalian merasa terbebani karena aku", ucap Pak Rangga.

"Tidak apa-apa kok pak. Kami yakin orangtuaku akan mengerti begitu kami bicara dengan mereka", ucap Lala sopan.

"Baiklah, aku akan meminta Pak Dewa untuk meluangkan waktunya dan menentukan waktu beserta tempatnya", ucap Pak Rangga dan setelah itu melirik ke arah meja Yona.

"Aku tahu perjalanannya masih panjang, tapi tolong ajari dia dengan baik. Aku bisa mempercayainya dengan kamu kan Lala", pinta Pak Rangga yang di balas anggukan berserta senyuman oleh Lala. Pak Rangga pun pergi meninggalkan meja Lala untuk menghampiri meja tim yang lainnya bergantian.

*****

Raisa teringat percakapannya dengan Lala kemarin saat di ruang kesehatan di kantornya.

"Apa ibu yang mengirim pesan itu?", tanya Raisa terbata-bata. "Aku tidak mau terlibat rumor aneh di kantor, aku datang untuk melihat siapa yang mengerjai ku. Entah apa yang ibu pikir kan, tapi bukan aku", ucap Raisa menggelengkan kepalanya.

"Apanya yang bukan kamu?", pertanyaan Lala membuat Raisa gelagapan.

"Apa?", tanyanya.

"Apa maksudmu bahwa bukan kamu yang berselingkuh dengan suamiku?", tanya Lala memastikan.

"Bu Lala, tahu?", tanya Raisa tidak menyangka.

"Bagaimana kamu tahu Sa? Sejak kapan? Sudah lama ya?", cecar Lala tetapi Raisa hanya diam saja.

"Apa hanya aku yang tidak tahu?", tanya Lala lagi.

"Tidak bu, aku hanya kebetulan melihat mereka bersama. Tetapi sepertinya sudah berakhir. Jadi ku pikir akan lebih baik agar kamu tidak mendengarnya bu", ucap Raisa tidak tega.

"Begitu rupanya. Dewa tidak tahu kalau aku sudah tahu siapa selingkuhannya. Berpura-puralah tidak tahu", pinta Lala. "Yaudah Sa, kamu istirahatlah, aku harus kembali ke ruanganku. Kamu jangan begitu tegang, itu tidak baik untuk bayinya", Lala meninggalkan Raisa di ruangan itu sendirian.

*****

Raisa berjalan menuju toilet, ia bertemu dengan Lucky yang sedang berjalan tergesa gesah ke arahnya.

"Sa, aku di telfon pengasuh anak kita, mengabarkan kalau Yoga terluka dan saat ini sudah di bawa ke UGD", Raisa yang mendengar itu langsung melangkahkan kakinya cepat menuju keluar restaurant

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang