Bab 66

66 6 0
                                    

Saat Raisa sudah memastikan Yona dan Dewa sudah memasuki lift, ia memasuki ruangan kerja tim management karena niat awalnya kembali ke kantor karena ada berkas yang harus dia kirimkan malam itu juga. Setelah itu ia segera pergi untuk pulang menggunakan taksi yang tadi sudah menunggunya tidak jauh dari kantor. Namun saat ia baru saja memasuki taksi itu, ia melihat Yona berjalan ke arah kantor kembali. Namun mengabaikannya begitu saja.

Malam itu Yona kembali masuk ke kantor dan menuju ruangan tim management. Ia langsung menuju meja kerja Lala untuk mengirimkan sebuah pesan anonim melalui komputer kerja pribadi Lala.

Flashback Off

"La, ada yang mau gue katakan sama lo", ucap Raisa saat akan kembali pulang dari kontrakan Helena.

"Iya Sa bilang aja", seperti biasa Lala selalu tersenyum apabila sedang berbicara dengan seseorang.

"Pada malam itu, saat lo bilang ada yang mengirimi lo pesan aneh. Gue curiga dengan Yona", Raisa pun menceritakan bagaimana kejadian yang ia lihat pada malam itu.

"Jadi maksudnya, Yona sendiri yang mengirimi gue pesan itu?", tanya Lala terkejut, Raisa pun menganggukkan kepala tanda membenar kan.

*****

*****

"Ada yang ingin ku tanyakan pada mu", ucap Dewa saat sudah memberhentikan mobilnya di depan apartemen Yona. "Hari itu, hari pertama kita bertemu setelah kita putus-",

"Pada hari pertama aku di pindahkan ke kantor?", tanya Yona memotong ucapan Dewa. Dewa pun menganggukkan kepalanya

"Kenapa kamu melakukannya?", tanya Dewa tegas. "Maksud ku kenapa kamu mengirim pesan itu kepada Lala?", mendengar itu Yona langsung panik, hal yang selama ini ia tutupi akhirnya ketahuan juga oleh Dewa.

*****

Siang ini Yona terbangun karena mendengar suara telfon berdering dari ponselnya. Ia segera melihat siapa yang menghubunginya di hari libur seperti ini. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya ia melihat nama yang tertera di ponselnya.

'Bu Lala memanggil...'

Seketika jantung Yona berdetak lebih cepat dan ia membelakakkan matanya. Ia terkejut tidak biasanya Lala menghubunginya di luar hari kerja. Ia harus memberanikan dirinya untuk menganggkat panggilan itu.

"Kamu dimana sekarang?", Lala langsung bertanya begitu sambungan telfonnya di angkat Yona.

"Aku di apartemen bu", jawab Yona gugup padahal saat ini ia hanya berbicara melalui sambungan telfon tanpa melihat wajah Lala.

"Baik lah. Saya kesana sekarang juga, kirim lokasinya, kamu tunggu saya di bawah", ucap Lala langsung mematikan sambungan telfon.

Mendengar itu Yona langsung bergegas membersihkan diri san mengganti pakaiannya. Ia tidak mau terlihat kucel bangun tidur seperti ini di hadapan saingannya. Setelah itu ia langsung turun ke bawah apartemen menggunakan lift, dan berdiri di depan untuk menunggu Lala datang.

Di tempat lain, Dewa ingin ke apartemen Yona untuk mengantarkan barang Yona yang tadi malam tertinggal di mobilnya.

Lala yang saat ini sudah sampai di apartemen Yona langsung memarkirkan mobil dan berjalan cepat menuju Yona yang ia lihat sudah berdiri di depan apartemen itu. Langsung saja Lala menampar dan menarik kerah baju Yona. Karena memang suasana di depan apartemen Yona terbilang sunyi.

"Beraninya lo mengirimi gue pesan itu", geram Lala yang sudah tidak bisa berbicara baik lagi sama Yona. Terlihat Yona hampir menangis di perlakukan seperti itu oleh Lala.

"Lo udah kelewatan. Ada batas untuk menikam orang lain dari belakang dan berpura - pura seolah tidak bersalah! Lo terlalu berani", Lala mencampakkan tubuh Yona sehingga membuat Yona jatuh tersungkur.

Pada saat yang sama Dewa baru saja tiba sambil membawa paper bag berisi barang Yona yang akan ia kembalikan. Ia melihat Lala dan juga Yona yang masih dalam posisi terjerembam di bawah.

"Lala", panggil Dewa membuat Lala menoleh ke belakang, masih dengan dada yang berdebar begitu hebat, ia melihat Dewa berjalan cepat ke arah Yona dan membantunya untuk berdiri. Yona langsung berdiri lalu memeluk Dewa sambil menangis ketakutan. Melihat itu semakin membuat Lala muak.

"Apa karena ini kamu mengambil rekaman CCTV? Demi melindungan bina**ng satu ini?", ucap Lala marah dan menampar Dewa.

Plak. Yona semakin menangis melihat lelaki yang sangat ia cintai di tampar.

"Dasar brengsek!", berang Lala lalu mengalihkan pandangannya ke Yona. "Lo keluar dari tim gue. Semua orang sudah tau kalau lo berselingkuh sama suami gue", membuat Dewa menatap Lala terkejut. Bagaimana bisa yang lain sudah tahu pikirnya. Ia sangat malu, karena selama ini ia membangun kepribadian yang baik di depan semua orang.

"Tinggalkan atas kemauan lo sendiri sebelum semuanya semakin buruk", lala berlalu meninggalkan dua manusia brengsek di dalam hidupnya.

Yona masih terus saja menangis di pelukan Dewa. Dewa sendiri tidak ingin lagi mengejar Lala. Ia memilih bersama Yona dan mengajak Yona untuk masuk ke kamar apartemennya.

*****

"Istirahat lah lagi kamu", Dewa bangkit setelah memastikan Yona sudah tenang dan tidak menangis lagi.

"Aku minta maaf", ucap Yona lirih. "Aku cemburu padanya sejak hari pertama aku bergabung di tim mu. Saat pertama kali kamu memperkenalkan ku dengan semua orang di tim itu. Aku melihatnya sebagai sosok yang ceria. Setelah itu saat ia mengajari ku di hari pertama ku kerja, aku melihatnya ia sangat baik dan pintar. Saat itu lah aku tahu, aku tidak akan pernah bisa menang melawannya. Kenapa lawan ku harus seperti istri mu? Aku marah pada diri sendiri karena betapa kecilnya aku jika di bandingankan dengan dia. Aku tidak bisa menerima itu semua. Tidak bisa menerima kenapa hubungan kita harus berakhir begitu saja dan seperti tidak pernah ada yang terjadi di antara kita", Yona kembali menangis dan melihat itu Dewa hanya diam saja menundukkan kepalanya.

"Aku ingin membuat hidupnya sedikit retak, karena ia terlalu mulus, terlalu sempurna menjadi seseorang yang bisa selalu berada dekat dengan mu. Aku ingin melukainya. Tapi, aku merasa bersalah saat ia pernah mengobati luka yang ada pada kaki ku. Dia adalah orang yang hebat. Aku menyesal telah melakukan itu", tangisan Yona semakin terdengar pilu membuat Dewa menatapnya.

"Aku tahu aku jahat. Tapi tolong, jangan membenci ku. Ku mohon. Jangan membenci ku", Dewa merangkul Yona yang menangis sesenggukkan untuk kembali menenangkannya.

*****

Lala memutuskan untuk membatalkan pengajuan perceraiannya. Ia akan membuat Dewa beserta Yona menderita karena tidak akan pernah bisa bersama di dalam suatu hubungan yang sah.

Hari ini, kantor di kejutkan dengan berita yang tersebar yaitu pemecatan pak Baim dari perusahaan Future Bright. Mendengar itu tentunya membuat Helena dan para korban lainnya merasa senang. Namun berbeda dengan yang belum mengerti permasalahannya, yang menganggap pemecatan Baik akibat ulah ketidaksukaan Helena.

Orang Ketiga Dalam Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang